TUGAS KELOMPOK I UAS STA V
= *INTRODUCTION KATE NESBITT* =
PERIODE PARADIGMA ARSITEKTUR
Teori berbeda dari aktivitas, dalam hal menempatkan penyelesaian alternatif yang didasarkan pada pengamatan sekarang, atau menawarkan paradigma pemikiran baru untuk mendekati persoalan. Sifat spekulatif, antisipatori, dan katalistisnya membedakan aktivitas teoritis dari sejarah dan kritik. Teori beroperasi pada tingkat abstraksi yang berbeda, yang mengevaluasi profesi arsitek, tujuannya, dan relevansi bebas budayanya.
Teori digolongkan dengan beberapa sikap terhadap penyajian masalah subyeknya:
Ø
Preskriptif
Teori ini menawarkan penyelesainan baru atau dihidupkan kembali untuk masalah khusus; berfungsi dengan menentukan norma baru untuk praktek. Jenis ini dapat menjadi kritis (bahkan radikal), atau afirmatif dari status quo (konservatif).
Ø
Proskriptif
Teori ini menawarkan keadaan standar apa yang dihindarkan dalam desain. Penentuan zona fungsional adalah contoh teori proskriptif.
Ø
Afirmatif
Teori ini mengatur mutu konsisten dengan membatasi bahan dan pilihan
Ø
Kritis
Teori kritis adalah spekulatif, mengandung pertanyaan, dan kadang-kadang utopia/idaman. Teori ini menilai dunia yang dibangun dan hubungannya terhadap masyarakat yang dilayaninya, teori kritis dapat secara ideology didasarkan pada Marxisme atau Feminisme.
Dalam hal masalah subyek dasar, arsitektur dapat digolongkan sebagai berikut :
Postmoderisme merupakan istilah yang memiliki arti berbeda dalam konteks berbeda, tetapi dapat dilakukan pendekatan arsitektur postmodern dari tiga sudut : sebagai periode sejarah dengan hubungan khusus ke modernisme; sebagai golongan paradigma signifikan (kerangka teoritis) untuk pertimbangan persoalan dan obyek budaya; dan sebagai kelompok tema.
POSTMODERNIS SEBAGAI PERIODE SEJARAH
Teori Frederis Jameson menawarkan :
Tahun 1960-an dalam banyak jalan periode tradsional utama, suatu periode dimana ordo internasional baru (neokolonialisme, revolusi hijau, koputerisasi dan informasi elektronik) pada satudan beberapa kupulan waktu ditempatdisapu dan dikocokoleh kontradiksi internalnya dan olej ketahanan eksternal.
Pada pertengahan tahun 1960-an, tantangan terhadap ideology gerakan Modern dan terhadap arsitektur modern yang menurunkan nilai dan meremehkan dipercepat dan berkembang biak sehingga dikenal sebagai kritik postmodern.
Gregotti, editor Casabella sejak 1982 mengatakan :
Bagi seorang arsitek mengedit majalah, mengajar, atau ikut serta dalam perdebatan public, adalah cara menanam refleksi teoritis, bukan sebagai aktivitas terpisah, namun sebagai bagian yang tak terpisahkan dari keahlian mendisain.
POSTMODERNIS SEBAGAI GOLONGAN PARADIGMA
Postmodernisme pada umumnya ditandai dengan adanya paradigma teorikal, atau framework ideological, dimana strukturnya masih didebat. Paradigma utama yaitu : Phenomenology, Aesthetic of the sublime, Linguistic theory, Marxism, Feminism.
Satu aspek dari interdisipliner ini yaitu kebenaran dari teori arsitektur pada metode filosofi yang dikenal dengan nama phenomenology. Yaitu bahwa ancaman filosofikal ini berdasarkan pada kebiasaan postmodern melalui, tempat, pandangan, dan pembuatan yang kadangkala terlihat berlebihan dan tak dapat dipertanyakan.
Pemilkiran phenomenology arsitektur telah mulai untuk tidak menempatkan formalitas dan bergantung pada landwork. Phenomenology mengkritik logika dari ilmuwan, yang melalui pemikiran positif telah di elevasikan dan tidak diberi nilai, tampil seperti postmodernist yang berpikir lang menjadi modernity dengan hanya sedikit keinginan yang antusias.
Salah satu dari phenomenological yang sangat berpengaruh bagi arsitektur yaitu “Building Dwelling Thinking” dimana Heidegger menuliskan hubungan antara bangunan dan tempat tinggal, manusia, kontruksi dan sparing.
Christian Norberg-Schulz mendebati potensi arsitektur untuk mendukung tempat tinggal : “tujuan utama dari arsitektur adalah untuk membuat dunia terlihat. Ia membuat hal ini sebagai sebuah benda, dan dunia yang dibawanya kepermukaan terdiri dari apa ynag didapatkannya.”
