Poopo,
Gods fruit
Pada zaman dahluu kal, ada
suatukeluarga yang hidup dipinggir hutan. Mereka
bekerja sebagai petani dan juga sebagai pemburu
untuk hidupnya sehari-hari. Mereka makan
nasi, ubi, sayur dan juga daging rusa dan babi hutan.
Mereka petani yang rajin, tetapi miskin.
Marilah kita perkenalkan mereka kepada
kamu, ayahnya bernama Tuwaidan yang artinya Orang Kaya, ibunya bernama Rinegetan yang
artinya Perhiasan.
Mereka mempunyai tujuh orang anak, masing-masing adalah :
Yang tua bernama Luluna
Yang kedua bernama Karua
Yang ketiga bernama Katendu
Yang keempat bernama Kapat
Yang kelima bernama Kadina
Yang keenam bernama Kanem
Yang ketujuh bernama Kapitu
Sekalipun Tuwaidan berarti Orang Kaya,
tetapi kenyataannya dia miskin. Jadi Tuwaidan mempunyai masalah biaya untuk mengawinkan
anak-anaknya, disebabkan anak-anaknya harus memberikan hadiah kepada calon isterinya
masing-masing. Hadiah itu tentunya sesuatu
yang berharga.
Disebabkan alasan itu, maka ke tujuh
anak-anaknya bersepakat untuk pergi berburu, bersama-sama.
Pada hari pertama, mereka berhasil menangkap seekor kijang yang besar, itu berarti
Tuhan memberkati. Lalu Luluna membakar daging
guna dipersembahkan kepada arwah nenek moyang sebagai upacara agamanya.
Pada hari kelima, Luluna dan Karua
tinggal di kam untuk memasak, sedangkan kelima saudaranya yang lain pergi berburu.
Sewaktu Luluna dan Karua sedang memasak,
datanglah sang pengacau. Dia adalah Lolak,
seorang kerdil dengan rambut dan jenggotnya yang panjang.
Dia juga kuat dengan otot-otot di lengannya.
Hai kamu, siapa yang mengizinkan
kamu memasuki daerah kekuasaanku. Hutan ini
adalah kepunyaanku dan tidak seorangpun diizinkan berburu ditempat ini kata Lolak.
Tanpa mengatakan sesuatupun, Lolak
mendekati tempat nasi dan makan nasi, ikan dan sayur-sayur yang sedang dimasak.
Luluna dan Karua terkejut, tetapi mereka
takut untuk berkelahi.
Setelah makan, Lolak memberi pukulan dan
tendangan kepada Luluna dan Karua, hingga keduanya pingsan.
Pada sore hari, kelima saudaranya dating
dari berburu. Mereka membawa hasil buruan
berupa kijang, babi hutan dan juga ular. Mereka
lapar, tetapi tidak ada makanan sedikitpun yang tertinggal, kecuali kepala ikan.
Salah seorang dari mereka berteriak :
Hai lihat saudara tertua kita terbaring pingsan disini
Mereka membawa seember air dan disiramkan
ke muka kedua saudaranya.
Luluna menceritakan apa yang terjadi
dengannya pada siang itu.
Kelima saudaranya menjadi marah dan berteriak mencaci : kurang ajar kamu Lolak,
kami akan membalas, ingatlah kami akan membalas, akan,
akan ..
Sewaktu saudaranya Katendu dan Kapat
mendapat giliran tinggal di kam untuk memasak, kejadian yang sama terulang kembali. Kedua bersaudara itu tidak sadarkan diri, dipukul
oleh Lolak.
Juga terjadi kembali pada saudaranya
kadima dan kanem, walaupun mereka sudah mempersiapkan diri dengan tongkat pemukul dari
kayu.
Sekarang giliran sudara termuda, Kapitu
yang akan ditinggal di kam untuk memasak. Dia
akan ditinggal sendirian.
Saya akan tinggal sendiri di kam
untuk memasak dan menjaga kam dan saya juga akan berkelahi dengan Lolak sendiri. Jangan khawatirkan diri saya dan jangan ragu-ragu
untuk meninggalkan saya sendiri. Kamu boleh
pergi dan selamat semoga berhasil.
Setelah memasak Kapitu bernyanyi kecil
dan bersiul.
Tiba-tiba ada yang menegur dari belakang,
pastilah Lolak : Sedang apa kamu, apa khabar
Say baik-baik saja, silahkan
duduk
Saya lapar, apakah saya harus
berkelahi dulu dengan kamu sebelum makan. Karena
kamu sendirian, jadi tidaklah perlu berkelahi kata Lolak mengejek.
OK, saya siap untuk
berkelahi kata Kapitu.
Apakah engkau tahu bahwa semua isi
hutan disini adalah milikku, jadi berarti makanan yang kamu siapkan juga kepunyaan saya,
bahkan kamu adalah budakku. Jika
kamu menolak memberikan kepadaku, saya akan rampas.
Tiba-tiba Lolak bergerak cepat mendekati
tempat nasi, tetapi Kapitu melemparkan semangkuk merica kemata Lolak. Lolak menjerit, mengusapkan kedua tangannya
kekedua matanya. Dia menjadi buta untuk
sementara. Tetapi pada saat itu, Kapitu
memukul dengan tongkat kayu kearah kepala Lolak.
Kapitu akan memberikan pukulan kedua
kekepala Lolak, Lolak meminta berhenti dan menyerah.
