The Cross

 

Ambon Berdarah On-Line
News & Pictures About Ambon/Maluku Tragedy

 

 


 

 

 

Koordinasi Penanganan Masalah Poso Masih Lemah


KOMPAS, Senin, 7 Oktober 2002

Koordinasi Penanganan Masalah Poso Masih Lemah

Palu, Kompas - Koordinasi aparat pemerintah dinilai masih lemah dalam mengatasi persoalan Poso. Akibatnya, penanganan persoalan pascakerusuhan di Poso belum tuntas sampai sekarang. Progres penanganannya pun belum sesuai dengan yang ditargetkan seiring tercapainya kesepakatan penghentian konflik lewat Deklarasi Malino.

Pandangan itu disampaikan anggota DPRD Sulawesi Tengah (Sulteng) Adam Ardjat Lamarauna dalam rapat dengar pendapat gabungan komisi mengenai penyelesaian konflik Poso, Sabtu (5/10) siang. Hadir dalam acara tersebut antara lain Wakil Bupati Poso A Malik Syahadat, Kepada Dinas Permukiman dan Prasarana Wilayah Sulteng Mashud Kasim, dan Kepala Dinas Kesejahteraan Sosial Sulteng Andi Azikin Suyuti.

Ardjat menyebutkan, salah satu indikator kurangnya koordinasi itu tampak dari proses sosialisasi dan rekonsiliasi yang belum tuntas seluruhnya. Bahkan, di tingkat aparat pemerintahan Poso, koordinasi tersebut belum optimal. Karena itu, Ardjat menawarkan solusi berupa koordinasi internal dalam pemerintahan Kabupaten Poso. "Bisa nantinya Bupati Poso langsung turun berkoordinasi dengan aparat pemerintah di bawahnya, sementara Wakil Bupati didelegasikan menjalankan pemerintahan sehari-hari," kata Ardjat.

Data dari Satuan Koordinasi Pelaksana Penanggulangan Bencana Sulteng mencatat setidaknya terdapat 27 kasus gangguan keamanan di Poso usai Deklarasi Malino. Persoalan keamanan itu meliputi ledakan bom, pembunuhan dengan senjata tajam, penembakan, pembakaran, dan penyerangan. Dari sepuluh kasus ledakan bom di Poso, setidaknya lima orang tewas dan 21 luka-luka.

Pendapat Ardjat Lamarauna tersebut dibantah Wakil Bupati Poso Malik Syahadat. Kemajuan yang dicapai di Poso sebenarnya sudah jelas terlihat dalam enam bulan pasca-Deklarasi Malino. Seiring dengan sosialisasi deklarasi damai tersebut, program pengembalian pengungsi, pembangunan rumah tinggal sementara (RTS), serta rehabilitasi mental spiritual lewat trauma-counseling dan ceramah keagamaan berjalan sesuai rencana.

Hanya saja, letupan yang masih terjadi diakui menjadi penyebab kemunduran dalam rekonsiliasi ini. "Karena itu, saya berharap anggota DPRD bisa berkunjung langsung ke Poso untuk bersama-sama melihat keadaan di sana," tegas Syahadat.

Andi Azikin Suyuti dalam paparannya juga menyebutkan pencapaian optimal penanganan pengungsi yang dilakukan oleh pihaknya. Tercatat pengungsi yang kembali 13.655 keluarga dengan 76.459 jiwa dari total pengungsi 28.236 keluarga dan 124.251 jiwa. Sepanjang tahun 2002, dana penanganan pengungsi Rp 67,105 milyar untuk dialokasikan pada sembilan kegiatan, seperti pemulangan pengungsi serta pemberian jaminan dan bekal hidup. (dik)

Copyright © 2002 PT. Kompas Cyber Media
 


Copyright © 1999-2001 - Ambon Berdarah On-Line * http://www.go.to/ambon
HTML page is designed by
Alifuru67 * http://www.oocities.org/unpatti67
Send your comments to
alifuru67@yahoogroups.com
This web site is maintained by the Real Ambonese - 1364283024 & 1367286044