Jawa Pos, Selasa, 17 Sept 2002
Bentrok Lagi, Warga Resah Di Morotai, 300 Rumah Dibakar
AMBON - Sebuah insiden terjadi lagi di Ambon. Tepatnya di kawasan Galunggung,
Kecamatan Sirimau, Senin sore (16/9) pukul 16.00 WIT. Namun, ditengarai, insiden
tersebut tidak berbau SARA, melainkan perkelahian biasa.
Dalam insiden perkelahian masal itu, Bakar, 20, terluka di kepala dan tangannya.
Kini, dia dirawat di Rumah Sakit Alfatah, Ambon. Insiden tersebut diduga dipicu oleh
perebutan penumpang angkot yang mencuat sejak beberapa hari lalu. Puncaknya,
korban dikeroyok sejumlah warga lain.
Meski demikian, di masyarakat berkembang isu bahwa ada penembakan. Sehingga,
warga menjadi resah. Isu tersebut mudah dipercaya. Sebab, Minggu (8/9), Dany
Matulessy dan mobilnya yang bernomor polisi DE 888 BT dibakar di Jl Jenderal
Soedirman, kawasan Galunggung.
Peristiwa tersebut merupakan imbas dari penembakan tiga warga Kulur, Kecamatan
Saparua (Maluku Tengah) pada Minggu (8/9) sekitar pukul 07.20.
Sementara itu, dari Ternate dilaporkan, tiga desa di kawasan Pulau Morotai, Maluku
Utara, diserang oleh kelompok bersenjata. Akibatnya, dua warga tewas dan puluhan
lainnya luka berat dan ringan.
Serangan pada Minggu (15/9) tersebut terjadi sekitar pukul 07.30 hingga 09.00 di
Desa Pengeo, Karago, dan Losuwo. Semuanya termasuk dalam wilayah Kecamatan
Morotai Utara. Sedikitnya, 300 unit rumah penduduk dan lima tempat ibadah rusak
terbakar.
Sejauh ini, belum diketahui penyebab kejadian tersebut. Kelompok penyerang
langsung menghilang setelah beraksi. Aparat keamanan belum bisa mengidentifikasi
penyerang itu. "Modusnya seperti peristiwa penyerangan yang terjadi pada 8 Agustus
2002 di Kecamatan Tobelo (Halmahera Utara)," kata seorang warga Desa Pengeo,
Morotai Utara.
Berbagai pihak di Maluku Utara, khususnya tokoh agama dan tokoh masyarakat di
Morotai, menyesalkan peristiwa tersebut. Sebab, warga Islam dan Kristen yang
pernah bertikai di wilayah itu telah hidup rukun kembali. Diperoleh keterangan, ribuan
penduduk kini masih mengungsi di tempat-tempat yang dianggap lebih aman.
Komandan Sektor Pemulihan Keamanan Wilayah II Maluku Utara Kolonel (Inf) T. Edi
Widagdo, Komandan Kodim 1501 Letkol (Inf) O.P. Sianturi, dan Kapolres Maluku
Utara AKBP Teguh Prasojo, Senin pagi berangkat ke Morotai untuk meninjau akibat
peristiwa yang menewaskan dua warga tersebut.
Kepala Biro Informasi dan Komunikasi Kantor Gubernur Maluku Utara Drs Said
Syafaat Adam yang juga juru bicara Penguasa Darurat Sipil ketika dikonfirmasi
membenarkan adanya hal tersebut. "Saya sudah menerima laporan dari komandan
Kodim 1501 Maluku Utara bahwa sejak kemarin, aparat keamanan telah dikerahkan
ke lokasi kejadian," jelasnya.
Menurut Syafat, serangan tersebut mungkin dilakukan oleh kelompok tertentu yang
tidak menginginkan Maluku Utara damai. Mereka tidak ingin para pengungsi korban
kerusuhan kembali ke daerahnya. Mereka ingin menunjukkan bahwa di Maluku Utara
masih tidak aman.
Minggu kemarin, di Kota Ternate bagian selatan juga sempat terjadi ketegangan.
Warga panik dan berlarian masuk ke rumah masing-masing. Ketegangan terjadi
antara warga Kelurahan Manggadua dan Desa Bastiong. Namun, aparat keamanan
segera turun tangan dengan memblokade lokasi tersebut. (jpnn)
All Rights Reserved © Jawa Pos 2002 , Design by Jawa Pos DotCom
|