Radio Vox Populi [Ambon], 02-Apr-2007
Aviv, Bocah Berkelamin Ganda yang Butuh Biaya Operasi
Julaila Papilaya, Radio Baku Bae - Ambon
RUMAH kontrakan berada tak jauh dari Jalan A. M. Sangadji Ambon. Namun untuk
mencapainya, kita harus menyusuri gang sempit berbecek sepanjang kurang lebih
seratus meter. Daerah tersebut nampak tidak terawat baik. Masih bisa terlihat
sisa-sisa konflik kemanusiaan, yang menghantam Ambon sejak 1999 lalu. Pada
sebuah rumah kontrakan cukup besar, di situlah Aviv, bocah berkelamin ganda
tinggal.
Sejumlah kamar kos dengan penataan seadanya, berada di dalam rumah tersebut. Di
salah satu ruangan berukuran tiga kali tiga meter itu, Aviv dan adik perempuan serta
kedua orang tuanya menghabiskan hari-hari mereka. Sebenarnya Aviv juga punya
kakak laki-laki, namun saat ini diasuh neneknya yang tinggal di lain kota.
Tiba di depan bilik tiga kali tiga meter itu, saya dipersilahkan masuk dan duduk
beralaskan tikar pandan, yang juga berfungsi sebagai tempat tidur mereka. Kamar itu
terkesan sumpek dan tidak nyaman. Namun apalah yang bisa diberikan Sidik, yang
hanya berprofesi sebagai buruh angkut pelabuhan, selain satu kamar sempit yang
digunakan untuk berteduh seluruh keluarganya.
Sehari-harinya Aviv dan keluarganya melakukan aktifitas di kamar multifungsi ini. Jika
Eni, sang istri hendak memasak, dia harus rela antri di dapur umum yang sempit,
yang dimiliki bersama penghuni rumah kontrakan tersebut. Mereka juga harus tetap
antri, jika ingin mandi atau buang air kecil maupun buang air besar. Karena kamar
mandi juga digunakan secara bersama.
Melihat sosok Aviv siapa pun pasti akan terenyuh. Bayangkan saja bocah pendiam ini
sangat kurus dan ringkih. Berat badannya hanya sembilan kilo, jauh di bawah ukuran
berat badan normal bagi anak seusianya. Makanan yang dikonsumsinya pun agak
berbeda dari makanan anak seusianya. Atas saran dokter, dia hanya boleh
mengkonsumsi bubur sereal dan minum susu. Itupun cuma susu kemasan kaleng,
yang susah payah diusahakan orang tuanya. Selain itu dia tidak dapat bermain
bersama teman-teman seusianya, karena kondisinya yang sangat tidak
memungkinkan. Jadilah dia hanya bermain di kamar bertemankan sebuah mobil
mainan yang tampak usang.
Aviv telah dua kali menjalani operasi bedah kelamin. Namun kondisinya saat ini belum
normal seperti yang seharusnya. Tak jarang Aviv harus menangis sepanjang hari bila
saluran kencingnya mengalami pembengkakan dan mengakibatkan rasa perih yang
tak terhingga. Untuk mengurangi rasa sakit, oleh orang tuanya dia hanya diberi
pengobatan seadanya. “Dokter Rumah Sakit Dr. Subroto Jakarta bilang, Aviv harus
menjalani operasi untuk ketiga kali,” ungkap Eni dengan wajah yang terkesan putus
asa. Keluarganya sangat tidak mampu untuk membiayai operasi bedah ketiga Aviv
yang memakan biaya yang sangat besar.
Sebelumnya, pada dua operasi lalu. Aviv diberi bantuan biaya dari Gubernur Maluku,
Karel Albert Ralahalu dan PT. Asuransi Kesehatan (Askes). Namun pada operasi
ketiga ini keluarganya belum berhasil mendapatkan orang yang bersedia membiayai
operasi bedah Aviv. Saat ini perempuan berusia 30 tahun itu, hanya bisa berharap dan
berdoa agar ada yang tersentuh hatinya untuk mebantu Aviv. (rbb)
Copyright © 2005 RadioVoxPopuli.com. All right reserved.
|