The Cross

 

Ambon Berdarah On-Line
News & Pictures About Ambon/Maluku Tragedy

 

 


 

 

 

SINAR HARAPAN


SINAR HARAPAN, Selasa, 08 Mei 2007

Bungkusan Mirip Bom Ditemukan di Kantor Satpol PP

Ambon - Sebuah bungkusan plastik berwarna hitam mirip bom yang ditutup dengan lakban, Senin (7/5), ditemukan di pintu masuk Kantor Satuan Polisi (Satpol) Pamong Praja (PP) Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Maluku Tengah (Malteng). Benda tersebut ditemukan anggota Satpol PP Pembak Malteng yang kemudian melaporkannya kepada anggota Brimob setempat.

"Jika dilihat sepintas benda tersebut mirip bom, namun ternyata bukan. Mungkin ada yang iseng atau teror untuk menciptakan rasa takut, tetapi setelah tim Jihandak melakukan penguraian, ternyata terbukti benda tersebut bukan bom. Hanya berupa ikatan-ikatan menggunakan lakban seolah-olah ada kabelnya," jelas Kapolda Maluku Brigjen Polisi Guntur Gatot Setyawan kepada wartawan di Mapolda Maluku, Senin.

Menurut Kapolda, kendati dua ledakan di Pelabuhan Yos Sudarso dan di Terminal Mardika telah teridentifikasi berasal dari bahan yang sama, namun dirinya belum menyimpulkan apakah peledakan bom tersebut dilakukan kelompok yang sama, sedangkan ledakan granat di Al Fatah, berasal granat tangan jenis manggis yang biasa digunakan untuk latihan.

Kapolda juga memuji ketahanan masyarakat yang cukup tinggi untuk menahan pancingan-pancingan seperti itu, yang dianggapnya sebagai bentuk kesadaran warga terhadap upaya provokasi yang tidak lagi dihiraukan karena masyarakat sudah jenuh dengan aksi-aksi kekerasan.

Kapolda juga meminta waktu untuk mengungkapkan siapa pelaku semua teror bom yang terjadi belakangan ini. "Saya mencontohkan pengungkapan bom di Bali membutuhkan waktu berbulan-bulan jika dibandingkan dengan bom di Hotel Marriott dan Kedutaan Australia yang relatif cukup mudah karena merupakan bom bunuh diri," ungkapnya.

Sebenarnya, kata Kapolda, masyarakat Maluku harus bangga karena dengan kemampuan sendiri mampu mengungkapkan serangkaian peledakan bom di Maluku maupun di Indonesia, sedangkan di Amerika sampai saat ini pun pelaku peledakan bom di WTC belum dapat dipastikan.

Menurutnya, penyelidikan dan penyidikan kasus-kasus peledakan bom di Maluku, sudah ada perkembangan yang signifikan, tetapi untuk mengungkapkan kasus tersebut secara tuntas memerlukan waktu, karena harus bisa dipertanggungjawabkan di pengadilan.

"Kita menggunakan teknologi tinggi untuk pembuktiannya supaya hakim lebih yakin. Saksi-saksi yang didengar sudah mengarah, tetapi saya tidak akan ungkapkan secara mendetail. Karena kalau saya ungkapkan, bubar semua yang kita sudah dapat. Dalam rangka investigasi ini, kita harus meyakinkan hakim. Tidak akan lama, nanti kita pasti akan melakukan tindakan kepolisian terhadap pelaku. Kita ingin bisa membongkarnya secara tuntas dan dapat dipertanggungjawabkan di pengadilan," ungkapnya. (izaac tulalessy)

Copyright © Sinar Harapan 2003
 


Copyright © 1999-2002 - Ambon Berdarah On-Line * http://www.go.to/ambon
HTML page is designed by
Alifuru67 * http://www.oocities.org/rumah3poka
Send your comments to alifuru67@yahoogroups.com
This web site is maintained by the Real Ambonese - 1364283024 & 1367286044