TUGAS KELOMPOK I UAS STA V

  • Benny Leonard
  • Benny Sasmita
  • Kresna WEP
  • Hadi Purnomo
  • Arnold Adam

 

= *INTRODUCTION KATE NESBITT* =

 

PERIODE PARADIGMA ARSITEKTUR

 

Teori berbeda dari aktivitas, dalam hal menempatkan penyelesaian alternatif yang didasarkan pada pengamatan sekarang, atau menawarkan paradigma pemikiran baru untuk mendekati persoalan. Sifat spekulatif, antisipatori, dan katalistisnya membedakan aktivitas teoritis dari sejarah dan kritik. Teori beroperasi pada tingkat abstraksi yang berbeda, yang mengevaluasi profesi arsitek, tujuannya, dan relevansi bebas budayanya.

           

Teori digolongkan dengan beberapa sikap terhadap penyajian masalah subyeknya:

Ø      Preskriptif

Teori ini menawarkan penyelesainan baru atau dihidupkan kembali untuk masalah khusus; berfungsi dengan menentukan norma baru untuk praktek. Jenis ini dapat menjadi kritis (bahkan radikal), atau afirmatif dari status quo (konservatif).

Ø      Proskriptif

Teori ini menawarkan keadaan standar apa yang dihindarkan dalam desain. Penentuan zona fungsional adalah contoh teori proskriptif.

Ø      Afirmatif

Teori ini mengatur mutu konsisten dengan membatasi bahan dan pilihan gaya, kemunduran dan pengumpulan gaya.

 

 

Ø      Kritis

Teori kritis adalah spekulatif, mengandung pertanyaan, dan kadang-kadang utopia/idaman. Teori ini menilai dunia yang dibangun dan hubungannya terhadap masyarakat yang dilayaninya, teori kritis dapat secara ideology didasarkan pada Marxisme atau Feminisme.

 

Dalam hal masalah subyek dasar, arsitektur dapat digolongkan sebagai berikut :

  1. Mutu yang diharuskan dari seorang arsitek dalam hal kepribadian, pendidikan, dan pengalaman.
  2. Mutu yang diharuskan dari arsitektur. Misalnya tiga serangkai Vitruvius.
  3. Teori desain atau metode konstruksi meliputi teknik, bagian, jenis, bahan dan prosedur pokok.
  4. Pemilihan dan penyajian yang menyatakan sikap penulis terhadap sejarah.
  5. Sikap tentang hubungan antara teori dan praktek.

 

Postmoderisme merupakan istilah yang memiliki arti berbeda dalam konteks berbeda, tetapi dapat dilakukan pendekatan arsitektur postmodern dari tiga sudut : sebagai periode sejarah dengan hubungan khusus ke modernisme; sebagai golongan paradigma signifikan (kerangka teoritis) untuk pertimbangan persoalan dan obyek budaya; dan sebagai kelompok tema.

 

POSTMODERNIS SEBAGAI PERIODE SEJARAH

Teori Frederis Jameson menawarkan :

Tahun 1960-an dalam banyak jalan periode tradsional utama, suatu periode dimana ordo internasional  baru (neokolonialisme, revolusi hijau, koputerisasi dan informasi elektronik) pada satudan beberapa kupulan waktu ditempatdisapu dan dikocokoleh kontradiksi internalnya dan olej ketahanan eksternal.

Pada pertengahan tahun 1960-an, tantangan terhadap ideology gerakan Modern dan terhadap arsitektur modern yang menurunkan nilai dan meremehkan dipercepat dan berkembang biak sehingga dikenal sebagai kritik postmodern.

Gregotti, editor Casabella sejak 1982 mengatakan :

Bagi seorang arsitek mengedit majalah, mengajar, atau ikut serta dalam perdebatan public, adalah cara menanam refleksi teoritis, bukan sebagai aktivitas terpisah, namun sebagai bagian yang tak terpisahkan dari keahlian mendisain.

           

POSTMODERNIS SEBAGAI GOLONGAN PARADIGMA

Postmodernisme pada umumnya ditandai dengan adanya paradigma teorikal, atau framework ideological, dimana strukturnya masih didebat. Paradigma utama yaitu : Phenomenology, Aesthetic of the sublime, Linguistic theory, Marxism, Feminism.

