SINAR HARAPAN, Senin, 14 Mei 2007
Bea Cukai Tangkap 20 Ton Bahan Peledak
Palu - Ratusan karung bahan peledak jenis amonium nitrat disita aparat Bea dan
Cukai Pantoloan, di Perairan Laut Mangkaliat, Sulawesi Tengah. Bahan peledak yang
mencapai dua puluh ton ini berasal dari Tawau, Malaysia dan rencananya akan
dibawa menuju Takabonerate, Kabupaten Selayar, Sulawesi Selatan.
Penangkapan ratusan karung bahan peledak ini bermula ketika Satuan Tugas Bea
dan Cukai yang melakukan patroli di Kawasan Perairan Laut Tolitoli melihat sebuah
kapal motor berbendera Indonesia bernama KLM Surya Indah, Jumat dini hari lalu.
Karena curiga, aparat Bea dan Cukai kemudian mencegat kapal ini. Bea dan Cukai
membawa kapal ini ke pangkalannya, Minggu (13/5) pagi.
Saat diperiksa, ternyata kapal ini mengangkut 820 karung pupuk amonium nitrat
buatan Prancis, yang kerap digunakan sebagai bahan baku pembuatan bom. Untuk
mengelabui petugas, pemilik melapisi karung ini dengan karung plastik kosong. Sang
juragan kapal bernama Atikurahman yang diinterogasi tidak mampu menunjukkan
dokumen resmi dan hanya dilengkapi dokumen Kasta dari Malaysia. Petugas Bea
dan Cukai pun membawa kapal pengangkut ratusan karung amonium nitrat ini ke
Pantoloan.
Menurut Ketua Tim Satgas Bea dan Cukai Pantoloan, Prasetyo dari keterangan
juragan kapal menyebutkan, ratusan karung amonium nitrat ini dibawa dari Tawau,
Malaysia dan rencananya dibawa ke Takabonerate. Bahan peledak ini menurut
pengakuan juragan akan digunakan untuk membuka lahan kelapa sawit di
Takabonerate.
"Kami masih menyelidiki intensif juragan dan ABK kapal ini, tidak menutup
kemungkinan barang berbahaya yang biasanya dijadikan bahan peledak ini akan
diselundupkan ke Poso dan Palopo untuk disalahgunakan seperti yang sudah-sudah,
ujar Prasetyo, Minggu siang, di Pangkalan Bea dan Cukai, Pantoloan, Sulawesi
Tengah. (erna dwi lidiawati)
Copyright © Sinar Harapan 2003
|