KOMPAS, Jumat, 27 September 2002
Ledakan Bom di Dekat Kantor Polres Poso
Palu, Kompas - Sebuah ledakan bom terjadi lagi di pusat Kota Poso, Sulawesi
Tengah (Sulteng), pada hari Kamis (26/9) pagi. Bom diduga diletakkan dalam mobil
angkutan umum yang terparkir di Jalan Sumatra, sekitar 20 meter dari kantor Polres
Poso. Dilaporkan, tidak ada korban jiwa akibat ledakan ini dan polisi masih
menyelidiki sebab-sebab kejadian berdasarkan keterangan para saksi.Informasi yang
dihimpun Kompas sampai Kamis malam, ledakan terjadi pukul 09.15 waktu
setempat. Sumber ledakan berada di dalam mobil angkutan kota bernomor polisi DN
1720 E. Mobil bercat merah ini melayani rute Poso Kota-Watuawu, Kecamatan Lage,
yang berjarak sekitar 20 kilometer.
Saat terjadi ledakan, mobil sedang terparkir di pinggir jalan di dekat Pasar Sentral.
Tidak ada penumpang di dalam mobil yang ditinggalkan sementara oleh sopirnya, Aci
(30-an), untuk makan di sekitar kawasan pasar.
Akibat ledakan, bagian atap mobil jebol dan kaca-kacanya pecah berhamburan. Kaca
depan sebuah angkutan kota yang terparkir di belakang mobil ini juga ikut pecah
terimbas getaran ledakan bom ini. Bunyi ledakan ini terdengar sampai radius satu
kilometer dari lokasi kejadian.
Massa sempat dipanikkan oleh ledakan ini, terutama para pedagang di sekitar
kawasan Pasar Sentral. Namun, polisi berhasil mengendalikan kerumunan sekitar
1.000 orang yang mendekat ke lokasi kejadian.
Sekitar setengah jam polisi memblokir jalanan utama Kota Poso ini dan memasang
police line di sekitar lokasi. Sampai berita ini diturunkan, polisi masih menyelidiki
kasus ini berdasarkan keterangan sopir angkutan kota dan sejumlah saksi di sekitar
lokasi kejadian. Belum diperoleh keterangan kuat yang mengarahkan pada
ditemukannya calon tersangka dalam kasus ini.
Ledakan di dekat kantor Polres Poso ini terjadi sekitar satu jam setelah Kepala Polda
Sulteng Brigjen (Pol) Zainal Abidin Ishak beserta rombongan dari Kantor Menteri
Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat meninggalkan Poso menuju Palu dengan
helikopter. Rombongan yang tiba di Poso, Rabu siang, menyertakan KH Abdullah
Gymnastiar dari Pondok Pesantren Daarut Tauhiid Bandung yang mengadakan
ceramah keagamaan di Poso dan Tentena, serta Pendeta IP Lambe dari Persekutuan
Gereja-gereja Indonesia (PGI) yang berceramah di Tentena.
Menurut catatan Kompas, terhitung sejak Juni 2002, ledakan ini merupakan insiden
ketiga yang terjadi pada angkutan umum. Ledakan pertama terjadi pada 5 Juni di atas
bus Antariksa jurusan Palu-Tentena yang sedang melintas di Desa Toini, Kecamatan
Poso Pesisir. Ledakan tersebut setidaknya menewaskan enam penumpangnya dan
mengakibatkan belasan lainnya luka-luka.
Ceramah agama
Sehari sebelumnya, Rabu, tim pembinaan mental-spiritual dari Kantor Menteri
Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat mengadakan ceramah keagamaan di
Lapangan Kasintuvu, Desa Lawanga, Poso Kota dan Tentena, Kecamatan Pamona
Utara. Pembina Pondok Pesantren Daarut Tauhiid Bandung Abdullah Gymnastiar
berceramah di Poso Kota dan di Tentena, sementara Pendeta IP Lambe dari
Persekutuan Gereja-gereja Indonesia (PGI) yang didampingi penyanyi Eddy Silitonga
berceramah di Tentena.
Kedatangan kedua tokoh agama ini diharapkan membantu meredakan rentetan
insiden di Kabupaten Poso. KH Gymnastiar dan Lambe dalam kesempatan berbeda
menyebutkan bahwa upaya itu dilakukan keduanya lebih sebagai upaya meredakan
emosi masyarakat yang telanjur tercabik oleh konflik yang berlangsung lebih dari tiga
tahun silam.
Lambe mengakui, pemuka agama memiliki peran penting dalam meredakan
ketegangan atau bahkan sebaliknya. Namun, mestinya hal tersebut tidak bisa
dilakukan sendirian. Masyarakat sendirilah yang pada akhirnya memegang peran
untuk menjalinkan kembali interaksi antara kedua komunitas di Poso. (DIK)
Copyright © 2002 PT. Kompas Cyber Media
|