Home | Renungan

 

Sense of Accomplishment

 

“Sebab itu kami mendesak kepada Titus, supaya ia mengunjungi kamu dan menyelesaikan pelayanan kasih itu sebagaimana ia telah memulainya.” (2 Korintus 8:6)

 

Guru saya dalam menulis – beliau bernama Arie Saptaji – memberikan kata-kata yang termuat di judul renungan ini buat saya ketika saya ogah-ogahan merampungkan skripsi saya. Ayah saya lebih kencang mengompori saya agar skripsi itu dituntaskan; tapi beliau tak memberikan tiga kata ini.

 

Sense of accomplishment, dalam pemahaman saya, artinya kebiasaan untuk menuntaskan suatu pekerjaan. Kebiasaan ini akan menjadi bagian yang tertanam di dalam diri kita jikalau kita selalu menyelesaikan apa yang sudah kita kerjakan dari awal.

 

Skripsi saya akhirnya selesai. Sebelumnya saya sempat berpikir kalau kuliah tak rampung tak masalah. Bill Gates saja bisa jadi orang terkaya sejagad walau tak lulus kuliah. Tapi apakah kita sama – dan perlu menjadi sama – dengan Bill Gates? Jikalau kita sedang berkuliah, memiliki suatu rencana atau proyek tertentu, kita perlu menyelesaikannya. Kebiasaan menunda-nunda, bahkan tidak menuntaskan sesuatu yang telah dimulai, harus kita tepis dari kehidupan yang kita jalani.

 

Yesus telah menyelesaikan karya-Nya bagi kita. Mari kita meneladani-Nya. Bayangkan saja, andaikan Bapa menunda kelahiran-Nya, atau Yesus menunda-nunda kebangkitan-Nya, atau bahkan tidak jadi mengaruniakan Roh Kudus yang sudah Ia janjikan; apa yang akan terjadi dengan kita? Saat ini, perbaharui komitmen kita terhadap rencana dan tanggung jawab yang telah terbengkalai karena kita tidak memberinya perhatian penuh atau menunda-nundanya selama ini.

 

Doa: Ajar aku, Tuhan, menjadi pribadi yang selalu merampungkan tugas dan tanggung jawab yang diberikan kepadaku dalam hidup ini.

 

© Sidik Nugroho, 2006