Wanita Buaya Darat
Nas: “Sadarlah dan berjaga-jagalah! Lawanmu, si Iblis, berjalan keliling sama seperti singa yang mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya.” (1 Petrus 5:8)
Perikop: Hakim-hakim 16:4-22 – Simson dan Delila
Setelah Teman Tapi Mesra, kini duo Ratu terkenal dengan Lelaki Buaya Darat. Heran, lagu-lagu mereka sangat diminati semua orang. Beberapa anak kecil yang saya temui di jalan sepulang sekolah suatu waktu pernah menyanyikan lagu ini dengan penuh semangat. Terutama pada kata-kata, “Busyet! Aku tertipu lagi!” tampaknya mereka memberi penekanan berlebihan. Saya tertawa dibuatnya.
Kalau dipikir-pikir, istilah “buaya darat” memang sejak dulu akrab disandang kaum adam. Diberikan karena umumnya pria yang dianggap lebih suka berbohong, ingkar janji, tak tepat waktu, atau pandai menggombal. Tapi menarik, nyatanya yang menjadi buaya darat bukan hanya lelaki, tapi wanita juga lho. Perhatikan bagian ini di lagu tersebut, “Mulutnya manis sekali, tapi hati bagai srigala.”
Nah, di Alkitab, siapakah wanita yang bermulut manis? Ya… Delila! Hatinya pun benar-benar bagai srigala. Dengan segenap bujuk rayunya, ia menipudaya Simson, sehingga akhirnya menjadi budak orang Filistin.
Tanpa bermaksud menjelekkan lagu itu, kita perlu menyadari bahwa buaya darat sebenarnya gelar yang pantas untuk diberikan kepada Iblis. Ia dapat menjadi apa saja: pria atau wanita. Iblis ada di mana-mana. Dia siap merayu, menipu dan menawarkan kepada kita segala kenikmatan semu bila kita lengah. Simson akhirnya menjadi budak Iblis karena terbujuk rayuan seorang wanita buaya darat. Oleh karena itu, ingatlah pesan Bang Napi, “Waspadalah… waspadalah!”
Orang-orang yang tidak mementingkan kehidupan duniawi, yang tidak mementingkan nama dan kesenangan badani, adalah orang-orang yang mengenal kebenaran hidup. (Dhammapada)
© Sidik Nugroho, 2006