SURYA online, Saturday, 07 April 2007
Bentrok Menteng, Polisi Periksa 13 Orang, 8 Korban Dirawat di
RSCM
Jakarta - Surya, Bentrok dua kelompok pemuda asal Ambon terjadi di kawasan Jalan
Agus Salim, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (6/4) siang. Pascabentrokan, polisi
menangkap 13 orang yang diindikasikan terlibat insiden di depan Kantor PT Adi
Taruna tersebut.
Mereka dimintai keterangan di Mapolsek Menteng, Jakarta Pusat, namun sejauh ini !
belum ada keterangan dari pihak kepolisian mengenai status hukum mereka, menjadi
saksi atau tersangka. "Statusnya masih dimintai keterangan," kata Kapolsek
Menteng Kombes Pol Heru Winarko sambil meminta wartawan mengkonfirmasi Kanit
Reskim Kompol Dwi Irianto.
Namun sampai pukul 17.00 WIB Dwi Irianto belum dapat dikonfirmasi. Termasuk,
konfirmasi tentang identitas 13 orang yang diperiksa, apakah mereka dari kelompok
Tito atau Ongen.
Insiden itu bermula Kamis (5/4), ketika kelompok Ongen mendatangi PT Adi Taruna
untuk menagih hutang yang disebut-sebut mencapai Rp 40 miliar. Namun pihak Adi
Taruna kemudian menghubungi kelompok Tito, yang akhirnya menyerang kelompok
Ongen.
Insiden ini berkembang menjadi bentrokan sehingga sembilan orang luka terkena
sabetan senjata tajam. Semua korban dirawat di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo
(RSCM) Jakarta. Sampai Jumat, baru seorang korban yang boleh meninggalkan RS.
Mereka yang masih dirawat adalah Yusuf, 27; Abdul Kavin Solsole, 41; Musa, 26;
Muslam, 40; dan Zainuddin, 30. Mereka dirawat di lantai IV, Ruang Irna A.
Kemudian Abdul Basik, 40, dirawat di Ruang Instalasi Gawat Darurat (IGD); Ahmad
Yani, 34, dirawat di Bagian Bedah Syaraf Ruang D3 IGD, karena luka bacok di
kepala; Firdaus DH, 30, dirawat di Ruang IW, IGD lantai II. Korban yang diizinkan
pulang adalah HI Supra Samuel, 44.
Mengomentari insiden tersebut, analis intelijen Dynno Chressbon mensinyalir ada
oknum intelektual yang memprovokasi mereka. Menurutnya, selain membahayakan
stabilitas keamanan menjelang pemilihan gubernur (pilgub) DKI Jakarta Agustus
mendatang, para provokator itu memanas-manasi kerusuhan Ambon menjelang HUT
Republik Maluku Selatan (RMS), 25 April 2007.
"Insiden seperti ini terjadi berturut-turut selama lima tahun terakhir. Rata-rata
kejadiannya 20 hari sebelum hari 'H' ulang tahun RMS," kata Dynno.
Dynno menyerukan kepada jajaran kepolisian segera mendeteksi potensi gangguan
keamanan dengan modus membenturkan etnis-etnis tertentu seperti itu. Dia
mengingatkan, stabilitas keamanan di Jakarta sangat mudah terancam.
Dynno menyebut, pemuda-pemuda pengangguran asal Maluku jumlahnya cukup
banyak. Dalam perkiraannya, tak kurang dari 2.000 'veteran' eks pertikaian Ambon
kini bermukim di seantero sudut Jakarta. Menurut Dyyno, mereka sangat mudah
dimanfaatkan oknum-oknum intelektual untuk dibenturkan dalam suatu insiden
dengan motif politik tertentu. jbp/why/abs
|