The Cross

 

Ambon Berdarah On-Line
News & Pictures About Ambon/Maluku Tragedy

 

 


 

 

 

Radio Baku Bae


Radio Baku Bae, 18-Apr-2007

Warga Kebun Cengkih dan Air Kuning Ambon Nilai Walikota Arogan

Asni Rahayu Wakanno, Radio Baku Bae - Ambon

NIAT Pemerintah Kota (Pemkot) Ambon untuk membongkar sejumlah rumah di kawasan Kebun Cengkih dan Air Kuning yang merupakan wilayah negeri adat Desa Batumerah, yang disinyalir tidak memiliki ijin membangun bangunan (IMB) karena dibangun saat konflik sosial sedang melanda daerah tersebut, dinilai sejumlah ketua Rukun Tetangga (RT) di Desa Batumerah sebagai sikap yang arogan.

Kepada Radio Baku Bae, Rabu (18/4) di Kebun Cengkih, salah seorang Ketua RT yang bertanggung jawab pada salah satu kawasan tersebut, yang tidak mau namanya disebutkan, menilai baginya pembongkaran harus melalui beberapa pertimbangan logis, sesuai dengan alasan ketika rumah-rumah tersebut dibangun.

"Selama ini pemkot dan pejabat daerah tidak pernah berkomunikasi dengan setiap RT di daerah tersebut, mengenai rencana pembongkaran bangunan tanpa IMB. Dan sebagai ujung tombak warga, saya pastikan banyak RT di kawasan ini akan memperjuangkan hak-hak warganya," tandasnya.

Lelaki, yang sebut saja bernama Budi ini, katakana sebenarnya masalah rumah-rumah yang terlanjur dibangun tanpa IMB, bisa dicarikan solusinya. Tetunya tanpa harus mengambil sikap keras dengan cara pembongkaran. Jika dipilah lagi, tentunya masyarakat pun punya itikad baik memenuhi persyaratan IMB tersebut. "Jika hanya Rp.500.000 sebagai syarat administrasi pembangunan rumah, kami masih bisa berusaha membayarnya," akunya.

Sementara seorang warga di kawasan tersebut yang juga tidak ingin namanya diekspos menilai, pihak tata kota sendiri memberikan persyaratan yang memang memberatkan mereka. Yaitu dengan menyertakan sertifikat rumah, untuk bisa memiliki IMB. Termasuk beberapa syarat lain yang tidak mereka mengerti.

"Dengan begitu, kami sangat kesusahan dan dirugikan. Sebab sebagian besar rumah yang ada di sini, dibangun saat konflik kemanusiaan terjadi. Dan kami belum memiliki cukup uang untuk mengurus sertifikat yang terbilang mahal harganya. Apakah Walikota Ambon Jopy Papilaja berani membuka pelayanan IMB saat konflik berdarah itu terjadi?" sambung warga lainnya.

Oleh sebab itu, sebagai warga kota maupun warga desa adat Batumerah, mereka mengaku sangat kecewa dengan pernyataan Walikota beberapa waktu lalu di berbagai media. Statmen Papilaja juga diperkuat dengan pernyataan Kepala Dinas (Kadis) Tata Kota Kebersihan dan Pengendalian Dampak Lingkungan Kota Ambon Roy Hutubessy pada 21 Maret lalu bahwa pemkot hanya tinggal menunggu instruksi Walikota, untuk membongkar 100 unit rumah di Kawasan Kebun Cengkih Desa Batu Merah. (rbb)

Copyright © 2007 RadioBakuBae.com. All right reserved.
 


Copyright © 1999-2002 - Ambon Berdarah On-Line * http://www.go.to/ambon
HTML page is designed by
Alifuru67 * http://www.oocities.org/rumah3poka
Send your comments to alifuru67@yahoogroups.com
This web site is maintained by the Real Ambonese - 1364283024 & 1367286044