The Cross

 

Ambon Berdarah On-Line
News & Pictures About Ambon/Maluku Tragedy

 

 


 

 

 

Cak Nur: Tragedi Bali sama dengan Tragedi 11 September


KOMPAS, Senin, 14 Oktober 2002, 17:25 WIB

Cak Nur: Tragedi Bali sama dengan Tragedi 11 September

Laporan : Heru Margianto

Jakarta, KCM

Cendikiawan Muslim Nurcholish Madjid (Cak Nur) mengatakan, secara moral peledakan bom di Bali dapat disamakan dengan peristiwa 11 September di New York, Amerika Serikat.

"Secara moral bisa dikatakan it is a moral equivalent on nine eleven. Kalau Amerika Serikat punya 11 September, kita punya 12 Oktober," ujar Cak Nur kepada wartawan ketika menyampaikan pernyataan sikap bersama sejumlah tokoh menanggapi tragedi Bom di Bali yang menewaskan lebih dari 180 orang, Hotel Indonesia, Jakarta, Senin (14/1).

Bersama Cak Nur, hadir Todung Mulya Lubis, Imam Prasodjo, Hamid Awaluddin, Mudji Sutrisno, Hidayat Nurwahid, Melly G Tan, Chusnul Mariyah, Bara Hasibuan, dan Binny Buchori.

Menurut Cak Nur, tragedi Bali dapat disamakan dengan tragedi 11 September bukan karena jumlah korban meninggal atau gedung yang rusak, tetapi karena kemanusiaan yang telah menjadi korban. Oleh karena itu, Cak Nur menegaskan, dengan bahasa yang lebih keras masyarakat dapat menuntut kepada pemerintah agar mengambil sikap tegas mengungkap kasus bom tersebut.

Cak Nur menyesalkan sikap pemerintah khususnya Presiden Megawati Soekarnoputri yang kurang berinisiatif dalam menanggapi laporan-laporan intelijen negara lain. Pemerintah, katanya, dapat dikatakan melakukan kejahatan bila membiarkan kejadian itu atau dalam bahasa hukum disebut guilty by omission.

"Orang-orang dalam pemerintahan kita tahu terjebak dalam interest-interest politik pribadi termasuk Presiden Megawati. Pemerintah, dalam hal ini presiden, kita harapkan menarik diri ke atas mengatasi interest-interest pribadi itu, seperti misalnya interest pribadi soal pemilu 2004, memangnya mau apa sih menjadi presiden," ungkapnya.

Bentuk tim pencari fakta internasional

Dalam pernyataan sikapnya, para tokoh tersebut mengusulkan membentuk tim pencari fakta internasional yang independen terdiri dari perwakilan beberapa negara dan Indonesia untuk mengungkap tragedi Bali. Hal itu sebagai bentuk tanggung jawab kepada masyarakat internasional dalam rangka meningkatkan kapasitas aparatur negara yang terbatas.

Kata Todung Mulya Lubis, selama kasus peladakan bom tidak pernah terungkap secara tuntas, hal ini membuat keraguan akan kemampuan aparat keamanan. "Ini adalah masalah kemanusiaan melebihi religi dan nasionalisme. Kalau ini mencerminkan masalah kemanusiaan seperti itu, tidak ada masalah kita bentuk tim internasional, jangan nasionalisme sempit kita tersinggung," ujar Todung.

Pada kesempatan itu, para tokoh juga menilai, peledakan di Bali menunjukkan betapa rapuhnya sistem penegakan hukum dan jaminan kemanan nasional termasuk lemahnya intelijen Indonesia.(nik)

Copyright © 2002 PT. Kompas Cyber Media
 


Copyright © 1999-2001 - Ambon Berdarah On-Line * http://www.go.to/ambon
HTML page is designed by
Alifuru67 * http://www.oocities.org/soija2002
Send your comments to
alifuru67@yahoogroups.com
This web site is maintained by the Real Ambonese - 1364283024 & 1367286044