Impian di Atas Ranjang
"... 'Aku bermimpi pula: Tampak matahari, bulan dan sebelas bintang sujud menyembah kepadaku.'" (Kejadian 37:9)
Sebuah acara radio yang saya lupa apa namanya, suatu waktu memberikan kesan yang hingga kini masih membekas. Presenternya berkata, "Kita dapat tidur di atas ranjang yang sama; namun kita dapat memiliki impian yang berbeda." Ia tidak menyebutkan dari siapa kata-kata itu ia kutip; barangkali itu kata-kata yang ia karang sendiri.
Bila malam menjemput kantuk kita, seringkali kita segera tertidur usai membaca renungan yang dijadwalkan pada hari itu buat kita. Mungkin, kita berdoa sebentar sebelum atau sesudah membaca renungan, kemudian tidur. Atau, yang lebih parah, malah kita berdoa tanpa amin – karena kita tertidur sebelum selesai berdoa.
Marilah kita renungkan: pernahkah kita mencoba dan belajar untuk memimpikan sesuatu yang baik sebelum tidur? Ada kalanya mimpi kita di malam hari merupakan bentuk lain dari visi kita atas sesuatu yang hendak kita capai.
Yusuf sering bermimpi sejak muda sebelum ia akhirnya menjadi penguasa di Mesir. Mimpi-mimpi itu membuatnya hidup dalam kejujuran dan integritas. Ia pada akhirnya benar-benar menjadi penguasa pada waktu yang ditetapkan Allah. Bagaimana dengan Anda, apakah Anda tidak rindu memiliki impian untuk memuliakan nama-Nya malam ini dan seterusnya? Selamat bermimpi malam ini!
Doa: Tuhan, ajari aku memiliki impian untuk memuliakan nama-Mu lewat karunia yang Kauberikan kepadaku.
© Sidik Nugroho, 2006