Seperti phenomenology, aestetik sebagai paradigma filosofi berhadapan dengan produksi dan penerimaan seni pekerjaan. Fungsinya sebagai ekspresi karakter modern, konstitusi sublime bergabung dengan dasar kategori aestetik pada periode postmodern.
Pada arsitektur abad ke-20, pemikiran lain mengenai sublime atau kecantikan terlihat begitu bebas, ditampilkan oleh para teori dan desainer yang sangat ingin untuk memberi jarak padanya di masa lalu. Pencapaian titik radical pada sejarah dari masa modernis menjadikan teori aesthetic mengalami perubahan.
Semiotik, structuralism dan post-strukturalism telah membentuk ulang banyak bagian termasuk pada literature, filosofi, antropologi, sosiologi dan aktivitas kritikal yang besar. Paradigma ini diparalelkan sebagai kebangkitan arti dan symbol pada dunia arsitektur dimana bahasa diaplikasikan secara linguistic analogy menjadi sebuah arsitek. Bahasa juga berperan sebagai system yang hadir secara simultan. Buku Gandelsonas the urban text merupakan salah satu media pengetahuan tentang bahasa dan analysis arsitektur secara semiotic.
STRUCTURALISM
Metode pembelajaran yang secara generalism menuntut adanya bentuk alami benda yang dapat dikatakan tidak terdapat dalam benda itu sendiri tetapi menciptakan suatu relation antar tiap benda. Pemfokusannya pada kode, konvensi dan proses responsibility pada pekerjaan dimana menciptakan arti social yang tersedia. Structuralis mengambil bahasa sebagai model untuk membentuk grammar sebagai peralatan sistematik elemen dan kombinasi yang dihitung untuk bentuk dan arti dari pekerjaan literature.
POSTSTRUCTURALISM
Perubahan structuralism tahun 1970 melalui obyektivitas bahasa memandang subyek atau individu merupakan cara lain pada poststructuralism. Discourse dan Eagleton berarti bahasa diambil sebagai basic dan course secara poststructuralism untuk direlasikan dengan pembaca dan pendengar melalui peran dialog sebagai komunikasi bahasa. Paradigma ini membawa dampak pada aliran postmodern mempertanyakan status dari subyek, bahasa dan status sejarah yang dibentuk secara socialism. Sejarah merupakan contoh implikasi yang subyektif.
DECONSTRUCTION
Salah satu poststructuralism yang signifikan adalah deconstruction yang dilihat sebagai basic pemikiran logocentrisme. Konstruksi sebagai konsep paling tradisional dan aspek sosialnya harus secara simultan mereview elemen yang terbentuk.
Teks arsitektur sebagai potensial yang terbatas namun tidak sesuai peraturan disciplinary akan menciptakan kekhawatiran poststructuralism mengenai tanda komunikasi yang dipakai dan diartikan. Jika tanda-tanda yang digunakan tidak dapat diartikan yang kemudian diartikan secara simultan dapat menghasilkan pertanyaan apakah terjadi atau tidak suatu persetujuan bahasa secara arsitektur. Hal tersebut merupakan kerugian narasi sejarah oleh poststructuralism terhadap consensus pada arsitektur.
Pendekatan Marxism terhadap sejarah arsitektural dan teorinya akan meningkatkan problem relation antar kelas dan arsitektur. Arsitektur modern tidak dapat menyediakan gambaran arsitektur mengenai social yang bebas tanpa revisi dari elemen-elemen bahasa, metode dan struktur. Untuk itu perlunya pendekatan terhadap filosofi, sejarah dan psikologi sebagai usaha mendeskripsikan secara akurat phenomena pada budaya yang terdapat pada konteks social.
Psychoanalisis menawarkan teori universal mengenai pembangunan fisik sebagai dasar perwakilan framework dimana maskulin dan feminism dapat dimengerti dan teori kesadaran, bahasa dan artinya. Individu mampu memanipulasi sikap dengan pemisahan struktur politik dan kode social yang jelas. Kritikan feminism dimaksudkan agar teori dan keadaan social mendefinisikan secara baik system dari arsitekturnya.
