Masariku Network, 26 Juni 2007
Advance Maluku
Press release
Mitra strategis Pemda Maluku dari Russia menarik diri!
Merasa dibohongi oleh BAPEDA, akhirnya Wind Mill Latuhalat dicopot karena Sudah
6 bulan tidak dibayar Pemda/ BUMD Maluku!
Ambon - 25 Juni 2007
Maluku kehilangan mitra strategisnya dari Russia karena ketidakmampuan
Pemerintah Provinsi dalam menepati janji pembayaran windmill yang sudah 6 bulan
tertunda-tunda terus.
Berbagai alasan klasik selalu diberikan oleh Pemprov, begitu juga dengan janji-janji
kosong yang tidak pernah terealisir. Akibatnya pihak Russia, dalam hal ini Scienmet
Group, memutuskan untuk menarik Windmill yang telah diresmikan oleh Mantan
Menteri Negara Pembangunan Daerah Tertinggal, Saifullah Yusuf dari lokasi Wind Mill
di desa Latuhalat, kota Ambon. Pembangunan Windmill tersebut merupakan proyek
percontohan
Latar belakang kerjasama Maluku - Russia
Kerjasama pembangunan usaha/ industri & pendidikan Energi Terbarukan dibentuk
antara berbagai lembaga di Maluku (Pemerintah-Pengusaha & Pendidikan) dengan
pihak-pihak terkait di Russia. Di sektor Pemerintahan, Pemprov Maluku telah
menandatangani kesepakatan pembangunan kerjasama dengan Pemerintah Regional
Moscow, di sektor Usaha, BUMD PD Panca Karya, melalui "anak-anak
perusahaannya", telah menandatangani kerjasama usaha di bidang Energi Terbarukan
dengan Scienmet Group. Sedangkan di bidang pendidikan, Universitas Pattimura
bekerjasama dengan Dubna International University, di Dubna, Moscow, yang adalah
juga kota pusat riset nuklir dan teknologi Russia.
Selain kerjasama-kerjasama tersebut di atas, Maluku juga telah menjalin kerjasama
dengan lembaga-lembaga Pemerintahan & Usaha lainnya. Yang paling menonjol
adalah kerjasama antara Pemprov Maluku dengan LUKOIL OVERSEAS HOLDING,
yang merupakan perusahan Energi terbesar dunia saat ini yang berasal dari Russia.
Keseluruhan kerjasama yang ada dan yang dalam tahap pembangunan dapat
terbangun atas upaya SCIENMET Group dan Team Advance Maluku (Kelompok Kerja
Swadaya yang bermitraan dengan Pemprov Maluku). Adalah Scienmet yang telah
banyak berjasa dalam menjembatani terjadi semua kerjasama yang ada antara
Maluku & Russia. Mereka lakukan hal tersebut tanpa pamrih. Sayangnya,
Pemerintah Provinsi Maluku, dalam hal ini pihak BKPMD maupun PD Panca Karya
tidak melihat hubungan tersebut sebagai sesuatu yang sangat strategis sehingga
masing-masing institusi tersebut pun "meninggalkan" ajang pembangunan hubungan
kerja tanpa alasan yang jelas.
Ketika delegasi Maluku melakukan lawatan kerja ke Russia pun ternyata tidak semua
anggota Pemda yang secara konsisten hadir di setiap pertemuan-pertemuan penting.
Kenyataannya, di setiap pertemuan strategis yang selalu konsisten hadir adalah
Gubernur, Rektor Unpatti, Ketua DPRD Provinsi, Ketua Komisi B DPRD Provinsi serta
perwakilan Advance Maluku. Sementara Dirut Panca Karya dan Kepala BKPMD
hanya sibuk jalan-jalan saja. Yang lucunya, biaya perjalanan Dirut Panca Karya
ditanggung sepenuhnya oleh Pemprov Maluku. Sementara selama di Russia ternyata
pihak BKPMD tidak membawa dana cukup (cuma US$ 1,000 untuk menanggung
akomodasi, transportasi dan makan 24 orang selama 1 minggu) sehingga
mengakibatkan Gubernur, Ketua DPRD, Rektor Unpatti setiap hari dikeluarkan dari
kamar hotel mereka masing-masing karena tidak dapat membayarnya. Untung saja
ada Dirut Bank Maluku & Kepala Cabang Utama yang langsung turun tangan
menangani pembiayaan-pembiayaan tersebut. Team Perwakilan Kadin Provinsi pun!
turut serta mengambil bagian dalam menutupi biaya-biaya tersebut.
