Kiat Menghalau Virus dan Hacker
PARA peneliti di berbagai lembaga penelitian sering mengeluh akibat ganyaknya
gangguan jaringan komputer yang terkoneksi ke internet. Padahal jaringan
tersebut merupakan kebutuhan untuk mencari informasi, bahan perbandingan, maupun
literatur dari suatu penelitian yang sedang ditangani.
Sebagai contoh, beberapa waktu lalu jaringan komputer sempat dihebohkan dengan
menyebarnya virus Worm sasser yang menyerang beberapa server di dunia termasuk
di Indonesia. Dengan menyebarnya virus tersebut jaringan komputer, banyak
mengalami gangguan yang mengakibatkan rusaknya sistem dalam jaringan tersebut.
Seperti diketahui, antivirus selalu ketinggalan satu langkah dari virusnya.
Biasanya antivirus diciptakan setelah virusnya menyebar dan merusak sistem
komputer yang ada. Umumnya antivirus yang dikembangkan saat ini bisa dikatakan
hampir tidak efektif dalam membasmi virus.
Berbagai antivirus terus dikembangkan untuk mengatasinya, namun pada saat yang
sama virus-virus baru pun muncul kembali dan tidak bisa dibasmi antivirus yang
sudah ada. Sebagai contoh beberapa waktu lalu sempat gentayangan virus brontok
Nimbda, CodeRed, Slammer, blasster worms, Sasser, dan sebagainya yang tergolong
virus komputer generasi baru yang masih sulit dilumpuhkan.
Memang jika komputer yang digunakan hanya di rumah atau di kantor tanpa
dilengkapi dengan disket dan tidak terhubung ke jaringan global, virus-virus
baru tidak akan masuk ke komputer tersebut. Tapi jika komputer yang digunakan
terhubung dalam jaringan LAN, WAN dan internet, sangat sulit untuk menghindari
datangnya virus tersebut. Pasalnya virus-virus generasi baru umumnya masuk
melalui e-mail, download file, browse dokumen yang ada di internet dan
sebagainya.
Sejalan dengan menjamurnya virus tersebut, Cisco Systems telah mengembangkan
suatu sistem pengamanan data dari serangan virus. Dalam hal ini, perlindungan
terhadap ancaman yang akan menyerang server dan sistem jaringan komputer yang
dikenal dengan endpoint.
Berbeda dengan cara yang diterapkan selama ini, sistem yang diterapkan Cisco
Security Agent (CSA) adalah tidak membunuh virus sejak awal ketika mulai masuk
ke data atau program. Karenanya, CSA tidak masuk kategori antivirus, sekalipun
secara operasional memiliki fungsi atau peran menangkal dan melumpuhkan virus
dan dampak worm.
Dalam hal ini, CSA akan melakukan 'penghadangan' terhadap virus ketika ia mulai
merusak sistim dan jaringan komputer atau file. Jadi utamanya adalah bukan
program antivirus, karena sia-sia kalau virus diperangi. Tapi bagaimana
melakukan penjinakan terhadap virus yang masuk.
Dalam bahasa yang sederhana, CSA memiliki peran sebagai penjaga gerbang terdepan
dari suatu jaringan. CSA akan melakukan indentifikasi serta melakukan
penghadangan terhadap perilaku-perilaku yang bernada merusak file atau jaringan.
Pada saat bersamaan menghilangkan ancaman yang teridentifikasi tadi, baik yang
telah diketahui jenisnya maupun yang belum. CSA akan dipasang di desktop atau
server.
Tak hanya memberikan perlindungan, CSA juga mampu mengombinasikan dan
mengembangkan fungsi-fungsi keamanan endpoint melalui penghadangan berbagai
macam ancaman, mendistribusikan kemampuan firewall, proteksi terhadap kode-kode
yang dapat merusak sistem, menghadirkan realiabilitas operating system dan
konsolidasi log audit.
Berdasar studi yang dilakukan Cisco Systems, ada lima tahap serangkan virus ke
komputer. Tahap pertama disebut probe. Pada tahapan ini, virus seakan-akan
melakukan identifikasi kelemahan-kelemahan program atau data. Virus hanya
berkeliling ke masing-masing jaringan.
Tahap kedua adalah penetrate. Virus setelah mengetahui kelemahan langsung masuk
dalam jaringan dan mereka hanya berputar-putar saja. Pada tahap ini virus juga
tidak akan mengganggu jalannya jaringan karena selalu berkeliling.
