satunet.com, Minggu, 06/10/2002, 14:31 WIB
Aparat Diminta Usut Tuntas Penyelundupan Amunisi ke Poso
satunet.com – Sekretaris Jenderal PB Alkhairaat KH Mohammad Lationo mendesak
aparat keamanan mengusut tuntas kasus penyelundupan ribuan amunisi buatan PT
Pindad ke daerah konflik Poso.
"Aparat harus dapat menemukan semua oknum yang terlibat dalam jaringan itu dan
memprosesnya sesuai prosedur hukum, sekaligus mengungkap motifnya," pinta
pimpinan ormas keagamaan terbesar di Kawasan Timur Indonesia itu di Palu, Minggu.
Permintaan tersebut disampaikan KH Mohammad Lationo menyusul keberhasilan tim
gabungan Polda Sulteng dan Polresta Palu menangkap dua lelaki berinisial Fah dan
Sis saat mereka hendak menurunkan sebuah peti berisi 2.856 butir amunisi ilegal
berbagai jenis buatan PT Pindad di Pelabuhan Pantoloan Palu dari KM Nggapulu.
Kapal penumpang milik PT Pelni itu sendiri sebelum merapat di Dermaga Pantoloan,
berangkat dari Pelabuhan Tanjung Priok (Jakarta) serta menyinggahi Pelabuhan
Tanjung Perak (Surabaya) dan Pelabuhan Balikpapan.
Saat penangkapan kedua penumpang tersebut pada Kamis lalu sekitar pukul 01.00
WITA, petugas juga menyita tiga buah sangkur militer, empat buah teleskop buatan
Jerman, serta puluhan senjata mainan yang dapat dirakit menjadi senjata api dari
tangan mereka.
Menurut Lationo, kasus penyelundupan senjata api beserta amunisinya, termasuk
bahan baku untuk merakit bom ke wilayah Kabupaten Poso seringkali terjadi. Namun
selama ini hanya sedikit yang berhasil diungkap aparat keamanan.
"Buktinya dalam insiden aksi kekerasan baru di bekas daerah konflik itu kurun
beberapa bulan terakhir, banyak korbannya terkena peluru senjata api serta serpihan
ledakan bom," kata KH Mohammad Lationo.
Ditambahkan, akibat maraknya aksi penyelundupan benda-benda berbahaya ke
wilayah Poso, selain mengakibatkan banyak warga sipil menjadi korban juga ikut
merusak suasana perdamaian di bekas daerah konflik itu yang kondisinya pasca
penandatanganan deklarasi damai Malino 21 Desember 2001 semakin membaik.
Atas dasar itu, tegas KH Mohammad Lationo, tidak ada pilihan lain bagi aparat
penegak hukum, kecuali mengusut tuntas semua oknum yang terlibat dalam sindikat
kejahatan modern ini sekaligus memproses mereka sesuai prosedur hukum,
termasuk kasus pengiriman amunisi ilegal di Pelabuhan Pantoloan.
"Lembaga kepolisian sebagai institusi pengamanan dalam negeri tidak perlu ragu
membongkar kasus-kasus seperti ini. Sebab sebagian besar rakyat Indonesia pasti
memberikan dukungan," tutur KH Mohammad Lationo.
Di Palu sehari sebelumnya, Kapolda Sulawesi Tengah Brigjen Pol Zainal Abidin Ishak
menyatakan, pihaknya bersama jajaran TNI setempat terus mengusut kasus
penyelundupan ribuan butir amunisi buatan Pindad ke bekas daerah konflik Poso.
"Saya dan Danrem sudah melakukan koordinasi untuk menangani kasus ini," kata
Zainal Ishak usai menghadiri upacara bendera peringatan HUT TNI ke-57 di halaman
Makorem 132/Tadulako di Palu, Sabtu.
Menurut Zainal Ishak, dalam membongkar sindikat penyelundupan amunisi tersebut,
Polda Sulteng dan Korem Tadulako memfokuskan pada upaya pengungkapan
kepastian asal-usul amunisi tersebut serta alamat tujuan pengiriman terakhir.
"Ini yang kita kejar," tuturnya seraya menambahkan dalam pemeriksaan sementara
tim penyidik polisi terhadap beberapa saksi terungkap asal dan tujuan amunisi
tersebut ada perbedaan. (ANT/hyo)
Copyright © 1999-2001 satunet.com Hak Cipta dilindungi undang-undang.
|