SINAR HARAPAN, Kamis, 12 September 2002
Ribuan Warga Minahasa Peringati Tragedi 11 September 2001
Manado, Sinar Harapan
Peringatan tragedi kemanusiaan yang mengakibatkan hilangnya ribuan nyawa
manusia tidak berdosa akibat runtuhnya menara kembar World Trade Centre (WTC)
11 September 2001 di Amerika Serikat, diperingati oleh lembaga swadaya
masyarakat (LSM) dan organisasi kemasyarakatan di Minahasa yang tergabung
dalam Aliansi Masyarakat Minahasa Anti Teroris (Almamater), di Pacuan Kuda
Tompaso, Kabupaten Minahasa, Rabu (11/9) sekitar pukul 11.30 Wita.
Acara peringatan dalam bentuk ibadah oikumene dihadiri Ketua Badan Pekerja
Sinode (BPS) Sinode Gereja Masehi Injili di Minahasa (GMIM) Pdt Dr AF
Parengkuan, mewakili bupati Minahasa Chrest Poluan. Yang menarik juga, peringatan
tragedi kemanusian ini, tak hanya dihadiri oleh ribuan warga Minahasa yang cinta
damai, tetapi juga dihadiri oleh empat warga Amerika Serikat yang kebetulan sedang
berada di Minahasa.
Jack Russel dan Lilian Russel dari Washington serta Samuel Tyrk dan Hetty
Destusio warga Oklahoma, dengan perasaan haru mengikuti prosesi ibadah. Bahkan
panitia memberikan kesempatan kepada Samuel Tryk untuk membawakan doa
syafat.
Dalam doanya, Tryk memohon agar negara Indonesia dan Amerika Serikat dapat
menjalin hubungan yang lebih erat lagi. Selain itu,ia berdoa agar kedua pemimpin
negara ini diberikan hikmat dan kebijaksanaan dalam menyelenggarakan roda
pemerintahan. Begitu pun dengan keluarga korban tragedi WTC diberi penghiburan
dan perlindungan oleh Tuhan.
Sejumlah organisasi yang mengikuti peringatan tragedi WTC masing-masing Legium
Christum (LC), Parkindo, Dewan Reformasi, Front Perjuangan Masyarakat Minahasa,
Milisi Waraney, Mejelis Rakyat Minahasa, Korps Pembangunan Permesta Sulut,
Pemuda Justitia, Pemuda KGMP, GMIM dan organisasi gereja yang ada di
Minahasa.
Ibadah yang dipimpin secara bersama-sama oleh sejumlah pimpinan gereja di
Minahasa berlangsung hikmad. Ketua BPS GMIM Pdt Dr AF Parengkuan dalam
sambutannya mengingatkan, kehidupan ini sangat indah maka cintailah kehidupan
itu. ”Nyatakanlah rasa simpati dan duka, namun lihat juga nasib anak-anak kita yang
butuh perlindungan dari orang-orang dewasa. Kita perangi kekerasan dengan cinta
kasih dan menyerahkan kekuatan kita sebagai manusia dalam kendali Allah yang
Maha Kuasa,” ungkapnya. (nov)
Copyright © Sinar Harapan 2002
|