Modus, Jumat, 16/3/07 20:10 WIB
Ajaran terorisme sudah rasuki masyarakat Indonesia
Jakarta,(Modus.or.id). Mantan Panglima Laskar Jihad, Jafar Umar Thalib
menyesalkan bahwa ajaran terorisme merasuki sebagian masyarakat Indonesia.
Ajaran itu dia sesalkan memperalat agama sebagai kedoknya, sehingga dinilai lebih
berbahaya dibandingkan gerakan Partai Komunis Indonesia (PKI), yang berhasil
ditumpas. Jafar menunjuk wilayah Poso dan Ambon menjadi wilayah (waqalah) untuk
kelompok ini mengembangkan ajaran terorisme. "Mereka meneror warga dan
memperalatnya untuk tujuan kekuasaan. Umat Islam di Poso, yang tidak bisa
memahami gerakan ini, juga dipaksa untuk mendukungnya dengan mengembangkan
paham tidak boleh berbeda," katanya kepada wartawan di Jakarta(16/3).
Ajaran terorisme, kata Jafar, sebenarnya mendompleng pada faktor kemiskinan yang
dialami masyarakat. "Mereka akan memperalat warga yang awalnya memang belum
mendapatkan ajaran agama yang cukup. Kelompok teroris ini sangat licik karena
mereka menipu ajarannya dengan diberikan label-label Islam," katanya.
Ancaman terorisme, kata Jafar, masih bisa berkembang dan sesungguhnya belum
punah. "Soal pendanaan kelompok ini akan melakukan apa saja termasuk
perampokan akan dinyatakan halal dengan dalih demi Islam," katanya.
Secara terpisah, pengamat intelijen, Dr Wawan Purwanto, menyatakan, maraknya
teror melalui pesan pendek (SMS), terkait dengan uji coba kegiatan terorisme di
sejumlah wilayah di Indonesia. "Jakarta, Medan, Ambon, Palu, Papua, Nusa
Tenggara Timur, dan terakhir Semarang," katanya.
Ancaman terorisme, kata Wawan, akan menjadi kenyataan dan bisa diprediksi
sebelumnya. "Kegiatan itu bisa diukur, biasanya terkait dengan ulang tahun aksi
teror, yang jatuh pada bulan April," katanya.Namun menurut Wawan kaitan terorisme
dengan gerakan tertentu di Indonesia, masih belum bisa dibuktikan. (Hariwibowo).
Copyright © 2004 modus.or.id | email: modus18704@yahoo.com
|