KOMPAS, Rabu, 25 September 2002, 8:12 WIB
SARAPAN PAGI
Sarapan Pagi Bersama : Sartono Mukadis
Teror Saat Ini Adalah Akumulasi Kebingungan Pemerintah
Teror seperti ledakan granat di Jalan Teluk Betung, Jakarta dalam kacamata psikolog
Sartono Mukadis adalah akumulasi kebingungan pemerintah terhadap berbagai
masalah yang tidak terselesaikan.
Hal tersebut menjadi kompleks atau begitu kompleks jika dikaitkan dengan
kenyataan bahwa sampai saat ini memang belum ditemukan bentuk nyata dari apa
yang dinamakan jaringan Al Qaeda pimpinan Osama Bin Laden, tokoh yang dituding
Amerika Serikat sebagai biang keladi Tragedi 11 September setahun lalu. "Al Qaeda
itu kan seperti organisasi tanpa bentuk," ujar Sartono saat dihubungi KCM, Selasa
(24/9).
Sementara, seperti disepakati Sartono, Amerika Serikat terlihat begitu cemas dan
bertindak seperti kehilangan arah. Di Indonesia misalnya, Duta Besar AS Ralph
Boyce segera melakukan pertemuan dengan tokoh-tokoh Islam bertukar pikiran soal
terorisme, Selasa sore. Sebelumnya, beberapa hari berselang, AS memang sudah
mengeluarkan peringatan berkenaan dengan ancaman kekerasan terhadap warganya,
khususnya di Yogyakarta.
Masalahnya menjadi pelik karena memang ada tidaknya teror berkenaan dengan Al
Qaeda amat sulit dipastikan. "Nanti kalau bilang tidak ada, ternyata teror itu memang
ada," tutur Sartono.
Lalu, masih berkenaan dengan teror, pemerintah pun tak tinggal diam. Mulai pukul
18.30 WIB, Selasa, Presiden Megawati mengadakan rapat khusus dengan
pejabat-pejabat terkait mengulas masalah sama. Sehingga, terasa, di saat-saat
seperti ini seluruh perhatian tercurah pada masalah dimaksud.
Padahal, menurut Sartono, lebih lanjut, Pemerintah tidak perlu terkesan seperti panik
menghadapi isu-isu sekaligus kenyataan adanya ledakan granat seperti diutarakan di
atas. "Sebetulnya, bisa kok kita bersikap seperti biasa. Emangnya gue pikirin," kata
Sartono.
Akan tetapi, menjadi tidak biasa karena sebetulnya yang dihadapi Pemerintah, bagi
Sartono, adalah pertanyaan apa yang akan terjadi kelak. Sementara, persoalan demi
persoalan tidak terselesaikan secara tuntas. Sartono mengurutkan, keterpurukan
Indonesia hingga masalah tenaga kerja Indonesia di Nunukan tak tertanggulangi
dengan baik, bahkan sampai persoalan teror sekarang ini. Di balik itu, mudah terbaca
bahwa Pemerintah tak lagi kokoh.
Sehingga, menumpuknya masalah-masalah tersebut sampai pada satu titik
kejenuhan dengan teror sebagai pemicunya. "Teror sekarang ini adalah akumulasi
kebingungan pemerintah," tandasnya.
Maka kemudian, meski agak sulit mencari pemecahan yang paling pas, menurut
pertimbangan Sartono, Presiden Megawati selayaknya tidak perlu ikut berkomentar
berkaitan dengan teror tersebut. Baik kalau persoalan itu dituntaskan pada tingkat
teknis pada pejabat terkait semacam intelijen dan sebagainya. "Dengan tidak
berkomentar, Megawati tidak menambah kepanikan yang terasa ada," tegasnya.
(prim)
Copyright © 2002 PT. Kompas Cyber Media
|