Tahap ketiga, disebut dengan persist. Virus setelah berkeling dan mungkin merasa
lelah atau sudah mengetahui kelemahan file, ia akan berada di file tersebut. Di
sini virus sudah dianggap berbahaya, sebab sebagian sudah ada data-data yang
ditempati.
Tahap selanjutnya disebut propagade. Setelah mengetahui kelemahan baru menjalar
ke file atau program lain. Terakhir disebut paralyze, di mana virus itu sudah
mencari teman dan merusak sistem.
**
WALAUPUN CSA bisa dikatakan sukses, tetapi memang teknologi virus jauh lebih
maju dari antivirusnya. Dengan demikian jangan heran jika banyak server dan
komputer yang diganggu virus, bahkan tidak hanya virus, serangan juga datang
dari para hacker, yang berakibat jauh lebih fatal dibandingkan dengan gangguan
virus.
Akhirnya karena seringnya serangan virus, worm dan gangguan hacker melanda dunia
perkomputeran dan jaringan di dunia ini, maka dua raksasa teknologi informasi
terkemuka dunia, yaitu IBM dan Cisco melakukan kolaborasi. Kolaborasi dua
raksasa ini dimaksudkan untuk mengamankan pemakai network dari berbagai ancaman
seperti hacker, gangguan virus dan worms.
Kalangan bisnis memang mengeluhkan sistem security yang tidak efektif dan
efisien sebagai akibat dari penggunaan produk dan layanan yang beraneka ragam.
Dunia bisnis dan pemerintah menyadari, mereka membutuhkan cara yang lebih
efektif untuk melindungi bisnis mereka dari ancaman hacker, memerangi virus dan
worms, sekaligus mengendalikan akses karyawan, pelanggan dan mitra bisnis ke
data dan aplikasi internal.
Pendekatan otomatis terhadap sistem informasi keamanan ini akan menyederhanakan
sistem keamanan, mengurangi pengimplementasian dan biaya administrasi, serta
meningkatkan produktifitas bisnis. Sehingga, sistem-sistem, aplikasi-aplikasi
dan jaringan-jaringan dapat dilindungi dengan mengintegrasikan teknologi
sekuriti. Titik-titik keamanan utama yang telah diperkokoh ini akan membantu
mendeteksi setiap ancaman yang muncul. Ketika terjadi ancaman, atau ketidak
cocokan pada suatu sistem, teknologi sekuriti ini dapat secara otomatis
beradaptasi dengan kebocoran security dan membantu mengurangi biaya perbaikan
yang terkait.
"Sebagai pembuat berbagai komponen semikonduktor dan integrated circuit (IC)
yang terkemuka, National Semiconductor memahami tantangan yang berkaitan dengan
penerapan sistem security ujung ke ujung yang efektif ketika memilih
produk-produk dari berbagai vendor," kata Ulrich Seif, senior vice president dan
chief information officer National Semiconductor.
Ia menilai, aliansi dua perusahaan sekuriti yang terkemuka di industri ini dapat
membantu mengatasi tantangan sekuriti tersebut. Selain berpotensi untuk secara
dramatis meningkatkan sekuriti, aliansi tersebut juga dapat mengurangi risiko
dan biaya.
Integrasi baru antara piranti lunak IBM Tivoli Identity Manager dan Cisco Secure
Access Control Server (ACS) misalnya, dapat membantu pelanggan mengurangi biaya
dengan mengelola sejumlah besar karyawan, mitra bisnis dan identitas pelanggan
pada aplikasi bisnis yang terhubung dengan jaringan. Hal ini dapat mengurangi
resiko sekuriti yang umum, seperti rekening pengguna yang sudah tidak berlaku
lagi, yang mengganggu 60% perusahaan-perusahaan besar dan dapat menjurus ke
pencurian identitas atau pencurian hak intelektual. Integrasi baru ini juga
dapat mengurangi waktu yang dibutuhkan karyawan baru agar menjadi produktif
dengan akses penuh ke semua aplikasi dan infrastruktur jaringan yang dibutuhkan.
Perusahaan-perusahaan kini dapat menggunakan chip sekuriti yang tertanam. Dengan
menggunakan informasi otentifikasi terenkripsi yang disimpan di dalam perangkat
keras komputer.Cisco Security Agent juga akan diintegrasikan dengan klien-klien
dan server-server IBM.***
** Dikutip dari berbagai sumber.