POSTMODERN ARCHITECTURAL THEMES
Sense phenomenological merupakan formulasi dari teori postmodern dimana seni berperan dalam arsitektur melebihi teknologi. Ide ini diemphasis dari teori terbaru suatu arsitektur. Strategi yang diterapkan adalah menjawab tantangan notasi secara original dengan tujuan menampilkan kembali dalam konteks yang berbeda secara mekanis, fotografi dan manufaktur tradisional dari seni.
pada tema ini karya-karya arsitek dipengaruhi
oleh suatu sejarah. Periodisasi merupakan ciri dari pandangan ahli sejarah,
menggambarkan sebagai pencarian untuk mengekspresikan gambaran semangat, atau
semangat umur, pemahaman menjadi unik pada saat ini dan memerlukan perkembangan
Dalam tiga jenis historicism, Alan Colquhoun mencatat : pada arsitektur avant-garde, maksudnya adalah kreasi bentuk yang baru berkelanjutan di bawah gerak social dan perkembangan teknologi dan representasi symbol tersebut dari masyarakat melalui bentuk-bentuk ini.
Catatan historicism mempunyai dua definifi lain :
1. pada sikap yang perhatian terhadap tradisi masa lalu.
2. praktek artistic dari penggunaan-penggunaan bentuk sejarah.
Para arsitek sejarawan postmodern menggunakan elemen-elemen klasik atau gaya-gaya dalam praktek artistic dari collage, pastiche, atau rekontruksi otentik, pendemonstrasian yang jelas bahwa mereka merasa bentuk-bentuk ini merupkan suatu superior untuk hal-hal yang contemporary dikarenakan oleh asosiasi dan arti yang mereka bawa.
2. Meaning
arsitektur berdasarkan artinya berasal dari lingkungan ciptaanya; dan mengimplikasikan bahwa apa yang eksternal bagi arsitektur-apakah dapat meluas seperti panggilannya mengenai serangkaian fungsi-apakah arsitektur itu sangat penting.
3. Place
pada tema
ini karya-karya arsitek mendapat pengaruh dari kondisi lingkungan seperti :
daerah, bangunan dan kepekaan cahaya, udara dan suhu. Sikap kritik terhadap
pemakaian
4. Urban Theory
seluruh
aspek yang ada pada karya-karya yang dihasilkan berorientasi pada keadaan urban
: setiap
5.
Political and Ethical Agenda
Urban postmodern dicerminkan dengan pertimbangan politik yang besar dan pertanyaan etik dengan teori arsitektur. Pada inti perdebatan adalah berapa banyak peraturan arsitektur sebagai disiplin untuk dijalankan didalam masyarakat. Empat peraturan yang memungkinkan memikirkan cara yang benar:
§ arsitektur bisa menyamakan perihal sosial dan ekspresi mereka dan representasi mereka
§ arsitektur bisa mendukung status quo dan keadaan yang ada
§ arsitektur bisa dengan lembut mengantarkan masyarakat dalam perintah baru
§
arsitektur secara
radikal bisa kritis dan memperbaiki masyarakat.
Agenda politik yang muncul dinyatakan dengan gerakan
“arsitek hijau”, yang mengusulkan kebutuhan akan etika
lingkungan bangunan. Teori terbaru demikian membantu
mengembangkan hubungan yang kurang antagonis dengan sifat dan terletak yang
masih ada melalui perkembangan densitas tinggi, dan melalui penggunaan bahan
yang dapat diperbaharui, tidak mencemarkan, dan dapat. didaur ulang. Seperti banyak posisi etika lain,
paham lingkungan membentuk kriitik dan arsitek modern maupun kondisi bahan
kemodernan.
6. The Body
Badan dan alam, dua sistem organik, keduanya ada dalam hubungan
antagonis terhadap modernisme. Diantara para modernis,
Le Corbusier hampir sendini dalam mengejar sistem perbandingan berdasarkan
manusia, Modulor. Hubungan antara badan dan arsitek
untuk kebanyakan bagian diabaikan dengan para arsitek fungsionalis kecuali
dalam akomodasi pragmatis bentuk manusia di tempat berteduh. Rute postmodern lainnya terhadap arsitektur yang dipentingkan
kembali maka bertemu pada badan manusia sebagai tempat arsitektur. Minat
sekarang dalam badan muncul dalam beberapa bentuk: Fenomenologi,
poststruktualis, dan feminis.
KESIMPULAN : TEORI POSTMODERN
Meskipun ini
menyimpulkan aspek-aspek, terdapat banyak alasan untuk studi teori postmodern.
Tulisan tahun 1965 sampai 1995 mencakup kekayaan tema
arsitektur, yang dibingkai oleh paradigma teoritis yang mengagumkan. Mereka membantu menerangi produksi heterogen arsitektur selama tiga
tahun terakhir, dan untuk menjelaskan hubungan pada arsitektur modern.
Teori postmodern adalah kritis, optimis, cerdas, menantang
dan menyelenggarakan kapasitas pikiran, dan memberi model berpikir kritis dan
etis. Dalam hal ini, teori dapat menunjukkan secara pedagogi
analisa komparatif posisi para penulis dan logika alasan mereka. Komponen etika juga menentukan model untuk perilaku bertanggung
jawab sebagai seorang ararsitek, menekankan hubungan antara aktivitas dan
masyarakat desainer.