Mohon jangan bunuh saya, saya akan
memberikan hadiah, sebuah buah Poopo
Apa itu buah poopo ?
Itu adalah buah Dewa
Saya tau kamu berbohong. Sekarang saya akan panggilkan semua saudara saya
dan kami akan memberikan sebuah hukuman kepada kamu
Oh jangan, Mereka pernah saya
pukul sampai pingsan, maka mereka akan sangat marah.
Mohon jangan panggil saudara-saudara kamu yang pasti akan membunuh saya. Saya berjanji akan pergi mengambil buah poopo
untuk kamu.
Ha-ha kamu mau pergi, tidak mudah
pergi dari saya, saya tidak bodoh. Baik saya
ikat kedua tangan kamu dengan tali ini, saya akan ikuti kamu dari belakang. Dan juka kamu mencoba lari, saya akan memukul
kepala kamu, mengerti. Sekarang jalan dan
temukan buah itu untuk saya.
Keduanya pergi kepinggir tebing. Dimuka mereka ada lembah yang curam dengan tebing
yang curam. Lolak pergi kesuatu jembatan yang
menghubungkan dengan bukit yang lain membentang melalui lembah itu. Jembatan itu terbuat
dari rotan. Setelah mereka sampai di akhir
jembatan, mereka sampai di suatu guha. Itulah
sarang Lolak.
Mereka menempuh guha yang gelap,
selangkah demi selangkah, hingga sampai pintu guha pada sisi yang lain. Sekarang mereka
sampai ke suatu taman yang indah dengan pohon-pohon dan rumput yang indah dan juga
beberapa gadis cantik disana. Pohon itu
menghasilkan buah, itulah buah poopo yang Lolak menjanjikan sebagai hadiah. Gadis-gadis
itu makan buah itu juga yang nampaknya lezat.
Bolehkah saya pergi membasuh kedua
mata saya di sungai sana, saya berjanji untuk tidak lari kata Lolak.
Baik, kamu dapat pergi kata
Kapitu diikuti dengan melepas ikatan tangannya.
Kapitu pergi mendekati gadis-gadis.
Mereka sangat cantik dan kelihatannya bersahabat.
Bagaimana caranya hingga mereka sampai ditengah hutan ini.
Hai kamu, siapakah kamu, nama saya
Kapitu
Kami adalah budak Lolak kata
salh seorang dari mereka.
Lolak menculik kami dari dusun
kami, beberapa lama yang lalu
Maukah engkau mengikuti aku. Aku
akan membantumu lari dari Lolak dan mendapatkan kebebasan.
Sekarang pergi, sebelum Lolak kembali dari sungai.
Jangan lupa membawa buah poopo untuk saya. Cepat
, cepat
Mereka, Kapitu bersama tujuh gadis, lari
dari Lolak. Sewaktu mereka sampai pada akhir
jembatan rotan, mereka melihat Lolak sedang mulai meniti jembatan. Kapitu memotong rotan, jembatan bersama Lolak
jatuh kebawah dasar lembah dan mati.
Kapitu dengan ketujuh gadis pergi ke kam
dengan selamat. Kapitu bertanya apakah mereka
mau ke kam atau pulang ke kampungnya masing-masing. Tetapi
tidak seorangpun yang tahu dimana rumahnya bahkan kampungnya, karena mereka telah diculik
dalam waktu yang lama sekali.
Mereka sampai di kam dan mendapatkan
saudara-saudaranya Kapitu sedang menunggu. Kapitu
menceritakan pengalamannya bagaimana dia berkelahi dengan Lolak dan bagaimana dia
menemukan markas Lolak danmenemukan gadis-gadis ini dan juga buah poopo.
Mana buah poopo, boleh saya minta
satu kata kakak tertua, Luluna.
Tentu saja boleh, saya berikan
satu orang satu kata Kapitu. Kemudian
mereka makan buah itu, kecuali Kapitu, karena dia mempunyai rencana untu menanam buah
poopo itu. Mungkin dia akan menjadi orang
kaya dengan menjual buah itu dipasar, dia piker.
Kamu adalah pahlawan kami, Kapitu
dan juga engkau telah membuat kami berbahagia kata Kanem. Kanem adalah saudaranya yang paling baik diantara
saudara-saudara yang lain.
Ya betul, Kapitu, sekarang saya
menyadari bahwa kamu lebih kuat daripada kami semua dan juga lebih pandai, walaupun engkau
adalah termuda kata Luluna.
Terimakasih banyak, itu semua
dapat terjadi karena Tuhan memberkati kita
Tetapi engkau tetap pemimpin kami,
kakak Luluna, karena kamu adalah tertua kata Kapitu.
Semua keluarga bergembira juga, sewaktu
semua gadis-gadis setuju untuk diperisteri mereka masing-masing.
Pada akhir cerita dikatakan bahwa
keluarga Tuwaidan hidupmakmur dan senang karena sekarang mereka mempunyai perkebunan poopo
itulah buah kelapa, orang sekarang menyebutnya.
Nenek memeberi beberapa komentar atas
cerita ini. Siapapun yang kelihatannya lemah,
tidak masuk hitungan, kadang-kadang dapat membuat orang-orang disekitarnya terheran-heran
atas hasil kerjanya. Kamu dapat memberi
contoh orang-orang yang menonjol seperti itu di masyarakat. Jadi jangan memberi penilaian yang jelek
kepada seseorang, karena nanti kamu akan menyesal.