 

  1. Phenomenology

Satu aspek dari interdisipliner ini yaitu kebenaran dari teori arsitektur pada metode filosofi yang dikenal dengan nama phenomenology. Yaitu bahwa ancaman filosofikal ini berdasarkan pada kebiasaan postmodern melalui, tempat, pandangan, dan pembuatan yang kadangkala terlihat berlebihan dan tak dapat dipertanyakan.

Pemilkiran phenomenology arsitektur telah mulai untuk tidak menempatkan formalitas dan bergantung pada landwork. Phenomenology mengkritik logika dari ilmuwan, yang melalui pemikiran positif telah di elevasikan dan tidak diberi nilai, tampil seperti postmodernist yang berpikir lang menjadi modernity dengan hanya sedikit keinginan yang antusias.

Salah satu dari phenomenological yang sangat berpengaruh bagi arsitektur yaitu “Building Dwelling Thinking” dimana Heidegger menuliskan hubungan antara bangunan dan tempat tinggal, manusia, kontruksi dan sparing.

Christian Norberg-Schulz mendebati potensi arsitektur untuk mendukung tempat tinggal : “tujuan utama dari arsitektur adalah untuk membuat dunia terlihat. Ia membuat hal ini sebagai sebuah benda, dan dunia yang dibawanya kepermukaan terdiri dari apa ynag didapatkannya.”

 

  1. Aesthetic of The Sublime

Seperti phenomenology, aestetik sebagai paradigma filosofi berhadapan dengan produksi dan penerimaan seni pekerjaan. Fungsinya sebagai ekspresi karakter modern, konstitusi sublime bergabung dengan dasar kategori aestetik pada periode postmodern.

Pada arsitektur abad ke-20, pemikiran lain mengenai sublime atau kecantikan terlihat begitu bebas, ditampilkan oleh para teori dan desainer yang sangat ingin untuk memberi jarak padanya di masa lalu. Pencapaian titik radical pada sejarah dari masa modernis menjadikan teori aesthetic mengalami perubahan.

 

  1. Linguistic Theory

            Semiotik, structuralism dan post-strukturalism telah membentuk ulang banyak bagian termasuk pada literature, filosofi, antropologi, sosiologi dan aktivitas kritikal yang besar. Paradigma ini diparalelkan sebagai kebangkitan arti dan symbol pada dunia arsitektur dimana bahasa  diaplikasikan secara linguistic  analogy menjadi sebuah arsitek. Bahasa juga berperan sebagai system yang hadir secara simultan. Buku Gandelsonas the urban text merupakan salah satu media pengetahuan tentang bahasa dan analysis arsitektur secara semiotic.

 

STRUCTURALISM

                  Metode pembelajaran yang secara generalism menuntut adanya bentuk alami benda yang dapat dikatakan tidak terdapat dalam benda itu sendiri tetapi menciptakan suatu relation antar tiap benda. Pemfokusannya pada kode, konvensi dan proses responsibility pada pekerjaan  dimana menciptakan arti social yang tersedia. Structuralis mengambil bahasa sebagai model untuk membentuk grammar sebagai peralatan sistematik elemen dan kombinasi yang dihitung untuk bentuk dan arti dari pekerjaan literature.

 

POSTSTRUCTURALISM

                  Perubahan structuralism tahun 1970 melalui obyektivitas bahasa memandang subyek atau individu merupakan cara lain pada poststructuralism. Discourse dan Eagleton berarti bahasa diambil sebagai basic dan course secara poststructuralism untuk direlasikan dengan pembaca dan pendengar melalui peran dialog sebagai komunikasi bahasa. Paradigma ini membawa dampak pada aliran postmodern mempertanyakan status dari subyek, bahasa dan status sejarah yang dibentuk secara socialism. Sejarah merupakan contoh implikasi yang subyektif.

 

DECONSTRUCTION

            Salah satu poststructuralism yang signifikan adalah deconstruction yang dilihat sebagai basic pemikiran logocentrisme. Konstruksi sebagai konsep paling tradisional dan aspek sosialnya harus secara simultan mereview elemen yang terbentuk.

