The Cross

 

Ambon Berdarah On-Line
News & Pictures About Ambon/Maluku Tragedy

 

 


 

 

 

Radio Baku Bae


Radio Baku Bae, 19-Apr-2007

Pembatalan Konser Samson dan Ungu Rugikan Image Maluku

Julaila Papilaya & Sri K. Makatita, Radio Baku Bae - Ambon

PEMBATALAN Konser Band papan atas tanah air Samson dan Ungu oleh Kepolisian Daerah (Polda) Maluku, akan menjadi image buruk bagi Maluku di hadapan daerah lain. Maluku akan dianggap masih merupakan daerah yang rawan konflik. Demikian pernyataan salah satu praktisi hukum di Ambon, Samson Attapary SH, tentang konser yang sedianya akan digelar di Stadion Mandala Remaja Karang Panjang (Karpan) Ambon ini.

Pengacara yang juga adalah aktivis hak asasi manusia (HAM) itu menilai, meski dengan alasan berbeda, tapi orang akan langsung mengaitkannya dengan tanggal 25 April yang disebut-sebut sebagai hari ulang tahun Republik Maluku Selatan. "Ini akan menjadi isu merugikan. Dan pasti menimbulkan presenden buruk bagi orang di luar Maluku. Bukan tidak mungkin, juga membuat langkah investor asing untuk menanamkan modalnya di Maluku menjadi surut. Ini terutama mengingat konser akbar tersebut merupakan konser yang berskala nasional, dan merupakan bagian dari rangkaian konser pada sejumlah kota di tanah air," tandas Attaparry dengan nada penyesalan.

Kepada wartawan di Ambon, Kepala Humas (Kabid) Hubungan Masyarakat (Humas) Polda Maluku AKBP Tommy Napitupulu katakan, langkah tersebut diambil menyusul proses Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) yang kini sedang berlangsung di Kabupaten Maluku Tengah (Malteng).

Menurut Napitupulu, pihaknya sudah menyampaikan kepada pihak penyelenggara, agar konser tersebut ditunda, bukan dibatalkan. "Penundaan itu karena Polres Pulau Ambon dan Pulau-pulau Lease juga melakukan pengamanan Pilkada di Malteng. Karena secara administrasi dan hukum, sebagian wilayah yang ada merupakan tanggung jawabnya," jelasnya.

Alasan konsentrasi ke Pilkada Malteng tersebut dirasakan sejumlah kalangan tidak tepat. Pasalnya, jika dirunut sesuai keterangan panitia penyelenggara, konser ini bukan baru direncanakan mendadak. Sebab sudah ter-schedule sebagai rangkaian dari tour 37 kota.

Pihak penyelenggara sendiri sudah melayangkan surat permohonan izin konser kepada Polda Maluku pada tanggal 5 Maret lalu. Bahkan Polda Maluku sendiri sudah mengabulkan permohonan itu pada tanggal 10 Maret, atau lima hari setelah pengajuannya.

Merasa urusan perijinan sudah beres, berbekal ijin tersebut, pihak penyelenggara lantas all out menyiapkan segala sesuatu menyangkut konser tersebut. Mulai dari pemasangan iklan, poster, spanduk, baliho sampai penjualan tiket serta pemesanan peralatan konser.

Ironisnya, begitu persiapan sudah hampir final, tiba-tiba pihak Polda Maluku mengelurkan surat pencabutan izin konser. Parahnya, Surat pencabutan tersebut ditandatangani Direktur Intelkam Polda Maluku AKBP Drs. M. Nurdjajadi, bernomor B/18/14/2007/Dit Intelkam itu diterima penyelenggarah hanya berselang dua hari menjelang hari H.

Sudah pasti, pihak CK Production selaku Even Organizer yang menangani konser dua band papan atas tersebut merasa sangat dirugikan. Pasalnya bisa dibilang persiapan mereka menjelang konser, telah rampung hingga 99%. Tiket yang terjual telah mencapai angka ribuan. Material stage atau panggung telah jauh-jauh didatangkan dari Makassar. Namun Konser yang paling dinantikan sebagian besar anak muda Maluku itu, terpaksa dicabut ijinnya oleh pihak Polda Maluku, dengan alasan pengerahan pasukan dalam jumlah besar untuk mengamankan jalannya Pilkada Malteng. Pihak Polda mengatakan, persediaan pasukan yang tinggal tidak mencukupi untuk mengamankan jalannya konser yang bertajuk A Mild Live Rising Stars ini.

