Radio Vox Populi [Ambon], 29-Mar-2007
Polisi Didemo, Jemput 16 Terpidana Kasus Loki Tak Sesuai
Prosedur
Asni Rahayu Wakanno, Radio Baku Bae - Ambon
PENJEMPUTAN 16 orang terpidana Kasus Vila Karaoke dan pembunuhan di Desa
Lokai, Rabu (28/3) pagi, oleh Polda Maluku dari Rumah Tahanan (Rutan) Waiheru dan
Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas II A Ambon, menuai protes dari sekitar 30
orang warga para terpidana. Rabu malam sekitar pukul 20.00 WIT, mereka dating
berunjuk rasa di Samapta Kepolisian Daerah (Polda) Maluku, Tantui Ambon.
Pasalnya, penjemputan para terpidana dengan dalih akan dilakukakan pemeriksaan
kesehatan, dinilai keluarga korban tidak sesuai prosedur. Apalagi mereka mendapat
rumor, setelah pemeriksaan kesehatan, para terpidana akan dievakuasi ke Pulau
Jawa. Rumor lain menyebutkan para terpidana tersebut akan ditempatkan di Rutan
Nusakambangan.
Dalam demonya, keluarga korban tek henti-hentinya meneriakan aparat keamanan
melakukan pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM). Keluarga terpidana tidak puas
karena proses penjemputan, pemeriksaan kesehatan atau pengevakuasiaan, tidak
diinformasikan kepada keluarga maupun penasehat hukum mereka. Apalagi saat
pemeriksaan dilakukan kemarin pagi hingga tengah malam, tidak ada pemberitahuan
sedikitpun kepada pihak keluarga.
Keluarga terpidana juga merasa aneh, karena saat penjemputan sampai pemeriksaan
kesehatan, pihak kepolisian melarang wartawan untuk meliput. Padahal keluarga
terpidana menilai, kejadian tersebut harus diketahui khalayak ramai, dan wartawan
tidak boleh dilarang untuk meliput kejadian di dalam kawasan Samapta. Cara-cara
seperti itupun, menurut mereka, adalah pelanggaran HAM.
Mengenai pemeriksaan yang dilakukan, sumber dari kepolisian kepada Radio Baku
Bae menyebutkan, pemeriksaan kesehatan dilakukan secara menyeluruh. Mulai dari
tes darah, tes urine, jantung hingga paru-paru. Hal ini untuk memastikan kesehatan
para terpidana.
Sementara disinggung tentang kemungkinan terpidana dipindahkan ke Pulau Jawa
setelah pemeriksaan kesehatan, polisi yang tidak mau namanya disebutkan itu
mengaku tidak tahu apa-apa untuk persoalan itu. Sebab mereka tidak pernah
menerima informasi seperti itu.
Hingga pukul 03.00 WIT, pengunjuk rasa tidak juga meninggalkan lokasi Samapta
Tantui Ambon, mereka berjanji akan tetap bertahan sampai pagi hari, bahkan sampai
bertemu dengan para terpidana. (rbb)
Copyright © 2005 RadioVoxPopuli.com. All right reserved.
|