Selain Pembunuhan Theys TNI Diduga Terlibat Pembunuhan
Timika
Hilversum, Selasa 17 September 2002 15:20 UTC
Intro: Hari ini berkas perkara kasus pembunuhan Ketua Umum Presidium Dewan
Papua Theys Hiyo Eluay dilimpahkan ke Oditur Militer. Ini berarti tujuh tersangka,
yang semuanya berasal dari Satuan Tugas Tribuana X Komando Pasukan Khusus TNI
AD, akan diadili secara militer. Pengadilan semacam itu jelas sangat bias dan tidak
masuk akal. Demikian tanggapan salah satu Pimpinan Presidium Dewan Papua
Thom Beanal. Namun sebelum itu, Thom Beanal juga menjelaskan tentang kasus
penembakan di Timika beberapa pekan lalu, yang berakibat tewasnya dua warga
asing, satu warga Indonesia, serta sejumlah lainnya cedera. Saling tuding terjadi
antara TNI dengan Organisasi Papua Merdeka tentang siapa yang bertanggungjawab
atas penembakan tersebut. Saat ini di Timika, sedang berlangsung investigasi
mengenai peristiwa tersebut, seperti dijelaskanThom Beanal. Selain pembunuh
Theys, TNI diduga keras terlibat penembakan Timika:
Thom Beanal [TB]: Sekarang dari polisi sedang diaadakan investigasi dari peristiwa
itu bahwa sudah sekian hari, itu dalam tiga hari di tempat penembakan pertama itu
mil 64 dan mil 61, dari mil 60 sampai 64 tempat itu tetap jadi daerah tempat tembak
menembak. Dan tidak tahu oleh siapa yang dilakukan. Sampai sekarang belum
diketahui.
Radio Nederland [RN]: Namun dari peluru tembakan itu apakah tidak bisa diketahui
asalnya, apakah dari senapan milik aparat atau bukan?
TB: Dari lonsongan peluru diketahui bahwa peluru itu dari L-1 kah semacam itu, yang
sekarang dimiliki oleh tentara.
RN: Lalu sebenanya apa motif dibalik penembakan itu?
TB: Saya pikir barangkali mau merusak Freeport semacam itu. sebab kemarin baru
kedapatan lagi dinamit, suatu bahan peledak di dekat tempat kejadian itu lagi. Di
bawah jembatan ada kedapatan semacam bom alat peledak. Kelihatan orang-orang
ini mau merusak Freeport begitu.
RN: Kalau tadi diduga bahwa motif dibalik itu adalah unuk merusak Freeport, kenapa
begitu?
TB: Karena bom yang didapat itu biasa dibawa oleh teroris. Jadi saya lihat seperti
kalau ABRI yang mau buat itu, sudah lama tapi tidak, baru sekarang muncul lagi bom
itu. Sehingga kami pikir bahwa ini mau merusak jembatan di mana pipa-pipa tembaga
akan mengalir ke pelabuhan. Kami punya dugaan itu jangan sampai kelompok ini
hanya mau merusak perusahaan Amerika di sini. Kesimpulan saya begitu.
RN: Tapi apa gunanya bagi mereka merusakkan pipa-pipa tersebut?
TB: Karena kebencian kepada negeri Paman Sam. Semacam itu.
RN: Lalu apakah keberadaan Pak Thom Beanal di Timika ini juga dalam rangka ikut
melakukan investigasi tentang penembakan tersebut?
TB: Iya, yang sedang melakukan investigasi itu Elsham Jaya Pura dibantu oleh
Lemasa di Timika.
RN: Sementara ini temuan yang sudah bisa dicapai oleh Elsham dan tim investigasi
apa?
TB: Penemuan iu condong kepada ABRI. Belum pasti, tapi penemuan itu mengarah
ke ABRI.
RN: Mungkin Pak Thom Beanal juga mengikuti perkembangan terakhir dalam kasus
Pak Theys Eluay. Bahwa hari ini kasus Pak Theys Eluay sudah dilimpahkan ke
Oditur Militer. Berarti para tesangka itu akan diadili dalam Pengadilan Militer,
Bagaimana menurut pak Thom Beanal bagaimana ini?
TB: Ini tidak bisa, kalau militer yang bunuh baru militer yang mengadili. Ini
keadilannya di mana. Orang yang bunuh sendiri yang mengadili. Kamu lihat ada
logika di dalam ini? Apa artinya ini? Musti orang yang terbebas dari tindakan itu baru
bisa mengadili, tapi kalau macam ini semacam sandiwara. Musti ada satu pengadilan
yang betul menunjukkan jujur. Netralitas itu harus nampak. Saya tidak akan percaya
kalau pemerintah Indonesia mengadili saya rasa omomg kosong.
© Hak cipta 2001 Radio Nederland Wereldomroep
|