The Cross

 

Ambon Berdarah On-Line
News & Pictures About Ambon/Maluku Tragedy

 

 


 

 

 

Radio Vox Populi


Radio Vox Populi [Ambon], 05-Apr-2007

Ketua Sinode GPM: Dana Pembinaan Umat Lebih Kecil dari Harga Sebuah Jembatan

Julaila Papilaya & Asni Rahayu Wakanno, Radio Baku Bae - Ambon

KETUA Sinode Gereja Protestan Maluku (GPM) Pendeta Jhon Ruhulessin mengungkapkan kekecewaannya kepada Wakil Komisi VIII DPR RI Dr Ahmad Farhan Hamid, perihal penyampaian alokasi dana pemberdayaan umat yang sangat kecil, untuk Lembaga-lembaga keagamaan di Provinsi Maluku. Kecilnya dana yang hanya Rp. 175 juta bagi masing-masing lembaga keagamaan, untuk masa kerja satu tahun, dianggapnya sebagai ungkapan ketidak seriusan pemerintah dalam melihat persoalan keagamaan. Baginya, pembinaan umat lebih kecil dari harga sebuah jembatan.

Kekesalan lelaki berperawakan tegas itu, disampaikannya saat mengikuti Pertemuan Komisi VIII DPR RI dengan jajaran Departemen Agama dan tokoh agama se-Maluku, di Ruang Labuhan Raja Hotel Ambon Manise (Amans), Kamis (5/4). Hal tersebut disampaikannya, mengingat umat beragama di Maluku yang berjumlah jutaan jiwa, membutuhkan dana pembinaan yang cukup besar.

"Walaupun dalam Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) dana untuk keagamaan juga dialokasikan, namun sangat belum mencukupi. Dengan kunjungan DPR RI ini, awalnya kami sedikit bersenang hati. Asumsi kami, bantuan pembinaan umat akan lebih diperhatikan dan diperbesar saat duduk bersama dengan tokoh-tokoh agama se-Maluku," ujar Ruhulesin.

Menurut lelaki yang juga aktif di kegiatan lintas agama ini, alasan kekecewaannya berdasar pada umat sebagai pelaku sosial kemasyarakatan, dan berfungsi sebagai peradaban yang tentunya akan menjalankan nilai-nilai keagamaan secara baik. "Dan biasanya akan ada banyak hal yang kami lakukan untuk program kerja pembinaan umat. Arahnya agar umat beragama di Maluku menjadi lebih nyaman dalam menjalankan fungsi sosialnya," tandasnya.

Kalau kepentingan umat hanya dinilai dengan jumlah dana yang sekecil itu, Ruhulesin mempertanyakan, bagaimana program-program kerja lembaga keagamaan bisa berjalan dengan baik. "Satu jembatan yang akan dibangun Pemerintah Daerah saja, besarnya mencapai miliaran rupiah. Dengan Rp.175 juta, untuk satu tahun kerja, apa yang mau dihasilkan. Saya pikir, Pemerintah Pusat harus mempertimbangkan kembali penetapan dana yang tidak masuk akal itu," tandasnya.

Terlepas dari masalah tersebut, Ruhulesin mengatakan akan memanfaatkan dana yanga ada itu untuk program keagamaan, yang berhubungan dengan Sinode GPM. Hal senada juga diungkapkan Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Maluku Idris Toekan. "Dana tersebut akan kami alokasikan untuk pembangunan Islamic Centre," yang akan difungsikan sebagai kantor dan tempat kegiatan agama Islam.

Pada kesempatan yang sama, Farhan Hamid dari Komisi VIII DPR RI, ketika diwawancarai wartawan usai pertemuan, menyampaikan bahwa Maluku adalah wilayah yang panjang sekali rentang kendalinya. Dan program-program kerja untuk daerah ini, tidak bisa dijalankan dengan program biasa, melainkan harus dengan program kerja yang luar biasa. "Menjadi aneh, ketika Maluku akan dibangun dengan program luar biasa, namun alokasi anggaran Pemerintah Pusat hanya berproses pada tataran sangat minim," sesalnya. (rbb)

Copyright © 2007 RadioVoxPopuli.com. All right reserved.
 


Copyright © 1999-2002 - Ambon Berdarah On-Line * http://www.go.to/ambon
HTML page is designed by
Alifuru67 * http://www.oocities.org/rumah3poka
Send your comments to alifuru67@yahoogroups.com
This web site is maintained by the Real Ambonese - 1364283024 & 1367286044