Media Indonesia, Rabu, 25 September 2002 13:37 WIB
Kelaparan Mengancam Pengungsi di Maluku Utara
TERNATE--MIOL: ***Sebanyak 816 orang atau 214 kepala keluarga (KK) asal
Kecamatan Oba, Kabupaten Halmahera Tengah (Halteng) yang sejak 1999
mengungsi ke Desa Fidah Kecamatan Gane Timur, Kabupaten Maluku Utara (Malut),
kini terancam kelaparan.
Dari Ternate, Rabu, dilaporkan, ratusan pengungsi asal Kecamatan Oba itu, sejak
enam bulan terakhir ini tidak pernah lagi menerima bantuan dari pemerintah setempat.
Para korban kerusuhan Maluku Utara itu --anak-anak maupun orang dewasa-- kondisi
kesehatannya sangat memprihatinkan.
Bahkan di antara mereka dalam kondisi terancam kelaparan. Warga Kabupaten
Halmahera Tengah itu kini tak pernah tersentuh bantuan.
Sudah tiga tahun mereka tinggal di gubuk-gubuk kecil yang dibuat dari daun kelapa
dan hanya berdinding daun rumbai (daun sagu--Red).
Gubuk yang dibuat di pesisir pantai Desa Fidah tersebut, tidak layak lagi untuk
dihuni. Di musim kemarau dan musim angin selatan, seperti sekarang, para
pengungsi tidak bisa berbuat banyak. Mereka, hanya mengharapkan bantuan warga
setempat.
Tidak satu pun pejabat Pemda Kabupaten Halmahera Tengah dan Pemda Provinsi
berkunjung ke sana. Hanya mantan pejabat Gubernur Maluku Utara Abdul Muhyi
Effendie dan mantan Menpora Abdul Gafur yang mengunjungi pengungsi di situ, tutur
tokoh agama di Desa Fidah, Otovianus Herlin.
Gafur waktu itu memberi bantuan obat-obatan senilai Rp5 juta dan 2.000 eksemplar
selimut bagi 214 KK pengungsi korban kerusuhan di kecamatan Oba itu, sementara
Muhyi memberikan bantuan dua ton beras. "Sejak itulah, sampai sekarang tak ada
lagi pejabat atau petugas kemanusaian datang," katanya. (Ant/OL-01)
Copyright © 1999-2002 Media Indonesia. All rights reserved.
|