The Cross

 

Ambon Berdarah On-Line
News & Pictures About Ambon/Maluku Tragedy

 

 


 

 

 

Panglima TNI: Al-Qaeda Ada di Indonesia


SUARA PEMBARUAN DAILY, 18/9/2002

Panglima TNI: Al-Qaeda Ada di Indonesia
Berusaha Membunuh Presiden Megawati dan Lakukan Pengeboman

JAKARTA - Panglima TNI Jenderal Endriartono Sutarto menegaskan, dari hasil laporan sementera intelijen sekarang ini, diperoleh indikasi jaringan Al-Qaeda ada di Indonesia, termasuk rencananya untuk membunuh Presiden Megawati Soekarnoputri. Untuk itu, kewajiban Mabes TNI, Badan Intelijen Negara, dan Polri untuk menindaklanjutinya.

"Kami mencoba membantu aparat yang ada untuk membuktikan apakah betul indikasi itu mempunyai fakta atau tidak. Sampai hari ini, kami masih terus membuktikan tentang masukan dari pihak Amerika itu," kata Panglima menjawab wartawan di Jakarta, Rabu (18/9) pagi.

Ketika ditanya seberapa serius ancaman untuk membunuh Presiden dan antisipasinya, Panglima TNI mengatakan, ada atau tidak ada ancaman seperti itu, Paspampres (Pasukan Pengamanan Presiden) akan melakukan pengamanan terhadap kepala negara secara maksimal.

Endriartono menjelaskan, informasi tentang adanya jaringan Al-Qaeda merupakan hasil pemeriksaan terhadap Umar al Farouq yang semula tertangkap di Indonesia dan sudah diserahkan kepada otoritas Amerika Serikat. "Memang dari informasi tersebut ada kegiatan Al-Qaeda di Indonesia," tegasnya.

Mengutip pengakuan Al Farouq, Panglima TNI mengungkapkan, Al-Qaeda sudah mempunyai sejumlah jaring kegiatan yang telah dilaksanakan maupun misinya yang masih rencana.

Di antara yang terlaksana yakni pengeboman di Atrium Senen dan Mesjid Istiqlal. Namun TNI akan melihat dan menelusuri kembali, apakah betul berbagai peristiwa yang meresahkan itu hasil kerja Al-Qaeda.

Sementara Kapolda Metro Jaya Inspektur Jenderal Polisi Makbul Padmanagara menjawab Pembaruan, Rabu (18/9) siang, di Jakarta, mengemukakan, tim penyidik Polda Metro Jaya tidak pernah menemukan data adanya rencana membunuh Presiden Megawati yang dilakukan oleh Al-Qaeda.

Tim penyidik hanya mengetahui, Dhani, warga negara Malaysia yang merupakan salah seorang pelaku peledakan di Atrium merupakan anggota mujahidin di negaranya. Tersangka juga anggota kelompok garis keras yang dipimpin Imam Samudra dan Hambali.

Imam dan Hambali, keduanya warga negara Indonesia, masih terus diburu oleh Reserse Polda Metro Jaya dan Mabes Polri. Dari Dhani diketahui, kedua buronan itus ingin mengacaukan situasi keamanan di beberapa kota, termasuk Jakarta.

Sumber Pembaruan di Mabes Polri yang memeriksa beberapa orang teroris yang ditangkap di Malaysia menyebutkan, di antara mereka ada yang pernah meledakkan beberapa gereja di Batam pada malam Natal 1999.

Sebelumnya, Menko Polkam Susilo Bambang Yudhoyono mengakui, Omar Al Farouq memang ditangkap di Indonesia dan kemudian diserahkan kepada pihak internasional. Penangkapan tersebut merupakan hasil kerja sama dengan intelijen internasional. ''Karena ia bukan warga RI kemudian diserahkan ke pihak internasional untuk diproses secara hukum,'' ujarnya.

Indonesia sedang melakukan penyelidikan dan langkah-langkah yang sesuai dengan hukum yang berlaku di sini untuk menjelaskan apakah operator Al -Qaeda masih bergerak di Indonesia. Pemerintah tidak akan memberi komentar sampai kesimpulan intelijen terbukti sah.

Majalah Time edisi pekan ini menurunkan artikel tentang pengakuan Farouq yang ditangkap tiga bulan lalu. Laporan dikompilasi dengan investigasi Time tentang jaringan terorisme di Asia Tenggara.

