Seorang lelaki yang
banyak menyembunyikan duka
dalam kepayahan tugas
serta timbunan buku
melindungi kekecewaan dan derita
dalam cacian atau tuduhan melulu.
Dalam udara kabus di limun pagi
ia menaiki sampan
menyeberangi sungai
untuk sampai ke sekolah.
Di kesuraman senja
waktu mentari terbenam
ia pulang ke rumah sewanya
yang terletak jauh di huiung kampung.
Dia tak pernah menuniukkan muka masam
memukul atau marah
tetapi sering menasihatkan aku
agar rajin belajar
jadi orang berguna untuk masyarakat
bangsa dan tanahair.
Guru
suatu masa
aku ingin membalas budi serta jasamu!
|