Home | Renungan

 

Kisah-kisah yang Tak Berakhir

 

“Dan mereka semua tidak memperoleh apa yang dijanjikan itu, sekalipun iman mereka telah memberikan kepada mereka suatu kesaksian yang baik …. tanpa kita mereka tidak dapat sampai kepada kesempurnaan.” (Roma 11:38-39)

 

“Bukankah kisah-kisah besar tak pernah berakhir?” tanya Sam kepada Frodo dalam The Lord of The Rings: The Two Towers (Dua Menara) karya J.R.R. Tolkien.

 

“Tidak, mereka tak pernah sebagai kisah. Tapi orang-orang yang ada di dalamnya datang dan pergi ketika peran mereka berakhir,”jawab Frodo.

 

Perbincangan ini terjadi saat mereka berjalan mendekati Mordor untuk menghancurkan cincin sumber petaka, yang dibuat Penguasa Kegelapan alias Sauron. Perjalanan yang menempuh seribu satu bahaya itu membuat mereka merenung bahwa apa yang mereka alami patut untuk diceritakan lagi. Tolkien, dalam sebuah buku lain, Unfinished Tales (Kisah-kisah yang Tak Berakhir), tampaknya membahas lebih jauh apa yang dinyatakan kedua tokoh di atas.

 

Alkitab juga menyatakan bahwa kita adalah pelanjut dari kisah-kisah iman dalam Ibrani 11. Di sana penulis surat Ibrani menyatakan dengan penuh semangat: saksi-saksi iman dari Habel hingga para nabi dan raja di Perjanjian Lama. Sejarah hidup mereka telah diceritakan dan dijadikan sebagai pelajaran agar kita tidak menyerah.

 

Giliran kita saat ini. Hidup yang telah kita jalani memegang sebuah mandat untuk melanjutkan karya iman mereka. Saat kita benar-benar menyadarinya, kita akan melakukan semacam “perlanjutan kisah”; karena kita memiliki peran lain yang harus kita kerjakan. Nah, biarlah perjuangan kita melakukan kehendak-Nya diceritakan hingga anak-cucu kita kemudian. Dengan demikian, seluruh rangkaian kisah iman tersebut membuat kita hidup dalam unfinished tales.

 

Doa: Tuhan, buat aku sadar bahwa perjuanganku dalam menggenapi panggilanku merupakan hal penting yang harus dilakukan; itu adalah lanjutan dari karya iman yang pernah dilakukan hamba-hamba-Mu yang tertulis dalam kitab-Mu.

 

© Sidik Nugroho, 2006