Radio Vox Populi [Ambon], 11-Apr-2007
Musrembang Kota Ambon Prioritaskan Pengentasan Kemiskinan
dan Pengangguran
Dian N. Pesiwarissa, Radio Baku Bae - Ambon
KEMISKINAN dan pengangguran merupakan masalah fundamental bangsa Indonesia
yang tak kunjung selesai, walaupun dana ratusan triliun telah dikucurkan. Ini
dikarenakan paradigma berpikir yang salah dari para perancang program dari level
paling bawah (desa/kelurahan) hingga ke level paling tinggi. "Program-program yang
disusun masih berkisar pada apa yang dipikirkan, bukan pada apa yang terjadi di
masyarakat. Akibatnya masalah–masalah yang ada di masyarakat tidak kunjung
teratasi," ujar Walikota Ambon Drs. M. J. Papilaja, ketika membuka Musyawarah
Perencanaan Pembangunan (Musrembang) Kota Ambon 2007 di Balai Kota Ambon,
Rabu (11/4).
Menurut Papilaja, masih banyak masalah yang berkaitan dengan infrastruktur, mental
masyarakat, lemahnya akses masyarakat terhadap informasi pasar, serta ekonomi
maupun keuangan yang harus dibenahi. "Pengangguran dan kemiskinan, juga
merupakan tanggung jawab semua level pemerintahan. Optimalkan semua sumber
daya yang ada dalam penyusunan program untuk pemberdayaan ekonomi sosial.
Kemiskinan dan pengangguran harus diselesaikan," tandasnya.
Papilaja mengakui, selain tujuan politis, tujuan sosial ekonomi juga harus lebih
diprioritaskan pada peningkatan kesehjateraan masyarakat. Sehingga tiap tahapan
pembangunan harus mengarah ke tujuan tersebut.
Lebih lanjut papilaja menyebutkan, masih banyak usulan program dari tingkat
desa/kelurahan yang hanya bersifat gagah-gagahan dan berbentuk fisik, seperti jalan
setapak, gapura, dan kantor desa yang tidak memberikan implikasi apa-apa terhadap
peningkatan kesehjateraan masyarakat. Jarang sekali masalah mengenai orang
miskin dan pengangguran yang dibicarakan di tingkat desa/kelurahan.
"Seharusnya tiap kepala desa/lurah itu inventarisir berapa banyak warganya yang
miskin dan pengangguran, kemudian usulkan program yang implikasinya dapat
meningkatkan kesehjateraan mereka," terang Papilaja.
Untuk merealisasikan hal tersebut, dia katakan, masyarakat perlu diprakondisikan
dalam artian penguatan kapasitas ketahanan masyarakat, serta rekayasa social,
untuk merubah perilaku masyarakat Ambon.
Dia mencontohkan tipe orang Ambon yang enggan dikategorikan miskin, karena
harga diri. Namun seringkali bermasalah dengan beras miskin. Sehingga diperlukan
program yang membuat harga diri warga miskin tetap terjaga namun ekonomi mereka
terus ditingkatkan.
Selanjutnya menurut Papilaja, jika hal tersebut dapat diwujudkan maka dinamika
kehidupan warga Kota Ambon dapat meningkat ke dinamika kota metropolis, yang
warganya selalu berpikir rasional, efektif dan efesien. Namun tetap menjaga
eksistensi jati diri keambonannya sebagai bentuk kearifan lokal. (rbb)
Copyright © 2007 RadioVoxPopuli.com. All right reserved.
|