SINAR HARAPAN, Selasa, 13 Maret 2007
Longsor di Minahasa Utara, Tiga Tewas
Manado—Sedikitnya tiga orang tewas akibat terjangan longsor dan banjir yang
melanda Kabupaten Minahasa Utara (Minut), Provinsi Sulawesi Utara, Minggu (11/3),
hingga Senin (12/3) dini hari. Banjir tersebut juga menggenangi rumah-rumah hingga
terendam air setinggi 1,5 meter.
Informasi dari Departemen Kesehatan menyebutkan satu orang masih dinyatakan
hilang, rumah yang terendam milik 100 keluarga, dan kini 319 jiwa mengungsi.
Sementara itu, Bupati Minahasa Utara melalui Kabag Humas, Ronny Siwi, ketika
dihubungi SH, Selasa (13/3) pagi, mengatakan ketiga warga yang tewas itu berasal
dari Desa Klabat, Kecamatan Tombariri. Mereka berasal dari satu keluarga terdiri dari
suami bernama Welly Pasondeng, istrinya Selvy, serta anak mereka berusia 3 tahun.
"Satu keluarga ini hilang terbawa arus di rumah kebun milik mereka di perkebunan
Nembet, Desa Klabat. Ketiganya terbawa arus banjir. Informasi yang saya terima dari
Desa Klabat, si anak sudah berhasil ditemukan dalam keadaan meninggal,
sedangkan kedua orang tuanya sementara ini dievakuasi pemerintah desa dan
kecamatan setempat," kata juru bicara Pemkab Minut itu.
Ia menjelaskan, dalam upaya evakuasi tersebut, pemerintah dan Satkorlak Minut
terhambat oleh medan yang cukup sulit, karena harus melewati sungai yang deras.
Selain itu, lokasi rumah yang tertimbun longsor tersebut di kebun yang jaraknya
cukup jauh dari permukiman.
Musibah tersebut terjadi karena curah hujan yang cukup tinggi dalam seminggu
terakhir ini. Dalam waktu bersamaan, banjir juga melanda dua desa di Kecamatan
Likupang Timur, yakni Desa Rindoran dan Pinenek.
Sedikitnya 12-15 rumah penduduk terendam air. Musibah tersebut dilaporkan tidak
ada korban. "Banjir tersebut disebabkan meluapnya sungai," mantan Kepala Desa
Pinenek, Laurens Sigarlaki, yang dihubungi via telepon, Selasa (13/3).
Wakil Bupati Minut Sompie Singal ketika menerima informasi langsung turun ke
lapangan meninjau, sekaligus memberikan bantuan bagi masyarakat yang dilanda
bencana. Menurut Kabag Humas Pemkab Minut Ronny Siwi, akibat banjir dan longsor
itu sejumlah warga terpaksa mengungsi ke tempat yang aman, guna menjaga banjir
makin parah.
"Meski saat ini air sudah turun, kami masih takut pulang. banjir dan lumpur yang
datang tiba-tiba tersebut sempat membuat kami panik dan ketakutan, apalagi
kejadian itu pada subuh dini hari," tutur sejumlah pengungsi sebagaimana ditirukan
Siwi. Ia juga mengemukakan bahwa banjir yang terjadi di tiga desa tersebut
merupakan banjir kiriman dari gunung yang membuat Sungai Aren meluap. "Para
pengungsi saat ini berada di Desa Rondor, Pemkab Minut, dan sejumlah donatur
telah menyerahkan bantuan secukupnya, berupa makanan dan mie instan," tambah
Siwi. (novie waladow)
Copyright © Sinar Harapan 2003
|