SINAR HARAPAN, Rabu, 16 Oktober 2002
Laskar Jihad Dibubarkan
Ambon, Sinar Harapan
Organisasi Laskar Jihad yang berada di bawah naungan Forum Komunikasi Ahlus
Sunnah Wal Jamaah (FKAWJ) membubarkan diri, serta menarik laskarnya dari Kota
Ambon pada Selasa (15/10) sore. Laskar Jihad yang dari Poso, Sulawesi Tengah,
dipulangkan ke Jawa Kamis (17/10) petang.
Sekretariat FKAWJ di Jalan Cempaka Putih Tengah XVII no 60, Jakarta Pusat, serta
kantor FKAWJ di Yogyakarta dan Solo tidak berhasil dihubungi karena tak ada yang
mengangkat telepon. Bahkan telepon genggam Ketua FKAWJ Ayib Syafruddin yang
biasanya sangat terbuka untuk pers, serta Panglima Laskar Jihad Ja'far Umar Thalib
dan Tim Pengacara Muslim (TPM) juga sulit dihubungi.
Bahkan saat SH pada Sabtu (12/10) pagi mencoba membuka website Laskar Jihad,
ternyata tidak dapat dibuka lagi, hanya tertulis kata "tutup" dengan warna dasar hijau.
Anggota Laskar Jihad FKAWJ, Ahmadi, kepada SH, di Pelabuhan Yos Sudarso,
Selasa (15/10) sore, menjelaskan kepulangan Laskar Jihad disebabkan adanya fatwa
dari Syehk Robi bin Hadi Al Wadli di Saudi Arabia yang intinya mengatakan sudah
tidak ada lagi jihad di Ambon.
"Karena fatwa itulah dewan pembina FKAWJ dan Laskar Jihad bermusyawarah.
Hasilnya kita sepakat untuk membubarkan FKAWJ dan Laskar Jihad di Ambon,"
ungkapnya.
Dijelaskan, untuk tahap awal ini tercatat 780 anggota Laskar Jihad FKAWJ dari
berbagai daerah yang ada di Pulau Jawa meninggalkan Kota Ambon menuju
Surabaya.
"Sedangkan pada tahap berikutnya direncanakan pada hari Sabtu dan Selasa pekan
depan dengan menggunakan kapal PT Pelni, yaitu KM Rinjani dan KM Bukit
Siguntang," jelasnya.
Dijelaskan aktivitas jihad ini akan diganti dengan seluruhnya mengarah ke dakwah
dan sosial keagamaan dan Ja'far Umar Thalib akan memimpin kegiatan dakwah di
pesantrennya di Yogyakarta. "Sikap membubarkan Laskar Jihad juga untuk
menindaklanjuti kesediaan Laskar Jihad keluar dari Maluku menyusul adanya jaminan
keamanan dari TNI," ungkapnya.
Karena itu, menurutnya, Laskar Jihad tempo hari setuju menyerahkan senjatanya dan
kini diikuti dengan penarikan Laskar dari Maluku. Selanjutnya anggota Laskar Jihad
yang ditarik dari Ambon, menurut Ahmadi, akan dikembalikan ke daerah asalnya
masing-masing dan mereka yang dinilai punya kemampuan mengembangkan dakwah
akan diajak bergabung di Pesantren Ihya U-Sunnah milik Ja'far Umar Thalib di
Yogyakarta.
Kemauan Sendiri
Sementara itu, Kapolda Maluku, Brigjen Pol. Soenarko DA yang ikut memantau
keberangkatan Laskar Jihad tahap pertama di Dermaga Yos Sudarso Ambon, kepada
pers mengatakan kepulangan anggota Laskar Jihad FKAWJ semata-mata atas
inisiatif mereka sendiri. "Mereka pulang karena kemauan sendiri dan tidak ada
unsur-unsur lain," jelas Soenarko.
Dikatakan, dirinya tidak ingin berspekulasi dengan pulangnya Laskar Jihad FKAWJ
dari Kota Ambon ini. "Yang pasti kepulangan mereka ini atas inisiatif sendiri dan saya
tidak ingin berspekulasi macam-macam dengan kepulangan mereka, serta kahadiran
saya di Pelabuhan Yos Sudarso ini hanya ingin memantau saja," ungkapnya.
Sementara itu Gubernur Maluku Saleh Latuconsina mengatakan, Pemerintah Provinsi
(Pemprov) Maluku tidak tahu menahu soal pemulangan Laskar Jihad, apalagi soal
bantuan dana untuk pemulangannya.
"Yang diketahui Pemprov Maluku adalah Laskar Jihad pulang atas inisiatif sendiri, dan
Pelni diminta memberikan keringanan tiket," tandas Latuconsina kepada SH, di
Ambon, Rabu (16/10) pagi.
Sedangkan Kepala PT Pelni Cabang Ambon, Sanusi, yang dihubungi SH, di Ambon,
Rabu (16/10) pagi, membenarkan Laskar Jihad mengajukan adanya kebijakan
pemotongan tiket seringan-ringannya bagi 1.127 orang melalui surat tertanggal 11
Oktober 2002.
Direksi PT Pelni, menurut Sanusi, telah menjawabnya melalui surat tertanggal 14
Oktober 2002 dengan memberikan pemotongan sebesar 10 persen untuk tiket
ekonomi Ambon-Jakarta seharga Rp 475.000 untuk setiap penumpang dewasa.
