Hamzah Haz Tidak Berubah Banyak Terhadap Kelompok Radikal
Islam
Hilversum, Selasa 08 Oktober 2002 07:45 WIB
Polisi Indonesia menangkapi anggota kelompok radikal Front Pembela Islam, FPI.
Namun berbeda dengan sebelumnya, anggota kelompok FPI tidak mendapatkan
pembelaan wakil presiden Hamzah Haz, yang dulu mesra dengan kelompok
semacam ini. Ia dulu terbuka membela kelompok-kelompok radikal seperti FPI
maupun Laskar Jihad. Apakah Hamzah berubah? Radio Nederland menghubungi Ulil
Absar Abdala dari Jaringan Islam Liberal.
Ulil Absar Abdala [UAA]: Saya tidak melihat perubahan signifikan. Ini perubahan
dalam nuansa saja. Tapi saya belum melihat ada perubahan yang signifikan bahwa
PPP ini mulai mengambil jarak dari kelompok-kelompok Islam garis keras. Kalaupun
dia bersikap agak sedikit berbeda terhadap FPI yang melakukan sweeping kemarin
itu, itu kan kasus kecil. Saya nggak melihat sesuatu yang cukup signifikan yang
berubah dalam Hamzah Haz.
Saya menganggap bahwa PPP sampai sekarang ini, dalam pandangan saya masih
memandang bahwa merangkul kelompok-kelompok Islam yang beraneka ragam ini
termasuk kelompok-kelompok Islam garis keras itu masih berguna buat partai ini
untuk mendapatkan sokongan dari masyarakat Islam terutama. Yang kedua untuk
memupuk image atau citra bahwa partai ini adalah partai yang sungguh-sungguh
membela umat Islam.
Radio Nederland [RN]: Sedikitnya kan ada perbedaan ketika kita melihat anggota FPI
banyak yang ditangkap dua hari belakangan ini. Apakah ini ada kaitannya dengan
ucapan Hamzah Haz?
UAA: Saya memandang dalam hal ini pemerintah mulai pelan-pelan memperoleh
keparcayaan kembali setelah sekian lama gamang menanggapi kelompok-kelompok
semacam ini. Jadi saya kira ini bukan semata-mata Hamzah Haz. Tapi ini memang
perubahan di dalam pemerintah sendiri secara psikologis mulai percaya diri, terutama
aparat POLRI. Yang kedua ya mungkin pemerintah setelah menerima input-input dari
masyarakat yang mengkritik keras sikapnya yang ogah-ogahan untuk menindak
keras kelompok semacam ini, akhirnya dia sekarang mulai mengambil tindakan yang
lebih tegas.
Dan pemerintah juga belajar, selama ini tindakan tegas terhadap kelompok semacam
ini toh tidak menjadi bumerang secara politik bagi kredibilitas pemerintah Megawati.
Dulu ketika Jaffar Umar Thalib ditangkap toh juga tidak ada semacam reaksi yang
keras dari masyarakat Islam secara luas. Jadi pemerintah mulai melihat bahwa ini
kelompok yang tidak punya gigi. Kalaupun dikerasi juga tidak apa-apa.
RN: Apakah kedepannya, secara berani juga pemerintah melikuidasi Jaffar Umar
Thalib, atau katakan melikuidasi laskar-laskar yang pakai nama agama?
UAA: Saya nggak setuju melikuidasi kelompok itu ya. Saya akan menentang upaya
pemerintah melikuidasi kelompok seperti FPI dan laskar jihad. Tetapi membatasi
gerakan mereka yang menimbulkan masalah keamanan. Itu aja. Sebagai kelompok
mereka harus dihormati, harus dilindungi bahkan.
Kalau pemerintah Megawati justru kembali menggunakan cara berpikir Orde Baru dulu
untuk menghantam kelompok Islam kanan sebagai lawan pemerintah, musuh politik
yang harus dihabisi, ya saya nggak setuju juga. Itu juga sebentuk otoriterianisme
yang ditentang juga kan. Jadi usulan saya untuk pemerintah adalah, ya udah, ikuti aja
koridor keamanan yang normal saja, penegakan stabilitas yang normal saja,
mengikuti prosedur demokrasi.
Kalau mereka melawan hukum, ya udah tindak aja gitu. Itu aja. Tapi tidak usah itu
terlalu jauh dibawa ke masalah memojokkan satu kelompok radikal sebagai bagian
dari kekuatan yang akan mendestabilisasi politik kayak gitu nggak usah itu.
RN: Nah jadi kalau begitu, terhadap kelompok-kelompok radikal fundamental ini,
artinya Hamzah Haz tidak perlu lagi bergantung kepada mereka?
UAA: Saya tidak tahu ya mood atau pikiran yang dominan dalam PPP, tapi saya rasa
PPP sendiri sampai sekarang ini masih belum berani melakukan sesuatu yang tidak
populer di mata orang Islam, termasuk di mata orang Islam yang melakukan tindakan
yang ilegal seperti ini. Misalnya itu akan terjadi perubahan yang radikal kalau
seandainya Hamzah Haz atau PPP secara lantang mengatakan bahwa tindakan
semacam itu melawan hukum, tidak benar melawan Islam misalnya. Dan harus
dihentikan apa pun alasannya tidak bisa diteruskan. Nah itu baru.
Hamzah Haz kemarin kan pernyataannya sangat soft ya, sangat lunaklah. Dia hanya
mengatakan: ya itu tidak boleh itu, itu kan hak aparat keamanan. Jadi menurut saya
pernyataannya masih pernyataan yang hanya sekedar untuk menutup-nutupi diri.
Demikian Ulil Absar Abdala dari Jaringan Islam Liberal.
© Hak cipta 2001 Radio Nederland Wereldomroep
|