Saat dihubungi Radio Baku Bae, pihak CK Produktion mengatakan, alasan konsentrasi ke Pilkada itu kurang tepat. Mengingat Pilkada Malteng ditunda karena kematian salah satu calon Bupati Malteng, Jhon Mailoa pada tanggal 10 April lalu. "Kami sangat kecewa dengan adanya pembatalan ijin konser oleh pihak Polda. Dan yang kami sayangkan, pencabutan ijin tersebut disampaikan kepada kami dua hari sebelum konser. Padahal persiapan material stage yang akan di-setting dengan standar nasional, telah kami datangkan langsung dari Makassar. Tentu saja keputusan sepihak dari Polda itu, sangat merugikan kami. Sejumlah tiket yang telah terjual pada lokasi-lokasi ticket box terpaksa harus kami kembalikan uangnya kepada mereka yang terlanjur membeli," sesal Sukma Holle, salah seorang staf CK Production.

Tidak hanya pihak CK Production yang kecewa dengan pembatalan konser tersebut. Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Persatuan Artis Penyanyi Pencipta Lagu dan Penata Musik Rekaman Indonesia (PAPPRI) Maluku ikut menyesalkan pembatalan konser, yang jika digelar, justru bisa menjadi barometer amannya situasi di Maluku tersebut.

Seperti dilansir Harian Ambon Ekspres, Kamis (17/4), Ketua DPD PAPPRI Maluku Buce Tomaluweng katakan, warga Kota Ambon dan Maluku pada umumnya, jauh-jauh hari sudah menantikan kedatangan kedua group yang lagi naik daun tersebut. Antusiasme masyarakat Kota Ambon tersebut, menurutnya, lebih terinspirasi sejumlah reklame yang dipajang panitia penyelenggara.

Di mata PAPPRi, ajang seperti itu mestinya malah sesering mungkin digelar. Sebab selain menghibur warga Maluku, juga dapat dijadikan batu loncatan dalam memberikan inspirasi bagi seniman Maluku, untuk lebih bersaing dalam blantika musik Indonesia.

Tumaluweng lantas memprediksi, dengan pembatalan tersebut, ke depan tentu akan semakin sulit bagi artis-artis nasional untuk menggelar konser di Ambon. "Jangan dianggap ini tidak berpengaruh. Pengaruhnya di kalangan seniman dan artis sangat besar. Bahkan mereka akan berpikir dua kali untuk menggelar konser di Maluku, sebab ada kesan yang kurang baik," ujarnya.

Sejumlah siswa Sekolah Menengah Umum (SMU) di Ambon yang ditemui Radio Baku Bae juga menyatakan kekecewaan mereka. Karena konser tiba-tiba dibatalkan, padahal mereka sangat berharap bisa melepas penat setelah Ujian Akhir Nasional (UAN) dengan menonton konser tersebut.

Pembatalan yang dilakukan Polda Maluku dengan limit waktu hanya dua hari menjelang hari H, memang menimbulkan banyak tanda tanya. Bahkan mungkin kontra produktif dengan pernyataan sejumlah pejabat sebelumnya di sejumlah media masa yang beredar di Ambon. Mulai dari pernyataan tentang Maluku sudah benar-benar aman, sampai pernyataan bahwa tanggal 25 April jangan dijadikan momok.

Karena itu, tepat jika Attapary menyarankan pihak Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan Polri, untuk tidak terlalu menyikapi moment 25 April secara berlebihan. "Sebab itu sama saja dengan memelihara ketakutan dan trauma bagi masyarakat Maluku. Seharusnya TNI dan Polri tetap mengijinkan pelaksanaan konser, namun tetap waspada dan siap siaga mengerahkan aparat intelejen mereka masing-masing, dalam mengawal konser tersebut dengan pengamanan tertutup," ujarnya. (rbb)

Copyright © 2007 RadioBakuBae.com. All right reserved.
 


Copyright © 1999-2002 - Ambon Berdarah On-Line * http://www.go.to/ambon
HTML page is designed by
Alifuru67 * http://www.oocities.org/rumah3poka
Send your comments to alifuru67@yahoogroups.com
This web site is maintained by the Real Ambonese - 1364283024 & 1367286044