Kabar akan adanya unjuk rasa buruh hari ini (24 Juni 1998) di
Jakarta
serta adanya ajakan mogok kerja oleh SBSI, membuat saya jadi
berpikir
apa sih maunya si Pakpahan.
Kalau kita telaah kebelakang, bapaknya Mukhtar Pakpahan itu dulu
terlibat kasus Bandar Betsy (1965) yang dilakukan oleh
Barisan Tani
Indonesia (BTI) onderbownya PKI. Jadi secara tidak langsung
si Mukhtar
ini adalah anak PKI. Kalau bapaknya sudah komunis/PKI gimana
anaknya.
Mengenai keadaan saat ini, kita masih ingat ketika Mukhtar bilang
sama
IMF bahwa sebaiknya IMF tidak perlu ngucuri dana bantuan kalau
kondisi
Indonesia masih belum aman. Jelas permintaan itu adalah suatu
hal yang
amat munafik dan pantasnya dilontarkan oleh seorang penghianat
reformasi. Disaat rakyat sedang lapar butuh bantuan kok tega-teganya
dia
minta supaya bantuan tidak diberikan. Dan akhirnya supaya bantuan
itu
tetap tidak dikucurkan, si Mukhtar bikin ulah dengan cara mengajak
buruh
dan mahasiswa untuk berdemo sehingga akan terlihat bahwa situasi
di
Indonesia tercinta ini memang belum aman. DASAR PENGHIANAT.
Sebagai seorang karyawan saya jelas sangat menolak ajakan SBSI
Mukhtar
untuk berdemo. Karena disaat kondisi perekonomian seperti ini
buat saya
sudah sangat beruntung bila di perusahaan saya tidak terjadi
PHK
ataupun kebangkrutan. Digajipun tanpa dipotong-potong
saya sudah
bersukur. Jadi buat apalagi demo-demo yang penting sekarang
adalah
bagaimana kita ciptakan suasana aman tapi tidak timbul lagi
kejadian
seperti dijaman Suharto. Cukup sudah penculikan, adu domba,
gontok-gontokan maupun menjilat serta KKKN.
Untuk seluru BURUH, PEGAWAI, EKSEKUTIF, MAHASISWA dan
RAKYAT marilah kita bersatu dan jangan mudah terhasut
oleh ajakan-ajakan oleh
orang-orang yang tidak bertanggung jawab macam Mukhtar Pakpahan.
Perjuangan kita masih jauh, pikirkan masadepan kita dan anak
cucu kita.
Sekian dan Salam Reformasi
Adi Pradana