Perjalanan LA'CYC ke Muncang, 1 April 2007
06:00 masih menunggu rekan-rekan dari semua kediaman didepan bank Permata
06:10 akhirnya berangkat deh kita semua, peserta kurang lebih 37orang, lumayan banyak untuk perjalanan kali ini, padahal kan rute ini termasuk salah satu rute "gila" untuk yang baru.
Peserta hari ini banyak juga yang sudah ikut perjalanan sabtu 31 Maret 07 kemarin. Rute kita melalui Pasar Cimeng tempat mengisi perbekalan sarapan, Kota Karang, Perumahan Pantai Puri Gading dan langsung menuju pertigaan ke Muncang.
Ada juga beberapa peserta yang sudah pernah tau rute gila ini, mendadak urung ikutan di rute ini (keder kali yah).
Jalan mulai berganti model, mulai dari jalan aspal mulus, jalan aspal kelas 3, jalan aspal rusak sampai dengan jalan tanah berbatu dan sebagian besar menanjak.
Keringat mulai berjatuhan dan doa semakin rame mengharapkan tanjakan yang panjang dan menyiksa ini cepat berakhir.
Ada juga sih hiburan ditanjakan ini. Pemandangan semakin hijau dan udara semakin menyegarkan, dilengkapi dengan bunyi bunyian hewan hutan dan bunyi aliran air disela-sela aliran kecil yang lewat dibawah jalan yang kita lalui.
Relatif tidak ada kendala kecuali sadel pak Endang yang harus dikencangkan diperjalanan.
Komentar Pak Endang "sepedanya over load penunggangnya kali". Sempat juga pompa ban yang mendadak kurang angin, padahal sebelumnya baik-baik saja tuh.
Eh ada juga yang sepedanya lancar tapi sampe muntah-muntah juga ditanjakan ini, wah muntah-muntahnya seperti orang ngidam aja.
Semakin tinggi lokasi yang berhasil kita tempuh, semakin banyak pemandangan yang indah berupa hamparan bukit sepanjang Hanura dan view ke laut teluk Lampung mulai terlihat.
07:25 Akhirnya sampai deh di check point pertama. Check point ini bernama Rumah Doa Narwastu, memiliki taman yang cukup asri, berada dipuncak punggungan salah satu bukit disepanjang Hanura.
Suasana di tempat ini cukup sejuk dan menyenangkan.
Para peserta beristirahat dengan santai sambil menunggu peserta lainnya yang agak terpisah-pisah sampai ditempat ini. Berbagai macam sepeda berhasil juga sampai ketempat ini termasuk MTB yang paling sederhana dan murah sampai dengan sepeda yang Canggih dan tentunya tidak murah.
Dominasi kesuksesan menempuh tanjakan disini mayoritas terletak pada managemen nafas, pengaturan emosi, stamina dan terutama kualitass dengkul yang dimiliki (SIS, Deore, LX atau XTR nih).
08.00 setelah semua peserta selesai beristirahat dan sarapan nasi uduk telor bareng-bareng, mulai deh semua peserta bersiap untuk melanjutkan perjalanan.
Start dari Rumah Doa ini dimulai dengan turunan yang lumayan curam, beberapa tempat memiliki kemiringan 100% dan jalan tanah berbatu.
Sehabis jalan menurun yang sedikit menghibur, ternyata perjuangan belum selesai. Para peserta kembali harus gas pol menempuh jalan menanjak.
Komentar seorang peserta "Wah baru saja terhibur dengan turunan, eh langsung nanjak lagi, bisa-bisa nasi uduknya keluar lagi nih".
Jalan semakin berat untuk dilalui. Lintasan berupa jalan tanah berbatu yang pada musim hujan sering longsor.
Jalan ini biasanya hanya bisa dilalui menggunakan motor jenis trail yang sudah dilengkapi dengan rantai ban agar mampu melintasi permukaan menanjak yang licin.
Cuaca cukup cerah dan sejuk. Kami melewati jalan ditepian bukit. Dilereng banyak sekali tanaman kopi dan coklat milik penduduk lokal.
08:43 Ada sedikit insiden di sesi ini, dijalan yang sangat becek dan licin, ada peserta yang terpeleset dan terpaksa beserta sepedanya berkubang dilumpur.
Wah jadi pengalaman tersendiri nih, Untunglah tidak terjadi cedera pada pengendara dan sepedanya, hanya pakaian dan perlengkapan saja yang belepotan lumpur.
Ada 1 check point yang menarik. Ditempat ini jalan menurun lebih dari 100% dan dilokasi ini sedang diadakan pesta oleh penduduk lokal.
