DetikCom, 15/10/2002 14:58 WIB
Terkait Bom Bali, Hamzah Haz akan Gelar Jumpa Pers
Reporter : Danang Sangga Buwana
detikcom - Jakarta, Meledaknya bom di Bali, membuat Wakil Presiden (Wapres)
Hamzah Haz jadi bulan-bulanan. Semula ia ngotot tak ada teroris di Indonesia.
Bahkan ia berani pasang badan. Namun akhirnya ia mengakui ada jaringan terorisme.
Makanya, Wapres berencana akan menggelar jumpa pers khusus mengenai kasus
tersebut.
Menurut keterangan yang berhasil dihimpun detikcom di lingkungan Istana Wapres,
Selasa (15/10/2002), jumpa pers itu akan digelar siang ini. Namun waktu pastinya
belum diketahui. Tempatnya, ya di Istana Wapres, Jl. Medan Merdeka Selatan,
Jakarta Pusat.
Staf khusus Wapres, Laode Kamaluddin, yang coba dikonfirmasi detikcom soal acara
tersebut, ponselnya tak aktif. Jumpa pers itu sendiri di luar jadwal resmi Wapres.
Jadwal terakhir Wapres hari ini adalah menerima Badan Pengurus Kerjasama Sosial
Anti-Madat dan Panitia Penyelenggara Safari Remaja Berprestasi Seluruh Indonesia
pukul 13.00 WIB.
Kasak-kusuk yang beredar, Hamzah akan mencoba meluruskan seputar
pernyataannya mengenai terorisme di Indonesia. Pasalnya, Hamzah dituduh plin plan
dalam menanggapi isu terorisme.
Sudah jadi rahasia umum kalau ketua umum DPP Partai Persatuan Pembangunan itu
begitu ngotot kalau tidak ada jaringan teroris di Indonesia. Bahkan dengan gagah, ia
berani pasang badan. "Saya sudah katakan berkali-kali bahwa di Indonesia itu tidak
ada teroris," tegas Hamzah.
Namun ketika bom meledak di Legian, Kuta, yang menewaskan ratusan orang,
Hamzah buru-buru meralat pernyataannya. Ia pun harus mengakui adanya terorisme
di Indonesia "Ini adalah tindakan teroris," tuduh Hamzah.
Sebelumnya, Hamzah dengan enteng juga mengatakan kalau insiden ledakan bom di
Bali, akibat lemahnya intelijen Indonesia. Ketika disinggung kenapa akhirnya
mengaku adanya teroris, Hamzah masih juga berkilah, "Kalau teroris, sudah lama
ada," jawabnya.
Jadi sebenarnya di Indonesia ada teroris atau tidak, Pak Hamzah?
Copyright © 1998 - 1999 ADIL dan detikcom Digital Life.
|