[INDONESIA-VIEW] Pandangan u/ ABRI, Politikus, Mahasiswa dan Umat
 
        PANDANGAN u/ ABRI, POLITIKUS, MAHASISWA, dan UMAT.

        Saya tidak tahu peran apa yang akan saya berikan kepada bangsa kita
        Indonesia dalam era reformasi ini.

        Sebagai pengamat lapangan yang dikelilingi dengan hiruk-pikuknya
        informasi  baik yang berasal dari suatu golongan dengan tendensinya masing-masing,
        atau berita-berita netral dari surat-surat kabar, kali ini saya hanya
        memberikan hasil analisa dari penyatuan puzle-puzle berita yang ada.

        Harapan saya adalah agar jangan sampai reformasi yang kita jalani
        sekarang ini dimanipulasi untuk kepentingan satu-dua orang, tetapi
        harus bertujuan untuk kemaslahatan seluruh bangsa tanpa kecuali.

        Berikut ini adalah hasil pengamatan dan komentar saya:

        1. Untuk ABRI.
        Saya ingin agar ABRI-nya Wiranto tetap memegang kendali dalam masa ini
        untuk menetralkan golongan-golongan ABRI yang lain yang berorientasi ke
        kekuasaan, baik itu kekuasaan daerah atau kekuasaan politik pusat.
        Dengan segala kekurangannya seperti:
                - Susah untuk berterus terang kepada publik.
                - Kaku dalam berkata-kata,
        Tetapi Wiranto mempunyai kelebihan yaitu hanya ingin menjadi seorang
        "Professional Soldier" yang tugasnya saat ini terpaku ke dalam negri
        saja.

        Saya pikir dengan bantuan think tank ABRI yang loyal padanya seperti
        Bambang Yudhoyono akan menjadikannya lebih mempunyai visi kedepan.

        Saya ingin agar kita semua jangan menaruh curiga bahwa dia adalah
        penjilat  Suharto, kita harus melihat bagaimana dia sebagai Pangab sekarang ini
        jika  dibandingkan dengan si otak jongkok berkumis Fasial Tanjung, atau yang
        terlalu amat kalem pisan Tri Sutrisno, atau bahkan Si Algojo dingin
        Murdani.

        Kita harapkan bahwa walaupun kemampuan bicaranya masih kurang, namun
        Wiranto  lah senior yang paling dapat diterima saat ini. Figur jujur dan
        pemersatu.

        Makanya cak Wir, kalau sudah jadi CEO-nya ABRI ya jangan minta petunjuk
        lagi, sekali-kalipun jangan. Apalagi pada mbah hitler kite.

        Jangan-jangan sampai atau jangan mau untuk dipaksa turun dari Pangab,
        apalagi selama habibi atau konco-konco lain dari golkar masih ada.
        Karena    mereka inilah yang saya lihat sebagai ancaman.

        Harus konsolidasi se-solid mungkin untuk satu komando, Pangab Wiranto.
        Tapi jangan sekali-kali silau oleh kursi politik, haram untum prajurit.
 

        2. Untuk Para Mahasiswa reformis.
        Saya pikir saat-saat ini adalah saat dimana para oprtunis kekuasaan
        politik   tidak segan-segan membayar siapapun yang mau mengaku mahasiswa untuk
        demo.

        Jadi sekarang harus ada juga satu komando aksi mahasiswa (tulen, bukan
        yang   bayaran).

        Saya belum tahu teknisnya bagaimana. Tetapi ingat jika ada orang yang
        notabene bukan mahasiswa mengajukan diri sebagai koordinator maka harus
        ditolak mentah-mentah. Saya harapkan insting kebersamaanlah yang akan
        menyatukan aksi mahasiswa seperti yang anda buat sebelumnya untuk
        menurunkan eyang dorna kita.

        Saat sekarang ini kita lihat, jika ada yang ngaku mahasiswa demo tetapi
        pada ujungnya adalah:
                - Dukungan politik kepada suatu golongan atau perorangan.
                - Demo tanpa tujuan jelas, pake simbol agama, atau malah asal
                  dan atributnya tidak jelas. (masa ada anak pesantren 12 tahun
                  ngaku mahasiswa).
        maka dua hal itu menunjukan kepalsuan, dan jangan kita terjebak ikut.

        3. Untuk Mochtar Pakpahan.
        Anda jangan terlalu over acting lah, anda kan intelek, ya coba dong
        tunjukan konsep perjuangan buruh itu bagaimana.

        Anda harus menawarkan diri anda sebagai ujung tombak (di depan),
        caranya:
                - Bicara dalam forum-forum untuk menunjukan konsep.
                - Perjuangkan hak-hak buruh dengan pembelaan hukum.
                - Didik buruh untuk mengerti konsep berbisnis.

        Kalau anda memakai buruh untuk ber-demo itu sama saja anda sebagai
        "chaos coordinator" atau koordinator kerusuhan, sementara anda di
        belakang   hanya menjadi tukang kipas dan makan daging satenya, masyarakat cuma
        akan  mendapat kabut asapnya.

        Ide anda untuk membentuk partai sudah menunjukan belang anda
        sesungguhnya,   walaupun anda malu-malu menjadi pemimpin dan menawarkannya pada Ibu
        Mega.

        Berjuang, apalagi untuk kemajuan rakyat kecil tidak perlu menjadikan
        anda  untuk sebagai petualang politik. Apalagi jika dilihat belum apa-apa
        sudah  mencoba "show of force". Bagaimana anda bisa meraih simpati kalau
        begitu.
 

        4. Untuk Umat Muslim.
        Sekali lagi saya katakan, jangan mencoreng citra kita sebagai orang
        Islam menjadi identik dengan paksa memaksa serta kekerasan.

        Jika ada yang mengaku ulama tapi bicaranya hanya mengurusi masalah
        politik,  maka jelas dia bukanlah ulama yang mampu membimbing umat menuju sorga,
        dia hanyalah oportunis politik yang sedang cari dukungan umat Islam.

        Saya sangat sedih sebagai orang Islam jika mendengar celoteh orang-orang
        seperti itu di dalam Masjid yang notabene adalah Baitullah.

        Sekali lagi jangan campurkan politik dengan agama, hal itu sama saja
        dengan pembodohan umat. Himpunan Mahasiswa Islam jalur ormas Islam yang
        intelektual haruslah memelopori hal ini. Itu sebabnya saya tidak mau
        masuk ke dalam ICMI, karena didalamnya masih ada semangat menunggangi
        Islam sebagai kendaraan politik.

        Sekarang ini kita harus melihat, siapa-siapa orang yang menjadi pejabat
        di kalangan eksekutif, legislatif, yudikatif, ABRI, atau bahkan keluarga
        ex presiden kita?.

        Ternyata mayoritas 95% adalah mereka yang mengaku sebagai orang Islam.
        Tetapi bagaimana jika kita lihat kehidupan ketaqwaan dan keimanan mereka
        dalam praktek????.........., masih tanda tanya.

        Maka dari itu jangan sekali lagi mengulangi kesalahan itu. Kita harus
        prihatin sekali dalam masalah ini.

        Sekian dulu dah, lain kali nyambung lagi.
        Jika memang banyak para pembaca (khususnya Muslim) yang berpandangan
        sama dengan saya, kiranya boleh merespon ke email saya.

        Wassalam,
        Bujang Prihatin.