Peserta yang punya cadangan nyali, melewati turunan ini tanpa turun dari sepedanya, banyak para penduduk memberikan kami jalan untuk melewati turunan ini.
Walaupun sedikit mengalihkan perhatian namun para penduduk sepertinya menikmati pertunjukan ini.
Kami semua berhasil melewati turunan ini. Terima kasih kepada penduduk yang memberikan kami kesempatan melewati areal keramaian mereka.
Lintasan mulai menjadi single track
08:50 Sampai juga di titik tertinggi dekat dengan hutan lindung.
Adrenalin mulai dipacu ditempat ini.
Jalur berupa single track, menurun sangat curam, lengkap dengan tikungan-tikungan yang mengejutkan namun mengasikkan dan juga banyak jalur air bekas hujan yang melintasi jalan sehingga membentuk alur-alur yang dapat menjebak roda depan sepeda.
Pada waktu yang lalu pada perjalanan dirute ini ditempuh dangan kondisi track kering berdebu, namun saat ini sedikit basah, licin dan sangat memerlukan teknikal yang baik untuk melewatinya.
Jalan menurun ini ditempuh dalam waktu 20 menit non stop. Pokoknya tangan sampai pegal, kesemutan sampai gemetaran dan rem kerja berat sampai kuning deh.
Bagi rider yang punya cukup nyali dan didukung stamina yang baik, kecepatan maksimum dijalan menurun single track yang penuh dengan lubang jebakan air dan licin ini bisa sampai 40 km/jam.
09:23 Satu persatu peserta turun menuju check point dekat jalan aspal.
Masing masing peserta memiliki ceritanya sendiri-sendiri yang cukup seru. Ada juga peserta yang punya teknik menarik untuk menghentikan kelajuan di track dengan cara lompat meninggalkan sepeda, atau menggunakan dinding tepian jalur "nggusur pinggiran gunung pake badan".
Walaupun harus jatuh bangun bisa dikatakan usaha untuk berhentinya berhasil.
Cara itu sangat tidak dianjurkan, dan seharusnya pengendara menggunakan pelindung tambahan di siku dan lutut (body protector).
Kehandalan sepeda dan pengendaranya sangat diuji disini. Dan karena skill serta nyali tidak seragam, maka terbentuk kelompok-kelompok sepeda mempunyai waktu tempuh yang agak jauh berbeda.
Ada sedikit komentar dari rekan Efram dan dr Erwin " Selama ikut kegiatan La'cyc di Lampung ini, baru kali ini merasakan track yang demikian hebat dan memuaskan.
Rekan Efram menggunakan sepeda yang bisa dikatakan canggih karena memang khusus diperuntukkan untuk track Down Hill.
Komentar dari rekan Damin "Ternyata pak Ono punya jurus jitu untuk menghentikan sepedanya yang melaju cepat di single track yaitu dengan cara memanfaatkan badannya digeserkan ke dinding tebing" Wuih hebat juga yah cara seperti itu, Salut buat Ono, terus terang saya belum berani menirukan cara itu.
Pak Yan juga punya komentar "Wah ini termasuk track yang hebat, tangan sampai kesemutan deh ngerem abis-abisan".
09:48 Perjalanan pulang mulai ditempuh, pak Endang dijemput dari tempat ini, langsung ke Bandar Lampung, sedangkan sebagian besar peserta melanjutkan melewati jalan aspal menuju Perumahan Pantai Puri Gading.
10:38 Dipintu depan Perumahan Pantai Puri Gading, MTB-er yang punya rute ke Tanjung Karang dan Sukarame diangkut menggunakan mobil colt L-300 Ke toko sepeda salah satu peserta di Pasir Gintung.
11:00 setelah puas lihat-lihat dan belanja beberapa item, pulang deh kita semua.
Sampai jumpa minggu depan di track lainnya.
Resume :
Memang kalau ingin merasakan sesuatu sangat nikmat, tentunya harus didahului dengan bersusah payah dulu.
Semakin sulit sesuatu dicapai, semakin besar kesenangan yang akan didapat jika kita mampu melaluinya. Contohnya yah di Muncak ini. Naiknya lama, sangat banyak berkeringat, tetapi semuanya terbalas pada waktu melibas rute turunnya.
Jumlah peserta : 37 -1 orang (yang keder)
Panjang rute : kurang lebih 24 km
Cuaca : cerah
Jenis lintasan : Jalan Aspal, Jalan Aspal rusak, Jalan Tanah berbatu, Tanjakan curam licin berbatu lepas (pake TTB), Jalan tanah licin berlumpur, Single track curam.
Kec rata-rata : gak ada data sory alat ukurnya error.
Created by : nico