Home
| Artikel
Bill Wilson: Pendeta untuk Kaum
Terbuang
“Seorang
ibu di Bronx memegangi putrinya yang berusia tujuh tahun di atas lantai agar
seorang pedagang obat-obatan terlarang bisa memperkosanya dengan imbalan tiga
botol kecil heroin,” demikian tulis Bill Wilson dalam bukunya: Anak Siapakah
Ini?. Ini merupakan salah satu kejadian di antara ratusan kejadian lain yang
mengerikan di Brooklyn, New York.
Sulit
tetap bisa bertahan melayani pekerjaan Tuhan di mana kemiskinan, aborsi,
penularan HIV/AIDS, kehamilan remaja, tembak-tembakan dan berbagai tindak
kriminal lainnya meraja-lela di suatu tempat. Namun, Bill Wilson tetap
bertahan dan melakukan perubahan di sana. Gereja yang ia bangun dan
gembalakan, Gereja Metro, mendapat penghargaan sebagai Gereja Terbaik oleh
Majalah Guidepost, pimpinan Norman Vincent Peale di tahun 1990. Bahkan, pada
masa George Bush (Sr.), ia diberi kepercayaan untuk menjabat sebagai Ketua
Komisi Nasional Bidang Keluarga Urban Amerika. Namun, jabatan ini akhirnya ia
tinggalkan karena ingin tetap berkonsentrasi di pelayanan.
Jamahan Tuhan
Bill
Wilson adalah seorang anak dari keluarga yang hancur. Ia tinggal di Pinelass
Park, Florida. Ayahnya mengidap TBC, ibunya suka minum-minum dan berhubungan
bebas. Ibunya meninggalkan ayahnya suatu waktu. Karena mungkin merasa tidak
kuat untuk mendidik anaknya, ibunya meninggalkan dia. Bill menunggu beberapa
hari kedatangan kembali ibunya, namun ibunya tak pernah kembali. Ia sangat
sedih.
Adalah
seorang pria yang baik bernama Dave Rudenis, seorang montir mobil yang
menyukai mobil balap, yang juga menjadi diaken di First Assembly of God di St.
Petersburg. Melihat Bill, hatinya tergerak oleh belas kasihan. Ia lalu
mengajak Bill mengikuti sebuah retret. Pada waktu itulah, hati Bill dijamah
oleh Tuhan.
Ia sangat
berterima kasih kepada Dave, yang menolongnya mengenal Tuhan. Ia menyebut Dave
sebagai pahlawan dalam hidupnya. Di halaman awal buku yang ia tulis, Bill
menyatakan: “Tanpa ragu, saya persembahkan buku Anak Siapakah Ini? bagi
seseorang yang menjadikan saya anaknya. Terima kasih, Sahabat. Apa yang kau
tanamkan telah menghasilkan buah dan akan terus berbuah bagi generasi-generasi
mendatang. Saya mengasihimu.”
Metro
Ministries
Setelah
pertobatannya, Bill memiliki panggilan yang kuat untuk menceritakan Kristus
pada semua orang. Namun, ia adalah orang yang sangat minder. Ia bercerita
bahwa suatu waktu, ia pernah meletakkan traktat kecil di atas telepon umum.
Lalu, ia menunggu dari jauh untuk melihat apa yang terjadi kemudian. Ada
seseorang yang menelpon di situ dan kemudian pergi sambil membawa traktat itu.
Bill sangat senang!
Ia
memulai pelayanan Sekolah Minggu di gereja yang digembalakan oleh Tommy
Barnett di Davenport. Pelayanannya di sana dapat dikatakan cukup sukses.
Namun, ia merasa Tuhan memanggilnya untuk suatu pekerjaan yang lebih besar. Ia
merasa Tuhan memanggilnya ke New York. Maka, pada tahun 1979, ia pindah ke
Brooklyn.
Pelayanan
pertamanya di Brooklyn dimulai di gereja Pentakosta berbahasa Spanyol di
kawasan Bushwick. Setelah anak-anak jalanan di sana ia kumpulkan untuk
beribadah pada hari Sabtu, mereka membuat ulah. Mereka merusak perlengkapan di
kamar mandi. Akhirnya, gembala sidang setempat memerintahkan mereka
meninggalkan tempat itu.
