The Cross

 

Ambon Berdarah On-Line
News & Pictures About Ambon/Maluku Tragedy

 

 


 

 

 

Amerika Berharap Mega Percaya Banyak Teroris Beroperasi Di Indonesia


Amerika Berharap Mega Percaya Banyak Teroris Beroperasi Di Indonesia

Hilversum, Kamis 19 September 2002 15:00 UTC

Intro: Pemberitaan pers Amerika belakangan memang tidak menguntungkan Islam Indonesia. Yang menarik adalah ulah aparat keamanan, karena bukannya mempertegas peran kalangan yang didakwa teroris, tetapi malah menjadikan semuanya simpang siur saja. Benarkah Indonesia merupakan surga bagi kaum teror? Koresponden Syahrir mengirim laporan berikut dari Jakarta:

Empat orang Indonesia yang ditahan di Manila pekan ini ternyata merupakan pengusaha kayu dari Sangir Talaud, Sulawesi Utara. Mereka dianggap melakukan tindakan illegal karena masuk wilayah Filipina tanpa membawa dokumen sah. Tetapi Wakil Presiden Hamzah Haz mengakui bahwa dari empat orang yang ditahan hanya satu warga negara Indonesia yang diduga terlibat pemboman.

Seorang tokoh Islam lain di kabinet, Menteri Kehakiman dan HAM Yusril Ihza Mahendra menjelaskan bahwa pemerintah Indonesia akan meminta klarifikasi dari pemerintah Filipina. Yasril Baharudin, seorang anggota DPR dari Fraksi Golkar, berharap Oskar Makawata dapat diproses sesuai hukum yang berlaku di Filipina. Tetapi ia mewaspadai suatu skenario besar yang ingin menunjukkan Indonesia merupakan sarang teroris.

Kalangan Deplu RI mengatakan, para pengusaha Indonesia ini menganggap wilayah General Santos masih merupakan wilayah Indonesia. Dan ibu Oskar Makawata adalah seorang Filipina. Dan dia lebih fasih berbahasa Filipina. Deplu nampaknya berusaha menunjukkan bahwa Oskar Makawata itu bukan orang Indonesia dan menggunakan surat-surat kependudukan yang palsu.

Sementara itu di Jakarta, Polri mulai memberikan keterangan yang simpang siur.Tadinya secara informal diungkapkan Abu Daud yang ditahan. Lalu berubah lagi menjadi Seyam Reda. Kapolri Jenderal Polisi Da'i Bachtiar hanya menjelaskan bahwa ada yang tertangkap di Indonesia.

Da'i Bachtiar: Sekarang memang sedang ada tindakan terhadap seseorang. Nanti mungkin berkaitan dengan informasi yang tersebar sekarang ini. Yang penting sekarang ini ada satu orang yang sedang menjalani intensif pemeriksaan. Ya nanti hasil pemeriksaan itu akan kami sampaikan nanti. Ya orang ini tinggal di Indonesia.

Maklumlah orang-orang yang bekerja secara klandestin umumnya memakai paspor palsu. Indonesia memang acapkali dituduh sebagai negara yang membiarkan atau toleran terhadap para teroris islam. Tetapi pakar intelijen Rudolf Barimbing mengatakan, intelijen Indonesia khususnya BIA mengetahui segala gerak gerik para aktivis Al Qaeda ini.Tetapi pemerintah selalu menghadapi dilemma.

Negara-negara tetangga Indonesia seperti Singapore dan Malaysia mendukung sikap Amerika Serikat yang menyatakan diri mempunyai bukti-bukti bahwa di Indonesia ada teroris-teroris yang berhubungan dengan Al Qaidah. Washington berkali-kali menekan pemerintah Indonesia agar bersikap lebih keras terhadap para teroris ini. Namun hingga kini belum ada bukti-bukti kuat yang mendukung teori Amerika bahwa Indonesia termasuk sorga teroris.

Seperti pernah dikatakan oleh pakar intelijen Suripto SH, mungkin hanya Usamah bin Ladin sendiri yang mengetahui siapa-siapa orangnya di Indonesia, mengingat organisasinya menggunakan sistem sel. Namun pers internasional utamanya pers Amerika terus menerus menyudutkan Islam di Indonesia. Apalagi hampir setiap saat ada saja berita-berita mengenai penekanan terhadap ummat Kristen di beberapa daerah. Umumnya pers Amerika, Singapura, Malaysia, Australia dan Filipina percaya pernah ada aktivis-aktivis Al-Qaidah yang mendapat pelatihan di wilayah Poso dan Banten.

Abu Bakar Ba'asyir dan kelompok pesantren Ngruki berperan di Jemaah Islamiyah dan Majelis Mujahidin Indonesia. Mereka dianggap ikut berperan membina teroris-teroris di Malaysia dan Singapura.Tetapi semua ini sudah dibantah oleh Abu Bakar Ba'asyir yang dalam setahun tiba-tiba menjadi sangat terkenal di dalam maupun luar negeri. Ia bersedia diperiksa pihak keamanan Singapura tetapi pemeriksaannya harus di Indonesia, katanya. Umumnya pejabat-pejabat Indonesia pun bersimpati dengan orang-orang semacam Ba'asyir. Seperti dikatakan oleh diplomat Indonesia Makarim Wibisono, terorisme tidak bisa disamakan dengan paham-paham Islam. Sebab Islam sendiri tidak menyetujui aksi-aksi kekerasan.

Makarim Wibisono: Ini yang saya katakan. Jadi berbeda kacamata Amerika kepentingannya dan kepentingan kita. Ini yang dilema. Saya katakan tadi bahwa BAIS bukan tidak tahu di mana organisasi-organisasi itu. Di mana kekuatan-kekuatan itu. Tahu BAIS! Tapi mau diperbuat apa? Mau dibabat habis? Dari domestik kita banyak perlawanan. Kita tidak melakukan, dari Amerika begini. Jadi masing-masing kaca mata melihat begini. Dan saya kira kebijakan pemerintah sekarang sudah tepat. Sudah tepat saya kira sekarang.

© Hak cipta 2001 Radio Nederland Wereldomroep
 


Copyright © 1999-2001 - Ambon Berdarah On-Line * http://www.go.to/ambon
HTML page is designed by
Alifuru67 * http://www.oocities.org/soija2002
Send your comments to
alifuru67@yahoogroups.com
This web site is maintained by the Real Ambonese - 1364283024 & 1367286044