Essay postmodern dalam bunga rampai ini berhubungan dengan
tradisi teori arsitek yang lebih besar dengan kebaikan kontinuitas tema,
seperti arti arsitektur dan hubungannya dengan alam,
Kritik postmodern dan arsitektur modern telah diadakan oleh yang
sangat. kuat berurat berakar dalam lembaga, dan
dengan suara “Lain” yang dipinggirkan.
Tiga tema teori kritis yang muncul
pada pertengahan 1990-an feminisme dan masalah badan
dalam arsitektur. Estetika indah kontemporer, dan etika
linqkungan. Dari posisi di luar aliran utama tulisanan
dan dalam, beroperasi dengan essay terrpisah-pisab sebaqai alat. mereka, para pembuat teori postmodern mendekati tema arsitek
yang berulang dan muncul.
Contoh bangunan :
Architect : Mario Botta
Paradigma : Marxism
Bagunan ini mengingatkan akan
bangunan romawi kuno Sanctuary of Fortuna Primigenia
dan Ara Pacis Augstae. Bentuknya membuat seseorang merasa
sedang mendaki gunung, hanya dengan melihatnya. Hal yang jarang menjadi
bahan pertimbangan mengenai hubungannya dengan arsitektur Romawi adalah cara bagaimana interiornya didesain. Sangat
teratur dan sangat effisien dalam mengatur orang-orang untuk menuju ke galeri
yang satu ke galeri yang lainnya. Ini mengingatkan
bagaimana Colosseum didesain. Maksimum effisiensi bagi
orang-orang untuk masuk ke dalam bangunan.
Theme : Urban Theory
Seperti yang tertulis diatas bahwa bentuknya
sesuai dengan grid jalan
The San Francisco Museum of Modern Art by Mario Botta. View from
Photo: Robert Cainfield
Architect : I.M. Pei
Paradigma : Aesthetic of the sublime
Seperti
gedungnya Rock and Roll Hall of Fame, gedung ini juga mengambil bentuk geometri
yang telah biasa kita ketahui yaitu Piramida yang ada di Mesir. Tetapi terdapat perbedaan yang sangat
besar diantara keduanya. Piramid Mesir telihat sangat
masif dengan pembukaan yang sangat kecil, bagian interior yang tidak terlalu
besar dan juga merupakan bangunan yang dibuat untuk menyimpan semua rahasia
seorang raja, jadi bangunan tersebut sengaja dibuat bukan untuk umum. Sedangkan karya I.M. Pei ini merupakan sebuah bangunan yang
terkesan ringan karena terbuat dari rangka baja.
Theme : History and Historicism
Museum karya seni Perancis
yang terkenal ini mengadopsi bangunan pyramid Mesir [historical analogy].
View from Outside Umbau Des Louvre,1988-1993
Architect : Moshe Safdie
Paradigma : Aesthetic of the sublime
Salah satu bagian museum
yang mudah dikenali adalah “Great Hall”, sebuah dome yang terbuat dari kristal yang menjadi silhouette dari Parliamentary Library.
Theme : History and Historicism
Banyak mengadopsi intrepetasi kontemporer dari Gothic terutama pada bagian Great Hall
Exterior of Great Hall.
Architect : Moshe Safdie
Paradigma : Phenomenology
Bentuk dari cultural center sebagian besar dipengaruhi oleh bentuk topografi dari lahan. Program utama dari fasilitas ini terdiri dari galeri, pusat konfrensi, dan pusat pendidikan. Sebuah amphitheater, pada kaki bukit yang mangarah pada pavilion meditasi yang berada di puncak bukit.
Theme : Places
Topografi lahan mempengaruhi design bangunan ini dimana didesign untuk menahan daerah yang tidak stabil dari bukit terutama untuk menahan aliran lumpur.
Architect: Moshe Safdie
Paradigma : Marxism
Yang menarik dari bangunan ini adalah bentuknya yang menyerupai bangunan arsitektur Romawi kuno yaitu Colloseum, hanya saja jika pembukaan pada Colloseum tidak ditutup sedangkan pada bangunan ini pembukaannya ditutup kaca
Theme : Urban Theory
Garis besar dari pryek ini adalah dinding elliptical
yang berdiri bebas yang berisi ruang belajar dan membaca yang di akses oleh
jembatan dari pavilion
yang berada di pusat. Atap dari perpustakaan digunakan sebagai taman umum yang besar, sebagai contoh dari usaha Safdie
untuk mengenalkan elemen taman dalam urban setting.