[INDONESIA-VIEW] Untuk Para Pemimpin Indonesia


From: "Bujang Prihatin" <bujang_prihatin@hotmail.com>
To: check@bimamail.com
Cc: indonesia_view@hotmail.com
Subject: Untuk para Pemimpin Indonesia
Date: Wed, 17 Jun 1998 18:34:40 PDT
 
 Surat untuk Para Pemimpin.

 Dengan terlihatnya kenyataan bahwa reformasi menjadi terlalu
 mendetail dan menjadi lambat, maka kiranya saya ingin memberikan
 suatu masukan kepada para pemimpin kita sbb:

 1. Untuk Presiden Habibie.
 Rakyat telah melihat kemauan anda untuk menghapus image bahwa anda
 hanyalah seorang "Anak Suharto".

 Namun yang terpenting harus dijaga adalah image anda bahwa anda tidak
 mengiginkan negara akan jatuh kedalam pelukan orang yang bukan reformis.
 Jangan membiarkan mimpi lama GOLKAR yang ingin mendapat fasilitas
 "hidup enak" dengan mendompleng anda (dulu Suharto). Kalau perlu anda
 harus menyatakan diri keluar dari "partai" GOLKAR, karena pada ke-
 nyataannya tak mungkin GOLKAR akan menang pemilu (jujur) pada masa
 datang.

 Saya yakin jika anda dengan secepatnya memberikan tongkat estafet yang
 kian terasa panas ini kepada seorang pemimpin reformis yang bisa anda
 percaya (diluar GOLKAR, tapi nasionalis murni), maka Indonesia akan
 selamat lahir batin. Selain itu anda tetap menjadi Presiden yang ter-
 hormat karena mundur pada saat masih dipercaya, bukan karena terpaksa.

 Reformasi akan tetap berlanjut jika dipegang oleh orang yang benar -
 benar jujur terhadap nuraninya yang memang menginginkan kemerdekaan
 jiwa kita yang telah terbelenggu selama 32 tahun.

 Kesimpulan:
 Pemilu secepatnya, jangan menunggu tahun depan, jangan sampai terlambat.

 2. Untuk Wiranto.
 Saya memahami dilema anda untuk menjaga kesatuan ABRI yang anda pimpin.
 Namun tentunya kita tidak dapat menyimpan bau busuk didalam lingkungan
 segar. Karena bau itu tentunya tetap akan mengganggu. Keberanian anda
 haruslah tetap konsisten melakukan perombakan ABRI hinga tahap yang
 paling optimal untuk mendukung profesionalisme ABRI sesungguhnya.

 Oportunis dalam ABRI harus jelas - jelas diharamkan dan disingkirkan.

 Namun yang perlu diingat adalah ancaman anda bukan dari golongan sipil,
 namun dari oportunis ABRI sendiri yang membina "pasukan liar" di luar.

 Jangan sampai anda kecolongan seperti Medan, Jakarta, Solo kembali.
 Gejala mencuri kelengahan anda mulai tumbuh lagi. Walau bagaimanapun
 rakyat tetap merasa tenang jika sosok ABRI (loyal) muncul ditengah
 rakyat, bawa senjata namun ramah.

 Karena rakyat tidak mau jika ABRI membuat suasana seolah aman, tidak
 perlu ditongkrongi namun masih diintip terus pergolakannya. Insting
 keamanan rakyat tak dapat dimanipulasi hanya dengan pemandangan.

 3. Untuk Amin Rais.
 Rakyat telah melihat kesungguhan anda untuk mendampingi bangsa ini
 keluar dari belenggu 32 tahun.
 Jika anda dijegal kanan-kiri, itu hanyalah suatu kesirikan orang lain
 yang memang mengakui bahwa andalah yang layak dapat bintang.

 Anda tahu mana lawan, dan mana kawan. Tahu juga mana emas, mana loyang.
 Dan saya yakin anda tak akan berkolusi dengan loyang, karena kemurnian
 emas hanya bisa didapat dengan mencampur, namun dengan bakaran.

 Tentunya anda tahu emas mana yang telah mengalami pembakaran yang
 terlama, namun masih tetap menunjukan keemasannya.

 Jangan takut dan ragu untuk menunjukan siapa diri anda, doa orang
 beriman dan bertaqwa selalu menyertai orang - orang yang tulus hati.

 4. Untuk Ulama.
 Kita harus menyadari bahwa ALLAH tidak berpolitik apalagi berpartai.
 Oleh karena itu janganlah kita mencampur adukan ajaran Kanjeng Nabi
 dengan politik Indonesia yang sedang termanipulasi.

 Kemenangan suatu parpol tidak menjamin umat untuk masuk surga.

 Jangan sampai ucapan suci "Allahu Akbar" menjadi ucapan manusia bejad
 biadab yang tidak mengenal syahadat.

 5. Untuk para pemimpin "Partai".
 Ikutilah hati nurani anda yang paling dalam, dimana anda telah mening-
 galkannya terlalu lama oleh sebab manipulasi ORBA.

 Anda semua tak perlu jadi pemimpin (partai) jika memang sinar pemimpin
 tersirat dari hati anda yang bermuara pada tindakan dan ucapan.

 Oleh karena itu barang siapa yang meninggikan dirinya sebagai pemimpin,
 pastilah dia bukan orangnya. Pemimpin akan terangkat secara alami,
 bukan meninggikan dirinya sendiri.

 Wassalam,

 Bujang Prihatin.