The Cross

 

Ambon Berdarah On-Line
News & Pictures About Ambon/Maluku Tragedy

 

 


 

 

 

Radio Baku Bae


Radio Baku Bae, 09-Mei-2007

Birokrat Kota Ambon Dinilai Bermental Proyek

Asni Rahayu Wakanno, Radio Baku Bae - Ambon

MENANGGAPI tantangan Walikota Ambon M. J. Papilaja kepada para pakar lingkungan Maluku di beberapa media pekan lalu, untuk memberikan solusi secepatnya terkait temuan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Maluku, bahwa sampah di Daerah Teluk Dalam Ambon sudah setebal 3 sampai 6 meter, staf Pengelola Sumber Daya Alam dan Lingkungan Maluku DR. Ir. Abraham Tulalessy, M.Si katakan seharusnya mentalitas aparatur pemerintahlah yang harus mengendalikan masyarakat, bukan sebaliknya.

"Sebagai tingkat teratas pemegang kendali birokrasi di Kota Ambon, Walikota lah yang mestinya memberikan teladan kepada warganya dalam hal penanganan sampah. Jangan lupa digarisbawahi, apakah selama ini Walikota sering melaksanakan Inspeksi Mendadak (Sidak) ke pasar-pasar atau pesisir pantai di sepanjang Teluk Dalam Ambon? Ataukah hanya duduk tenang di ruangan ber AC, kemudian mendengar laporan anak buahnya, bahwa kota dalam keadaan bersih semua?" tandas Tulalessy.

Dengan tegas, dia katakan, mentalitas birokrat yang melakukan pembiaran terhadap degradasi lingkungan secara berkelanjutan, adalah karena mereka bermental proyek dan harap gampang.

Selanjutnya, anggota Koalisi Peduli Lingkungan Hidup Maluku (KPLHM) itu, menyayangkan ketidakpedulian Sekertaris Kota (Sekot) dr. H.J. Huliselan, M.Kes., yang memberikan pernyataan bahwa asap pembakaran sampah pada Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Gunung Nona tidak ada korbannya, atau dalam kata lain tidak berbahaya.

"Ini menandakan ketidakpedulian para birokrat kita, terhadap lingkungan yang bersih dan sehat. Sekaligus memiliki mentalitas yang kurang baik dan perlu diperbaiki terlebih dahulu," tandasnya kesal.

Lebih lanjut, dia tegaskan, sebaiknya Papilaja berkaca dari pendahulunya, mantan Walikota Ambon dekade lalu Decky Wattimena, yang bermental baik sebagai birokat. Karena sebagai pemimpin, Wattimena berhasil menjadi teladan bagi warga kotanya, dengan program pembuangan sampah terpadu. Dimana sejak subuh pukul 05.00 WIT, mobil sampah telah membangunkan warga membuang sampahnya. Lalu tepat pukul 06.30 WIT sudah tidak dibolehkan lagi. Tidak heran jika pada masa itu, Kota Ambon beberapa kali mendapat penghargaan Adipura sebagai kota bersih dari Pemerintah Pusat.

"Walikota supaya menempatkan pegawai yang harus disesuaikan dengan bidang keahlian mereka. Serta lebih baik jika Kota Ambon memiliki Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Kota (BPDLK)," tandasnya. (rbb)

Copyright © 2007 RadioBakuBae.com. All right reserved.
 


Copyright © 1999-2002 - Ambon Berdarah On-Line * http://www.go.to/ambon
HTML page is designed by
Alifuru67 * http://www.oocities.org/rumah3poka
Send your comments to alifuru67@yahoogroups.com
This web site is maintained by the Real Ambonese - 1364283024 & 1367286044