The Cross

 

Ambon Berdarah On-Line
News & Pictures About Ambon/Maluku Tragedy

 

 


 

 

 

Radio Vox Populi


Radio Vox Populi [Ambon], 04-Apr-2007

Wartawan Kurang Paham Ekonomi, Investor Belum Juga Berkunjung ke Maluku

Asni Rahayu Wakanno, Radio Baku Bae -Ambon

PEMBERITAAN masalah ekonomi di Maluku tidak meningkat sebanding dengan berita perekonomian di tingkat nasional maupun internasional. Ini disebabkan kurangnya pemahaman wartawan mengenai percepatan putaran perekonomian, sehingga mereka terjebak dalam ketidaktahuan ekonomi. Demikian kesimpulan bersama Pimpinan Bank Indonesia (BI) Cabang Ambon Rizal Husein, Direktur Umum Harian Fajar Makassar Sukriansyah S. Latief SH MH, Praktisi Komunikasi dari Jakarta Aqua Dwipayana dan Kepala Biro Pemda Provinsi Maluku Anton Lekahena SH, yang disampaikan pada saat Diskusi Panel Pengembangan Media bertajuk "Peranan Pers dalam Mendukung Pembangunan Ekonomi Pasca Konflik" di Ambon, Selasa (3/4).

Pada acara yang digagas Bank Indonesia (BI) Ambon dengan Harian Pagi Ambon Ekspres itu, melibatkan sekitar 20 media lokal cetak maupun elektronik di Maluku, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), kepolisian, pengusaha, serta organisasi Kemasyarakatan lainnya. Diskusi panjang selama empat jam itu, banyak menelurkan ide-ide cemerlang dari berbagai sumber.

Aqua Dwipayana dalam kesempatan tersebut, menekankan jika Pemerintah Provinsi Maluku terlihat belum benar-benar siap membuka diri bagi investor asing. Jika saja Pemprov Maluku menjalin kerjasama yang baik dengan pers lokal maupun nasional untuk menginformasikan situasi keamanan dan perekonomian Maluku yang baik secara global, maka dia yakin investor akan banyak menanamkan modalnya di Maluku.

"Karena Pak Anton Lekahena sebagai Kepala Biro Humas ada di sini, maka tolong disampaikan hal ini kepada Gubernur. Sebab jika sikap Gubernur masih tidak mau menjalin kemitraan yang luas dengan pers, khususnya pers nasional, tentunya orang di Jakarta masih tetap menganggap Maluku masih tidak aman dijadikan tempat penanaman modal. Apalagi ada peristiwa-peristiwa pemboman yang terjadi beberapa minggu lalu, semakin memberi imege buruk bagi daerah ini," tandasnya.

Sedangkan Sukriansyah lebih menekankan kepada setiap pihak agar tidak mengkambinghitamkan pers dengan fungsinya sebagai penyampai berita. "Biarlah wartawan bekerja dengan caranya, asalkan sesuai etika. Hanya saja, wartawan jangan menjadi malas belajar untuk mengetahui berbagai hal, termasuk bidang ekonomi. Karena saya sebagai praktisi pers juga merasa sedih dengan wartawan Maluku yang sulit sekali menulis tentang ekonomi," tutur lelaki yang juga adalah Direktur Utama Harian Ambon Ekspres ini.

Menyikapi berbagai tanggapan miring tentang keseriusan Pemprov Maluku dalam membangun mitra dengan pers, Lekahena menjelaskan, Gubernur selalu membuka ruang bagi pers untuk mendapat keterangan tentang apa saja, termasuk ekonomi daerah. "Tetapi waratawan tidak bisa seenaknya mewawancarai Gubernur, misalnya saat ia sedang menerima tamu. Itukan tidak etis. Aturan-aturan ini yang mestinya dipahami wartawan sebagai insan pers," ujarnya.

Meski dimaksudkan untuk mendiskusikan masalah ekonomi, namun banyak pembicaraan pada diskusi itu yang keluar dari temanya. Insani dari Televisi Pendidikan Indonesia (TPI) misalnya mengeluhkan Pemprov yang sangat minim informasi ke pers, terkait masalah dana pengungsi Rp.70 miliar, yang diisukan berada di rekening Gubernur. Serta berbagai hal yang menyangkut Stroong Governence Pemprov Maluku seperti disampaikan salah seorang aktivis Maluku Demokration Watch (MDW). (rbb)

Copyright © 2007 RadioVoxPopuli.com. All right reserved.
 


Copyright © 1999-2002 - Ambon Berdarah On-Line * http://www.go.to/ambon
HTML page is designed by
Alifuru67 * http://www.oocities.org/rumah3poka
Send your comments to alifuru67@yahoogroups.com
This web site is maintained by the Real Ambonese - 1364283024 & 1367286044