Media Indonesia, Rabu, 11 September 2002
Orang tidak Beridentitas Dilarang ke Maluku Utara
MANADO (Media): Penguasa Darurat Sipil (PDS) Maluku Utara Sinyo Sarundajang
melarang orang tidak beridentitas masuk ke wilayah Provinsi Maluku Utara. Sebab,
dikhawatirkan masih ada oknum yang ingin melanggengkan konflik melalui provokasi.
''Larangan itu tersirat dalam maklumat yang diterbitkan 15 Juli 2002. Maklumat yang
saya buat selaku penguasa darurat sipil mendapat dukungan semua komponen
masyarakat. Maklumat itu juga dikeluarkan mengantisipasi adanya gejolak dari
daerah tetangga Ambon,'' kata Sarundajang, yang juga Penjabat Gubernur Malut
kepada Media di Bandara Sam Ratulangi Manado, Senin (9/9).
Ia mengatakan, untuk menjaga situasi Maluku Utara yang mulai kondusif, maklumat
itu juga melarang orang atau kelompok menghasut, menghujat, menghina,
memprovoksi, dan menyebar isu yang dapat menimbulkan perbuatan anarkistis dan
melanggar hukum.
''Di samping itu, melarang membuat atau merakit, menyimpan, serta
memperjualbelikan dengan sengaja atau tidak sengaja serta menggunakan senjata
tajam, senjata api, senjata rakitan, amunisi, dan bahan peledak. Aparat keamanan
akan menindak tegas pelanggar maklumat ini,'' kata Sarundajang.
Bangun kebersamaan
Dia juga mengatakan, upaya penguasa darurat sipil untuk membangun kebersamaan
antarwarga telah dilaksanakan melalui pemisahan kedua kelompok yang bertikai yang
disekat oleh aparat keamanan. Tetapi, di antara mereka dilakukan pertemuan untuk
pembinaan, komunikasi antarmasyarakat, serta melaksanakan deklarasi damai
secara adat dari tingkat desa atau dusun. Sedangkan pemulangan pengungsi
dilakukan secara bertahap.
Meski begitu, lanjutnya, selalu mencermati situasi dan kondisi daerah secara
berjenjang karena dikhawatirkan masih ada oknum yang ingin melanggengkan konflik
melalui provokasi. Sebab, katanya, hal itu dapat memicu emosi masyarakat.
Sementara itu, Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Hari Sabarno secara terpisah ketika
melepas 152 kepala keluarga (KK) atau 529 jiwa pengungsi asal Desa Tuguliwa,
Kecamatan Tobelo, di Ternate mengatakan, setiap peristiwa ada hikmahnya.
''Bentuk cobaan bermacam-macam. Kemarin-kemarin memang sedang terjadi di bumi
Republik Indonesia, konflik antarsesama saudara, antarsesama warga. Daerah
Maluku Utara sekarang relatif aman. Itu ditandai dengan kembalinya pengungsi ke
daerah. Siapa pun warga negara ini, dari suku apa, beragama apa, dan keturunannya
siapa, sebagai insan beragama sebenarnya agak aneh apabila terjadi baku hantam
sesama saudara,'' katanya. (VL/N-3)
Copyright © 1999-2002 Media Indonesia. All rights reserved.
|