Media Indonesia, Sabtu, 03 Maret 2007 15:22 WIB
Bom Ambon Hanya 'Test Case', Puncak Teror Tahun 2008
Penulis: Markus Junianto Sihaloho
[PHOTO: SELIDIKI TKP: Aparat kepolisian sedang menyelidiki tempat kejadian
perkara (TKP) ledakan bom di pintu masuk Pelabuhan Yos Sudarso, Ambon, Sabtu.
13 orang cedera akibat peristiwa tersebut.]
JAKARTA--MIOL: Bom Ambon hanyalah bagian dari uji coba test case dalam usaha
menciptakan instabilitas pemerintahan oleh beberapa kelompok asing.
Di sela peluncuran buku Restorasi Amandemen 45 di Jakarta, Sabtu (3/3), Pengamat
Intelijen Wawan Purwanto mengatakan usaha test case tersebut akan mendominasi
tahun 2007 di Ambon, Papua, Medan, Jakarta, Poso, dan beberapa kota di Jawa
Tengah.
Bahkan di tahun 2008, kata Wawan, beberapa aksi teror berupa pemboman dan teror
pesan singkat seluler (SMS) ancaman bom, akan terjadi silih berganti.
Dia melanjutkan bahwa teror-teror tersebut merupakan bagian dari usaha beberapa
kelompok asing yang menginginkan terjadinya instabilitas di Indonesia dengan tujuan
melemahkan pemerintahan yang ada.
"Tahun 2007 ini akan terjadi beberapa uji coba, 2008 teror bom itu semakin kencang.
Ujung-ujungnya untuk instabilitas oleh beberapa kelompok asing," jelas Wawan.
Namun kelompok-kelompok asing tersebut, ujarnya, tidak melakukan teror secara
langsung namun dengan meminjam tangan beberapa orang-orang dalam negeri.
Sayangnya, Wawan tidak menyebut kelompok-kelompok dalam negeri yang
melakukan beberapa teror bom itu.
Terkait kejadian bom di Ambon, Wawan mengatakan pihak kepolisian sebaiknya
coba menghubungkan kejadian kerusuhan Ambon masa lalu dan aktivitas beberapa
sisa anggota Republik Maluku Selatan (RMS).
"Jangan langsung dituduh, tapi sebaiknya dirangkul agar mau memberi informasi.
Untuk arus senjata dan bahan peledak dari Ambon, dugaan saya masuknya dari
Filipina melalui jalur laut," jelas peneliti masalah keamanan Lembaga Pengembangan
Kemandirian Nasional (LPKN) itu. (MJ/OL-03)
Copyright © 2006 Media Indonesia. All rights reserved.
|