Home | Renungan

 

Menerima Orangnya, Menolak Dosanya

 

"Sebab Allah tidak memandang bulu." (Roma 2:11)

 

Oswald Chambers, seorang penulis terkenal dengan bukunya yang berjudul My Utmost for His Highest menyatakan bahwa penerimaan sejati tak mempersoalkan alasan. Itulah yang dilakukan Kristus. Surat Roma menyatakan bahwa Ia telah mati bagi kita bahkan ketika kita masih berdosa.

 

Seringkali dunia memperlakukan kita dengan cara yang lain. Dunia menerima kita karena kita kaya, terkenal, tampan (atau cantik), atau pintar. Itulah alasan-alasan penerimaan yang umumnya berlaku. Dan kemudian, bila salah satu alasan penerimaan itu meluntur dari diri kita (kita tak lagi kaya, kita tak lagi terkenal, dan seterusnya) maka dunia perlahan-lahan mulai mengabaikan kita.

 

Allah yang suci mau menerima manusia yang kotor. Pertanyaannya: mengapa? Atau, apa alasannya? Allah menerima kita tanpa syarat. Itulah kasih. Dan, Allah sendiri adalah kasih. Penerimaan tanpa alasan, tanpa syarat, dilandasi kasih yang murni memang sulit dinalar. Yesus telah membuktikan ini selama Ia hidup. Ia bergaul dengan siapa saja. Ia tak pernah memandang bulu. Istri bendahara raja hingga tukang mabuk dekat dengan-Nya.

 

Kepada para pendosa Yesus selalu menerima orangnya dan menolak dosanya. Beda dengan dunia yang menolak orangnya dan kadangkala malah ingin tahu dosanya (seperti yang umumnya berlaku dalam tayangan gosip di televisi). Sikap Allah yang mulia ini (penerimaan tanpa syarat), saat kita menyelaminya lebih dalam, semoga di kemudian hari membawa kita untuk tak selalu membeda-bedakan orang.

 

Bimbing aku Tuhan, agar menjadi seperti Engkau, yang menjadi penyelamat semua orang, agar tidak membeda-bedakan orang dalam hidupku, tetapi menerima mereka apa adanya.

 

© Sidik Nugroho, 2006