Jawa Pos, Minggu, 20 Okt 2002
TNI Bantah Danai Laskar Jihad
JAKARTA - Pernyataan mantan Dubes Amerika Serikat untuk Indonesia Robert S.
Gelbard tentang Wiranto dan seorang mantan Pangkostrad membantu dana USD 7
juta (Rp 63 miliar) kembali mendapatkan bantahan. Kali ini datang dari Mabes TNI.
Kepala Dinas Penerangan Umum (Kadispenum) TNI Kol Inf Dj. Nachrowi menyatakan,
TNI tidak pernah mendukung Laskar Jihad Ahlussunah Wal Jamaah dalam bentuk
apa pun. "Saya kira tidak rasional jika TNI memberikan dana sebesar itu," tandas
Nachrowi saat dihubungi Jawa Pos kemarin.
Seperti halnya mantan Panglima Laskar Jihad Ustad Ja'far Umar Thalib kemarin,
Nachrowi juga mempersoalkan besarnya dana USD 7 juta seperti dituduhkan Gelbard.
Bagi TNI, dana itu sangat besar.
"Dari situ, perlu dicermati apa pun yang disampaikan Gelbard, sehingga tidak menjadi
tuduhan yang mengarah pada fitnah," ujar mantan Kapendam Jaya itu.
Nachrowi lantas menuturkan kondisi keuangan TNI pada beberapa tahun belakangan
yang kurang menguntungkan. Kondisi yang sudah diketahui masyarakat itu
menempatkan TNI pada posisi sulit. Terutama, untuk meningkatkan kesejahteraan
dan modernisasi persenjataan.
Nah, lanjutnya, jika memang mempunyai dana sebesar itu, dapat dipastikan TNI akan
menggunakan untuk kepentingan internal. Yaitu, untuk kesejahteraan prajurit dan
membeli senjata yang sangat dibutuhkan. "Masak dituduh menghambur-hamburkan
uang. Ini jelas tidak rasional dan tidak ada kaitan dengan tuduhan itu," tandasnya.
Seperti diberitakan kemarin, dalam wawancara dengan The Sydney Morning Herald,
Gelbard menuduh seorang mantan Pangkostrad telah menyuplaikan dana TNI-AD
USD 7 juta untuk mendukung operasi Laskar Jihad di Maluku. Dubes yang selama
bertugas di Indonesia tidak pernah luput dari kecaman itu juga meyakini, mantan
Panglima TNI Jenderal (pur) Wiranto memberikan dukungannya. Bahkan, Wiranto
diyakini juga memberikan senjata.
Keyakinan Gelbard itu didasarkan pada tayangan televisi AP yang mencuplik
kegiatan TNI saat membagikan senjata kepada Laskar Jihad di Ambon. Gelbard, yang
mengaku sangat paham gerakan militan di Indonesia, pernah memberitahukan
masalah itu kepada pemerintah Indonesia. Tetapi, hal itu tidak digubris. (lex)
All Rights Reserved © Jawa Pos 2002 , Design by Jawa Pos DotCom
|