"Pemulangan mereka dilakukan bertahap sesuai surat panitia pemulangan dengan
memprioritaskan anggota yang telah berkeluarga," ungkapnya. Oleh karenanya, pada
tahap awal pemulangan dilakukan dengan KM Dorolonda dalam pelayaran Ambon
tujuan arah barat Indonesia, yang mengangkut 780 anggota laskar jihad. "Kemudian
akan disusun tahap berikut dengan menggunakan KM Rinjani dan KM Bukit
Siguntang," ujarnya.
Masing-masing anggota Laskar Jihad yang dipulangkan pada tahap pertama ini,
diangkut dengan mobil yang diberi nama seusai dengan asal daerah dimana anggota
Laskar Jihad berasal, di antaranya Surabaya, Yogyakarta, Kebumen, Purwokerto dan
Kediri.
Tepat pukul 16.00 WIT KM Dorolonda perlahan-lahan meninggalkan pelabuhan Yos
Sudarso, Ambon, dengan membawa anggota Laskar Jihad meninggalkan bumi
Maluku seiring pembubaran kelompok itu.
Saat meninggalkan pelabuhan Yos Sudarso, Ambon, para anggota Laskar Jihad
nampak tenang dan tidak terlihat memanggul peralatan perang mereka. Tidak ada
golok, pedang apalagi senjata api di pundak mereka. Mereka hanya terlihat
menenteng perlengkapan sehari-hari beserta anggota keluarga.
Pengumuman resmi pembubaran Laskar Jihad ini memang telah diketahui
masyarakat, sebab disampaikan lewat rekaman pidato Panglima Laskar Jihad Ustadz
Dja'far Umar Thalib, yang dipancarluaskan lewat gelombang Radio Suara Perjuangan
Muslim Maluku, Senin (14/10) malam.
Keluar Dari Poso
Sementara itu dari Palu, dilaporkan sebuah rumah di Jalan Slamet Riyadi No 13 Palu,
sontak dipadati manusia. Semua ruangan dijejali manusia bercampur barang, sampai
puluhan orang lainnya harus tidur beralaskan tikar di teras rumah. Mereka adalah
anggota Laskar Jihad dari Poso, gelombang pertama yang akan dipulangkan ke
berbagai daerahnya di Jawa, Kamis (17/10) petang dengan menggunakan KM Tidar.
"Tadi subuh kami tiba dari Poso, dan besok sudah harus pulang ke Jawa. Ya, kami
sudah ditarik harus pulang, dan yang penting sudah ada jaminan keamanan di Poso
dari aparat Polri dan TNI," kata salah seorang yang tidak mau menyebutkan namanya
saat menerima SH di markasnya, Rabu (16/10) pagi.
Setiap orang yang diajak berbicara, tidak satu pun yang bersedia menyebutkan
identitasnya. Pimpinan mereka pun, ketika dihubungi justru tidak bersedia
memberikan keterangan. Tetapi rata-rata mereka menjelaskan senada, Laskar Jihad
meninggalkan Poso karena sudah aman dan adanya jaminan keamanan dari aparat
Polri dan TNI.
Data yang diperoleh SH, sampai dengan Juli 2001, jumlah anggota Laskar Jihad di
Poso tidak kurang dari 800 orang. Dari jumlah itu, dilaporkan kebanyakan sudah
duluan pulang ke Jawa, sisanya masih memilih tinggal di Poso, aktif di berbagai
kegiatan dakwah dan sosial. Malahan, ada pula yang mendirikan pondok-pondok
pesantren.
Sebelum Bom Bali
Beberapa aktivis Laskar Jihad di Palu, membenarkan pembubaran dan penarikan
anggota Laskar Jihad dari Poso. Namun dijelaskan pembubaran itu tidak ada
kaitannya dengan pemboman di Bali. Hanya saja, sampai sekarang sejumlah aktivis
Laskar Jihad di Palu itu mengatakan, sampai sekarang belum diketahui persis apa
alasan Laskar Jihad dibubarkan.
"Kami hanya diberitahu melalui SMS telepon genggam tentang pembubaran Laskar
Jihad, sehari sebelum terjadinya peledakan bom di Bali. Jadi, kami juga masih
bingung, apa sebenarnya alasan penarikan pasukan Laskar Jihad dari Poso," kata
dua aktivis Laskar Jihad di Palu yang juga tidak mau disebutkan namanya.
Puluhan anggota Laskar Jihad lainnya, dilaporkan akan segera pula meninggalkan
Poso. Meski begitu, belum diketahui berapa jumlah anggotanya yang segera
menyusul pulang ke Jawa.
Kehadiran Laskar Jihad di Poso, sempat menjadi bahan pembicaraan alot pada
pertemuan di Malino. Pihak Kristiani menghendaki agar para pendatang alias Laskar
Jihad harus segera dipulangkan karena dinilai memiliki andil dalam berlarut-larutunya
konflik di Poso.
Namun kaum Muslim mempertahankan karena tidak ada aturan yang mengatur
tentang pendatang di suatu daerah di Indonesia. Dalam pertemuan Malino II untuk
Maluku, hal itu juga menjadi bahan perdebatan alot di antara kedua kelompok.
(izc/man/emy)
Copyright © Sinar Harapan 2002
|