DetikCom, Minggu, 8/9/2002
Nama Tiga Korban Tewas Akibat Penembakan di Maluku
Kontributor : Dino F. Umahuk
detikcom - Ambon, Penembakan yang menyebabkan tiga orang tewas di Saparua,
Maluku Tengah benar adanya. Ketiga korban tewas, semuanya perempuan. Salah
satunya, seorang guru yang sedang hamil tujuh bulan.
Sampai sekarang belum ada aparat keamanan yang memberikan keterangan secara
resmi. Hanya saja, Gubernur Maluku M Saleh Latuconsina membenarkan kejadian
penembakan di pantai Desa Kulur, Kecamatan Saparua, Maluku Tengah itu.
Konfirmasi dari Saleh didapatkan wartawan saat Saleh menghadiri acara pelantikan
pengurus KAHMI Maluku di Hotel Wijaya II, Ambon, Minggu (8/9/2002). Namun,
Saleh hanya membenarkan dan tidak menjelaskan secara detail.
Berdasarkan penelusuran detikcom, ketiga korban tewas akibat penembakan itu,
terdiri dari seorang perempuan dewasa dan dua anak perempuan.
Ketiganya adalah Miftatul Ulumi (23), seorang guru yang sedang hamil 7 bulan, Fitria
Litiloli (12), dan Fatimatu Tuhulele (11). Penembakan itu terjadi saat Miftatul Ulumi
sedang mengajar kepada anak-anak tersebut di tepi pantai.
Menurut informasi yang berkembang di masyarakat sekitar lokasi, korban ditembak
dari sebuah speed boat. Kapal kecil itu melaju dari arah Pulau Haruku menuju
Saparua. Ketiganya meninggal dunia, setelah tertembak di bagian kepala.
Sampai berita ini diturunkan, jenazah Fitria dan Fatimatu Tuhulel sudah diotopsi di RS
Al Fattah, Ambon. Sedang, jenazah Ulumi masih berada di Saparua. Sampai
sekarang, untuk mengantisipasi reaksi masyarakat atas kejadian ini, satu kompi
aparat keamanan disiagakan di Desa Kulur dan 1 kompi disiagakan di Desa Portol.
Aksi penembakan di Saparua ini membuat suasana kota Ambon sedikit menegang.
Sejumlah jalan diblokir. Sekitar pukul 11.00 WIT, massa membakar sebuah mobil
Kijang bernopol DE 888 BT. Kendaraan naas itu melintas di Jl. Jenderal Sudirman,
Kawasan Galunggung. Sopir mobil Kijang yang belum teridentifikasi itu tewas
terbakar di dalam mobil.
Kini, ratusan orang juga berkumpul di depan Masjid Raya Al Fattah. Aparat juga
memblokir semua jalan yang menghubungkan dua komunitas di Ambon.
Di lokasi pembakaran mobil, kini disiagakan Batalyon Armed II dari Kodam Bukit
Barisan. Empat buah panser disiagakan di Benteng Victoria, dekat Lapangan
Merdeka.
Meski demikian, kondisi di masing-masing komunitas masih normal. Aktivitas
perekonomian di pasar-pasar masih berjalan. Begitu juga alat-alat transportasi masih
beroperasi.
Copyright © 1998 - 1999 ADIL dan detikcom Digital Life.
|