The Cross

 

Ambon Berdarah On-Line
News & Pictures About Ambon/Maluku Tragedy

 

 


 

 

 

Kapolda: Sasaran Peledakan Bukan Mes Kedubes AS


KOMPAS, Selasa, 01 Oktober 2002, 20:43 WIB

Kapolda: Sasaran Peledakan Bukan Mes Kedubes AS

Jakarta, KCM

Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Makbul Padmanegara menyatakan, sasaran utama peledakan di Jalan Teluk Betung, Jakarta Pusat, minggu lalu bukan mes milik Kedutaan Besar (Kedubes) Amerika Serikat (AS).

Kepada wartawan, Selasa (1/10) sore, di Jakarta, Makbul menjelaskan, kesimpulan itu diperoleh berdasarkan fakta penyidikan yang dilakukan Polda Metro Jaya sampai hari ini terhadap Yusuf, satu dari empat tersangka peledakan di depan Mes Kedubes AS, Jalan Teluk Betung nomor 8, Jakarta Pusat.

"Kebetulan mobil milik para tersangka (Azis, Yusuf, AT dan TL) itu parkir tepat di depan Mes Kedubes AS. Penyidikan sementara setelah ledakan itu memang diduga sasarannya Mes Kedubes AS, tapi kan penyidikan terus berkembang," ujar Makbul.

Sampai saat ini, berdasarkan fakta penyidikan diketahui bahwa sasaran peledakan sebenarnya adalah Jalan Teluk Betung nomor 6. Menurut Makbul, berdasarkan kesaksian Yusuf, pernah terjadi transaksi atas rumah itu antara seseorang bernama Hasyim Sutisno dengan Juanda Lesmana.

"Pada tanggal 8 April 2001, Juanda Lesmana memberikan kuasa kepada Sandi untuk mengurus pembayaran kembali dari Hasyim Sutisno atas rumah itu. lalu Sandi memberikan kuasa rumah itu secara subtitusi kepada almarhum Azis pada tanggal 30 Juli 2001," tegas Makbul.

Juan Lesmana, Sandi maupun Hasyim Sutisno merupakan teman-teman bisnis para tersangka. Meski sejauh ini belum diketahui secara detail hubungan lain yang terjadi diantara mereka, namun polisi menemukan data adanya tindak pidana yang pernah dilakukan Azis terhadap Hasyim sehubungan penanganan rumah di Jalan Teluk Betung nomor 6 tersebut. "Tapi kasus itu sudah divonis. Ketika itu, Sandi juga diminta sebagai saksi. Di kemudian hari, surat kuasa rumah itu dicabut Juan dari Sandi tanggal 31 Oktober 2001 yang dikuatkan melalui notaris," ungkap Makbul.

Polisi kesulitan

Pada kesempatan itu Kapolda mengakui pihkanya kesulitan mengungkap kasus peledakan itu karena Yusuf dan Sandi yang kini ditahan polisi masih banyak bungkam. Namun berdasarkan kesaksian Yusuf, mobil kijang dengan nomor polisi B 8602 SD yang dipakai para tersangka itu telah beberapa kali dipindah tangankan.

Mobil itu pertama kali dibeli oleh seseorang berinisial SFOD di Kebayoran Baru, yang kemudian dijual kepada seorang pengusaha asal Kalimantan berinisial DD. "Dia (DD) itu lalu menitipkan mobil itu kepada seorang wanita bernama LUM. Mobil itu berpindah lagi ke tangan Made Sidarta yang lalu merentalkan mobil itu," ungkapnya.

Oleh Made, lanjut Makbul, mobil itu mulai disewakan dengan harga 5 juta rupiah sebulan. Tanggal 7 September 2002, mobil kijang itu diserahkan Made kepada Azis, tersangka peledakan yang tewas pada waktu kejadian.

Kata Kapolda berdasarkan keterangan Yusuf, Sandi adalah orang terakhir yang ditemui para tersangka itu 2 jam sebelum peledakan terjadi dan memberikan uang 1 juta rupiah kepada Azis. "Mereka bertemu di BCA Kalibata. Yusuf mengaku sebagai supir Azis," ujar Makbul.

Sementara mengenai jenis granat yang digunakan para tersangka, polisi mengidentifikasinya berasal dari jenis K-75 buatan Korea dengan isian komposisi B. "Tentang alasan mereka melakukan peledakan, saat ini terus didalami. Yang membuat sulit, mereka masih bungkam," demikian Makbul Padmanegara. (lbk)

Copyright © 2002 PT. Kompas Cyber Media
 


Copyright © 1999-2001 - Ambon Berdarah On-Line * http://www.go.to/ambon
HTML page is designed by
Alifuru67 * http://www.oocities.org/unpatti67
Send your comments to
alifuru67@yahoogroups.com
This web site is maintained by the Real Ambonese - 1364283024 & 1367286044