Media Indonesia, Selasa, 17 September 2002 23:01 WIB
Ribuan Warga Morotai Mengungsi ke Hutan
TERNATE--MIOL: Sedikitnya 7.000 warga Desa Pengeo, Korago, dan Losuwo,
Kecamatan Morotai Utara, Kabupaten Maluku Utara sejak Minggu (15/9) pagi
mengungsi ke hutan belantara Pulau Morotai, akibat diserang oleh kelompok
bersenjata yang tak dikenal identitasnya.
Namun situasi keamanan di wilayah Morotai Utara yang dua hari terakhir ini
dilaporkan memanas itu, kembali aman dan terkendali, kata Kapolres Maluku Utara
AKBP Teguh Budi Prasodjo kepada Antara sesuai mendampingi Komandan Sektor
Pemulihan Keamanan Wilayah II Maluku Utara meninjau lokasi penyerangan di
Ternate, Selasa.
Menurut Kapolres, warga di tiga Desa Morotai Utara itu selain mengungsi ke hutan
juga sebagian dievakuasi ke desa Sofi, Berebere, dan beberapa tempat yang
dianggap relatif lebih lebih aman.
Aparat TNI dan Kepolisian telah diterjunkan ke lokasi kejadian yang jaraknya 15 km
dari Berebere, ibukota Kecamatan Morotai Utara, katanya.
"Penyerangan yang dilakukan oleh kelompok bersenjata yang tidak dikenal
identitasnya itu, adalah orang-orang yang hanya ingin mengacaukan keamanan di
Maluku Utara," katanya.
Kapolres Budi Prasodjo menjelaskan, aksi penyerangan yang terjadi Minggu (15/9)
sekitar pukul 07.30 sampai 09.00 Waktu Indonesia Timur (WIT) mengakibatkan dua
warga tewas, puluhan lainnya luka berat dan ringan. Hingga saat ini belum diketahui
motifnya.
Selama ini, kata Budi Prasodjo, warga Muslim dan Kristen di Desa Pengeo, Karago
dan Desa Losuwo (Morotai Utara) tidak pernah terimbas dengan konflik di Maluku
Utara itu.
Penduduk yang berhasil dievakuasi oleh aparat keamanan, akibat penyerangan
tersebut berasal dari Desa Korago 170 kepala keluarga (KK) atau 825 jiwa, Desa
Pangeo 135 KK atau 1.115 jiwa, dan Losuwo 70 jiwa atau 10 KK, sementara sekitar
7.000 jiwa diantaraaya sejak terjadi peristiwa tersebut telah mengungsi ke hutan.
Berbagai pihak di Maluku Utara, khususnya tokoh agama dan tokoh masyarakat di
Morotai menyesalkan peristiwa yang melanda warga di tiga di Kecamatan Morotai
Utara itu. Kedua komunitas masyarakat yang sepakat berpisah, akibat konflik
beberapa waktu lalu, saat ini telah hidup rukun kembali.
"Aksi penyerangan yang dilakukan oleh kelompok tak dikenal itu, modusnya, seperti
peristiwa penyerangan yang terjadi 8 Agustus 2002 lalu di Kecamatan Tobelo
(Halmahera Utara)," tutur salah seorang warga Desa Pengeo Morotai Utara. Warga
yang tidak mau menyebutkan jati dirinya itu mengatakan, ribuan penduduk kini telah
mengungsi ke tempat-tempat yang dianggap relatif lebih aman dan terkendali.
Menanggapi aksi penyerangan di Morotai, Ketua DPRD Kabupaten Maluku Utara
Syaiful Bahri Rurai SH mengatakan, kejadian di daerah tersebut, terindikasi adanya
kelompok tertentu yang tidak menginginkan Maluku Utara aman bahkan mencari
keuntungan dari konflik yang pernah melanda provinsi tersebut.
Selain itu, mereka juga ingin menggagalkan program pemulangan pengungsi korban
kerusuhan dan berupaya untuk menggagalkan pemekaran wilayah di Maluku Utara,
kata Syaiful. (Ant/OL-01)
Copyright © 1999-2002 Media Indonesia. All rights reserved.
|