Team Advance Maluku pun tidak luput dari permasalahan yang sama, termasuk crew
TVRI yang ikut serta maupun Dekan Fakultas Perikanan Unpatti. Akhirnya sebagian
anggota Team Advance Maluku terpaksa menggunakan dana pribadi mereka
masing-masing untuk membayar biaya kamar, makan dan transportasi demi
kelancaran pembangunan kerjasama di Russia. Sebagian lagi menumpang tidur di
Kedutaan RI di Moscow.
Oleh karena itu sangatlah masuk akal bilamana pihak BKPMD & Panca Karya tidak
memahami konteks & esensi dari kerjasama yang telah dibangun, bahkan mereka
cenderung pasif. Terlebih dari itu, baik BKPMD maupn Panca Karya terkesan bingung
dalam menghadapi pola kerja baru yang diterapkan oleh Team Advance Maluku
sehingga membuat masing-masing pihak mundur secara teratur tanpa pemberitahuan
yang jelas.
Dengan mundurnya Scienmet Group dari kerjasama dengan Pemprov Maluku, maka
kerjasama pendidikan maupun usaha pun berpotensi putus di tengah jalan karena
masing-masing memiliki keterkaitan erat dengan Scienmet Group. Hal ini dikarenakan
oleh: (1) Scienmet adalah produsen pembangkit listrik energi terbarukan, (2) para
pakar mereka juga adalah dosen & guru besar di Dubna Internasional University, (3)
jaringan ke bisnis-bisnis strategis lainnya dibangun oleh Scienmet Group. Dubna Int'l
University telah melakukan Kuliah Umum pertama di Universitas Pattimura pada
tanggal 15 Mei yang lalu. Sedianya, kuliah Umum Kedua akan dilakukan pada
penghujung bulan ini. Melihat kenyataan yang ada, kemungkinan hal ini pun akan
gagal terlaksana.
Kunjungan ke Russia kemungkinan besar merupakan kunjungan ke luar negeri
satu-satunya yang membawa hasil konkrit dan dalam waktu singkat bagi Pemerintah
Provinsi Maluku. Kunjungan-kunjungan ke luar negeri sebelumnya seperti ke China
maupun ke Eropa hingga saat ini tidak memberikan hasil yang konkrit dan
berkelanjutan. Melihat kenyataan tersebut, seharusnya baik BKPM, PD Panca Karya
bahkan setiap Satuan Kerja terkait lainnya menanggapi & menindaklanjutinya dengan
baik.
BAPEDA Provinsi sebagai Koordinator Manajemen Program Pembangunan pun
terkesan kehilangan arah dan tidak memiliki strategi pembangunan yang baik dan
benar. Terlepas dari adanya Rencana Pembangunan Jangka Menengah - RPJM (d/h
Renstrada), kenyataannya pemahaman dari pimpinan BAPEDA atas apa yang harus
dilaksanakan ternyata masih sangat minim. Hal ini dapat dilihat dari tidak adanya
Konsep Pembangunan yang bersifat komprehensif dan integral yang dapat menjawab
tantangan utama Provinsi Maluku saat ini, yaitu: KEMISKINAN & PENGUNGSI. Yang
terjadi justru Kemiskinan & Pengungsi dijadikan "Komoditas Unggulan" dalam
menggalang dana-dana tambahan yang hingga saat ini pun masing-masing tidak
memberikan hasil konkrit & nyata, bahkan cenderung meninggalkan pekerjaan rumah
yang tidak kunjung tuntas. Pembuatan RPJM hanyalah menjadi 'proyek' yang selesai
di tahap pembuatannya, tetap tahap pe! laksanaannya masih menjadi tanda tanya
besar.