Kemudian,
Bill menemukan sebuah gereja Baptis di kawasan itu. Bill meminta supaya gedung
itu dapat dipinjam pada hari Sabtu untuk beribadah. Gembala sidang setempat
menyetujuinya. Namun, lagi-lagi anak-anak membuat ulah. Sebuah bangku
dipatahkan kaki-kakinya. Mereka lalu menyambungnya sembarangan dengan kayu
lain. Waktu hari Minggu, Bill dipercayakan untuk berkhotbah. Pada saat ia
berdiri di atas mimbar, ia melihat seorang wanita gemuk mendatangi bangku yang
kaki-kakinya pernah dipatahkan itu. Hatinya was-was saat wanita itu menduduki
bangku itu. Dan, benar saja, “Braaak!” Bangku itu patah. Wanita itu terjatuh.
Semua mata di dalam gedung memandanginya dengan terkejut. Untuk kedua kalinya
mereka diusir.
Setahun
sejak kejadian itu, mereka berpindah-pindah tempat. Bill sempat bingung dengan
apa yang sudah dimulainya. Ia bahkan sempat berpikiran untuk meninggalkan
pelayanan ini selamanya.
Suatu
waktu, ia menemukan sebuah gedung tua yang cukup besar, yang tidak dipakai di
Bushwick. Bill menemui pemiliknya dan menanyakan harganya. Mereka sepakat
bahwa gedung itu, bila hendak dibeli harus dibayar dengan uang muka 25.000 US
dollar. Bill bingung lagi. Ia tidak tahu bagaimana mendapatkan uang sebanyak
itu. Secara ajaib, Tuhan menggerakkan hati dua orang hamba Tuhan untuk
mengundangnya berkotbah di gereja mereka. Bill berkotbah sambil
mempresentasikan pelayanannya. Dari pelayanannya di gereja itu, ia mendapatkan
28.000 US dollar. Gedung akhirnya didapatkan. Metro Ministries dimulai.
Waktu
berjalan. Bill harus melunasi hutangnya kepada pemilik gedung. Seseorang
memberinya ide untuk membuat film tentang pelayanannya. Ia setuju. Film Bus to
Brooklyn dibuat. Pada tanggal 24 Februari 1984, secara serentak film ini
diputar pada 15 gedung gereja dan hasilnya luar biasa. Bill mendapatkan dana
sebesar 110.000 US dollar. Masalah gedung akhirnya selesai.
Melayani Kebutuhan
Banyak orang heran dan
bertanya-tanya bagaimana Bill dapat melakukan pelayanan sedemikian hebat dan
konsisten. Antusiasme anak-anak yang mereka bawa kepada Kristus dan jumlah
jemaat yang cukup besar adalah bukti keberhasilan mereka. Menjawabnya, Bill
Wilson berkata, “ Saya sangat yakin bahwa kunjungan pribadi adalah kinci
rahasia dari jumlah hadirin yang begitu banyak dalam setiap program gereja;
dan saya rela berbuat apa saja untuk menyelesaikan tugas ini.”
Pada saat jemaat yang
pimpin mencapai jumlah 10.000 orang, Bill memiliki 50 pekerja penuh waktu dan
250 sukarelawan yang melakukan 11.000 kunjungan pribadi setiap minggunya.
Mobilitas yang luar biasa. Mobilitas yang diawali dengan kepekaan akan
kebutuhan.
Bill mengaku sebagai
pribadi yang hampir tidak pernah mengalami kejadian supra-natural yang
sensasional. Ia sangat meyakini bahwa awal panggilan Allah di dalam diri
seseorang adalah dengan menyadarkannya akan kebutuhan yang ada di sekitarnya.
Kepekaan akan kebutuhanlah yang membuat ia terus konsisten melayani pekerjaan
Tuhan di sana sementara yang lain datang dan pergi.
Apa yang telah dimulai
Bill Wilson memberikan pengaruh yang luar biasa di dalam ke-Kristenan di
Amerika khususnya. Kini, ia bahkan menjadi pembicara berskala internasional
yang menginspirasi ribuan orang untuk memulai pelayanan serupa. Berbagai
program sekolah Minggu yang diadopsi dari pelayanan Bill sudah dan sedang
dimulai di mana-mana.
Di dalam pemerintahan pun,
pengaruh Bill dapat dikatakan besar. David Feingold, pimpinan bidang
Pembaharuan Kaum Urban Pemerintah di wilayah Brooklyn, sebelum meninggal
pernah berkata, “Salah satu alasan mengapa Bushwick ditentukan menjadi
perumahan pemerintah yang baru dan bertarif sewa rendah adalah karena
perubahan yang telah dihasilkan oleh pelayanan Anda terhadap perasaan dan
perilaku masyarakat di sana.” Ia melanjutkan, “Berkat pelayanan Anda, kawasan
itu nampak bisa dijadikan sebagai lahan investasi.”
Dari
buku:
Bill Wilson. 1999.
Anak Siapakah Ini?.
Jakarta: Metanoia.
©
Sidik Nugroho, 2006