Omar al-Farouq (31 tahun) tinggal di Cijeruk bersama keluarga dari isterinya Mira Agustina (24 tahun) sejak tahun lalu. Diketahui ia memiliki KTP Ambon. Menurut sang isteri, ia menghilang sejak bulan Juni. Farouq ditangkap pihak aparat pada 5 Juni di sebuah mesjid dekat Bogor. Tiga hari kemudian dideportasi ke pangkalan udara AS di Bagram, Afghanistan, tempat para penyelidik DInas Intelijen AS (CIA) menginterogasi para tersangka anggota jaringan Al-Qaeda.

Menurut dokumen rahasia CIA dan laporan intelijen di regional yang diperoleh Time, para petinggi AS punya alasan meyakini al Farouq adalah salah satu representatif utama kelompok Osama Bin Laden di Asia Tenggara.

Dalam ringkasan wawancara CIA, Farouq mengaku sebagai representatif senior Al Qaeda di Asia Tenggara. Dua seniornya Abu Zubaydah dan Ibn al-Shaykh al-Libi memerintahkannya untuk menyiapkan rencana serangan besar-besaran terhadap kepentingan AS di Indonesia, Malaysia, Filipia, Singapura, Thailand, Taiwan, Vietnam dan Kamboja.

Al Farouq mengaku kepada CIA ia membantu Agus Dwikarna membangun Laskar Jundullah untuk mengkampanyekan pembentukan negara Islam dan terlibat dalam penyerangan di desa-desa di Sulawesi tengah. Bulan Mei 1999, ia bertemu beberapa rekan di sebuah vila di Jawa Barat dan menyiapkan rencana pembunuhan Megawati Soekarnoputri, yang waktu itu merupakan calon kuat presiden.

Rencana itu mencakup pembelian senjata di Malaysia dan Filipina tetapi persenjataan gagal diselundupkan ke Indonesia. Tahun lalu, rencana pembunuhan kedua terhadap Megawati dengan peledakan bom kembali gagal. Rencananya, peledakan bom dilakukan dalam sebuah pertemuan Mega dan tokoh-tokoh partai. Namun, gagal karena yang orang yang ditugaskan kehilangan kaki setelah bom yang dibawa meledak lebih awal di Atrium Senen, Agustus 2001.

Secara terpisah Wakil Sekjen PDI Perjuangan Pramono Anung mengatakan, pengamanan untuk presiden dan wakil presiden (Wapres) harus lebih ditingkatkan, menyusul berita majalah Time dari sebuah dokumen CIA (Badan Intelijen AS) yang menyebutkan jaringan Al-Qaeda berencana membunuh Presiden Megawati.

"Kami berharap aparat keamanan ekstra hati-hati dalam pengamanan presiden dan Wapres karena bagaimanapun Megawati menjadi penting untuk kita semua. Bukan karena Mbak Mega adalah ketua umum PDI-P, tetapi Megawati adalah presiden," kata Pramono seusai rapat partainya di Lenteng Agung, Jakarta, kemarin.

Dia menejaskan, pengurus pusat telah membaca dan menunggu, apakah berita tentang rencana pembunuhan yang ditujukan kepada Megawati itu benar atau tidak. Bila itu benar, lanjutnya, DPP juga harus introspeksi diri dan konsolidasi, terutama mengenai pengamanan Megawati selama di kantor DPP.

Wapres Hamzah Haz meminta informasi lengkap soal jaringan Al Qaeda dan warga Kuwait Umar Al Farouq yang kabarnya ditangkap di Indonesia dan pernah merencanakan akan membunuh Megawati Soekarnoputri.

"Kalau ada bahan segala macam berikan kepada pemerintah," kata Wapres di Jakarta, Selasa.

Dia meminta masyarakat agar tidak cepat berprasangka buruk sebelum ada fakta, setelah mencuatnya informasi CIA mengenai jaringan Al Qaeda di negeri ini. "Jika mereka membuat kekacauan maka aparat pemerintah segera menangani," kata Wapres. (M-11/U-2/Y-5/Y-2)

----------
Last modified: 18/9/2002
 


Copyright © 1999-2001 - Ambon Berdarah On-Line * http://www.go.to/ambon
HTML page is designed by
Alifuru67 * http://www.oocities.org/soija2002
Send your comments to
alifuru67@yahoogroups.com
This web site is maintained by the Real Ambonese - 1364283024 & 1367286044