Yang BAPEDA Perlukan adalah pemahaman konsep & penerapan Program &
Portfolio Management untuk dapat menjalankan fungsi dan tugas mereka dengan baik
sehingga masyarakat Maluku pun dapat secara langsung dan cepat merasakan
manfaat pembangunan.
Dalam konteks kerjasama dengan pihak Russia (Scienmet Group), adalah pimpinan
BAPEDA Provinsi yang terakhir kali melakukan negosiasi pembayaran dengan pihak
Scienmet di kantor BAPEDA, yang terjadi di pertengahan bulan Maret 2007. Pada
kesempatan tersebut, Kepala BAPEDA berjanji akan menuntaskan pembayaran Wind
Mill pada akhir bulan April 2007. Pernyataan lisan tersebut disaksikan oleh Kepala
Dinas Pertambangan & Energi, Ketua Team Advance Maluku dan pihak Scienmet
sendiri. Setelah hampir 3 bulan kesepakatan tersebut berjalan, tidak terlihat ada
indikasi berjalannya proses pembayaran tersebut.
Yang terjadi justru "Proses Pembayaran" dijadikan "kekuatan tawar-menawar" antara
BAPEDA dengan Team Advance Maluku agar supaya Team Advance Maluku dapat
memberikan konsep-konsep pembangunan serta melakukan pekerjaan-pekerjaan
rumah Pemda yang tidak terselesaikan seperti permasalahan Dok Wayame, PT
Perikanan Nusantara Cabang Ambon (d/h PT Usaha Mina) serta pekerjaan-pekerjaan
ad-hoc lainnya yang bukan merupakan bagian dari tanggung jawab maupun konteks
kerjasama Team Advance Maluku dengan PEMDA Maluku.
Kemandulan PD Panca Karya - Mundurnya PT Krakatau Steel
Selain kerjasama dengan Pihak Russia, Team Advance Maluku juga membangun
kerjasama dengan BUMN Strategis, yaitu PT Krakatau Steel (PTKS) pada bulan
Oktober 2006. Tujuan utama dari pembangunan kerjasama ini adalah untuk menekan
biaya pembangunan di Maluku, khususnya di bidang pengadaan bahan baku
pembangunan seperti Besi Baja.
Sebagai Distributor PTKS, PD Panca Karya memperoleh diskon 50% dari harga baja
di pasar. Contohnya, bila harga besi baja di pasar Jawa Rp.15.000 per kg, maka PD
Panca Karya dapat memperolehnya dengan harga Rp.7.500 per kg. Selain besi baja,
PTKS juga memiliki produk-produk unggulan lain seperti Rumah Baja (Knocked
Down) yang dipasarkan dengan harga +/- Rp.50 jt untuk tipe 36, +/- Rp.90 jt untuk
tipe 45.
Untuk memperoleh lisensi distributor PTKS bukanlah hal yang mudah dan murah.
Banyak perusahaan di Jakarta yang sementara antri dan siap bayar miliaran rupiah
untuk memperoleh lisensi tersebut. Sementara PD Panca Karya dapat
memperolehnya dengan cuma-cuma.
Sayangnya upaya yang dibangun oleh Team Advance Maluku tersebut tidak
ditindaklanjuti secara profesional sehingga hingga saat ini belum ada bentuk usaha
konkrit yang dihasilkan oleh PD Panca Karya, padahal di dalam akta perjanjiannya,
PD Panca Karya bertanggung jawab terhadap aspek pemasaran produk-produk
PTKS. Beberapa pengusaha daerah yang tergabung dalam KADIN Provinsi Maluku
telah menyatakan niatnya untuk ikut berpartisipasi di dalam kerjasama tersebut tetapi
sayangnya mereka tidak memperoleh tanggapan positif dari Dirut PD Panca Karya
tsb.
Walhasil, dalam waktu dekat ini PT Krakatau Steel pun akan menarik diri dari
kerjasamanya dengan PD Panca Karya.
Quo Vadis Gubernur & Wakil Gubernur Maluku?
Melihat kenyataan yang ada mengenai ketidakmampuan Dirut PD Panca Karya
maupun Kepala BKPMD & BAPEDA Provinsi Maluku, Gubernur & Wakil Gubernur
Maluku seharus mengambil tindakan tegas serta langkah-langkah strategis dalam
membenahi manajemen masing-masing lembaga tersebut untuk memastikan fungsi
dan peran dari masing-masing lembaga dapat berjalan dengan baik dan memberikan
manfaat bagi stakeholder utama pembangunan di Maluku, yaitu masyarakat miskin.
Penunjukan & Penetapan Pimpinan BUMD Provinsi maupun Kepala BKPMD
sebaiknya dilakukan berdasarkan faktor-faktor berbasis kompetensi, kapabilitas dan
integritas sehingga kinerja mereka pun dapat diukur dan masyarakat Maluku dapat
melihat dengan jelas & merasakan langsung manfaat dari hasil kerja mereka.
Team Advance Maluku
Team Advance Maluku adalah suatu kelompok kerja swadaya & swadana yang
dibentuk oleh BAS Consulting (Jakarta) untuk membantu pemerintah Maluku dalam
menyusun program-program pembangunan yang bersifat strategis. Mayoritas anggota
Team Advance Maluku terdiri dari para dosen Universitas Pattimura yang datang dari
berbagai latar belakang disiplin ilmu. Mereka semuanya bekerja berdasarkan SK
Rektor Unpatti yang memperbantukan masing-masing dosen tersebut ke dalam Team
Advance Maluku secara sukarela.
Selain program-program kerjasama yang telah dibangun dengan pihak Russia
maupun dengan BUMN pusat, Team Advance Maluku juga telah membantu
memfasilitas penyelesaian pembayaran tunggakan gaji karyawan PT Perikanan
Nusantara cabang Ambon (d/h PT Usaha Mina) sehingga dana sebesar Rp.1.3 Miliar
bisa turun dan tersalurkan kepada saudara-saudara di perusahaan perikanan tersebut.
Program Desa Mandiri Maluku
Saat ini Team Advance Maluku sedang mempersiapkan diri dalam
mengimplementasikan Program Pengentasan Kemiskinan di Maluku berbasis
Pembangunan Inisiatif Klaster Industri yang bernama PROGRAM DESA MANDIRI
MALUKU. Program ini merupakan hasil kolaborasi Advance Maluku dengan
Kementerian PDT, Menko Kesra, Kementerian Kelautan & Perikanan,
Lembaga-Lembaga Donor & Teknis Internasional serta Universitas Pattimura.
Rencananya, per tiga (3) bulan, +/- 100 Kepala Keluarga akan dikeluarkan dari garis
kemiskinan dan dibangun untuk menjadi Keluarga Mandiri melalui program-program
pemberdayaan berbasis usaha berdaya saing berkelanjutan. Untuk memperkuat
program tersebut, pihak Advance Maluku su! dah mulai membangun jaringan pasar di
luar negeri seperti di Filipina, Australia, Amerika Serikat dan Russia.
Program Desa Mandiri Maluku yang sedianya akan dibantu oleh Menko Kesra &
Meneg PDT ternyata terus tertunda implementasinya hanya karena PEMDA Provinsi
cenderung tidak serius dalam memfasilitasikan biaya perjalanan Team Advance
Maluku ke Jakarta untuk menindaklanjuti pembangunan kerjasama program tersebut.
Selama ini pun Team Advance Maluku telah melakukan perjalanan ke Jakarta atas
biaya sendiri, dengan persetujuan Kepala BAPEDA untuk kemudian digantikan
biayanya. Kenyataannya, hingga saat ini biaya-biaya tersebut pun tidak diganti
sehingga Team Advance Maluku terpaksa mundur dari kerjasama yang sangat
strategis tersebut.
Walaupun demikian, Program Desa Mandiri Maluku tetap dipertahankan & dijalankan
oleh Team Advance Maluku tanpa melibatkan Pemerintah Provinsi karena misi utama
dari program ini adalah memberdayakan masyarakat miskin untuk mengentaskan
mereka dari kemiskinan dalam waktu tiga (3) bulan sehingga manfaat yang akan
diperoleh oleh masyarakat Maluku adalah sangat besar.
MEDIA RELATIONS
Advance Maluku Team
Email: pesan@advance-maluku.com
MASARIKU NETWORK
|