Teks arsitektur sebagai potensial yang terbatas namun tidak sesuai peraturan disciplinary akan menciptakan kekhawatiran poststructuralism mengenai tanda komunikasi yang dipakai dan diartikan. Jika tanda-tanda yang digunakan tidak dapat diartikan yang kemudian diartikan secara simultan dapat menghasilkan pertanyaan apakah terjadi atau tidak suatu persetujuan bahasa secara arsitektur. Hal tersebut merupakan kerugian narasi sejarah oleh poststructuralism terhadap consensus pada arsitektur.

 

  1. Marxism

Pendekatan Marxism terhadap sejarah arsitektural dan teorinya akan meningkatkan problem relation antar kelas dan arsitektur. Arsitektur modern tidak dapat menyediakan gambaran arsitektur mengenai social yang bebas tanpa revisi dari elemen-elemen bahasa, metode dan struktur. Untuk itu perlunya pendekatan terhadap filosofi, sejarah dan psikologi sebagai usaha mendeskripsikan secara akurat phenomena pada budaya yang terdapat pada konteks social.

 

  1. Feminism

Psychoanalisis menawarkan teori universal mengenai pembangunan fisik sebagai dasar perwakilan framework dimana maskulin dan feminism dapat dimengerti dan teori kesadaran, bahasa dan artinya. Individu mampu memanipulasi sikap dengan pemisahan struktur politik dan kode social yang jelas. Kritikan feminism dimaksudkan agar teori  dan keadaan social mendefinisikan secara baik system dari arsitekturnya.

 

POSTMODERN ARCHITECTURAL THEMES

 

            Sense phenomenological merupakan formulasi dari teori postmodern dimana seni berperan dalam arsitektur melebihi teknologi. Ide ini diemphasis dari teori terbaru suatu arsitektur. Strategi yang diterapkan adalah menjawab tantangan notasi secara original dengan tujuan menampilkan kembali dalam konteks yang berbeda secara mekanis, fotografi dan manufaktur tradisional dari seni.

 

  1. History and Historicism

pada tema ini karya-karya arsitek dipengaruhi oleh suatu sejarah. Periodisasi merupakan ciri dari pandangan ahli sejarah, menggambarkan sebagai pencarian untuk mengekspresikan gambaran semangat, atau semangat umur, pemahaman menjadi unik pada saat ini dan memerlukan perkembangan gaya yang unik.

            Dalam tiga jenis historicism, Alan  Colquhoun mencatat : pada arsitektur avant-garde, maksudnya adalah kreasi bentuk yang baru berkelanjutan di bawah gerak social dan perkembangan teknologi dan representasi symbol tersebut dari masyarakat melalui bentuk-bentuk ini.

            Catatan historicism mempunyai dua definifi lain :

1.      pada sikap yang perhatian terhadap tradisi masa lalu.

2.      praktek artistic dari penggunaan-penggunaan bentuk sejarah.

Para arsitek sejarawan postmodern menggunakan elemen-elemen klasik atau gaya-gaya dalam praktek artistic dari collage, pastiche, atau rekontruksi otentik, pendemonstrasian yang jelas bahwa mereka merasa bentuk-bentuk ini merupkan suatu superior untuk hal-hal yang contemporary dikarenakan oleh asosiasi dan arti yang mereka bawa.

2.   Meaning

      arsitektur  berdasarkan artinya berasal dari lingkungan ciptaanya; dan mengimplikasikan bahwa apa yang eksternal bagi arsitektur-apakah dapat meluas seperti panggilannya mengenai serangkaian fungsi-apakah arsitektur itu sangat penting.

 

3.      Place

pada tema ini karya-karya arsitek mendapat pengaruh dari kondisi lingkungan seperti : daerah, bangunan dan kepekaan cahaya, udara dan suhu. Sikap kritik terhadap pemakaian massa yang menghasilkan produk bangunan.

4.      Urban Theory

seluruh aspek yang ada pada karya-karya yang dihasilkan berorientasi pada keadaan urban : setiap kota dibangun, dibuat untuk kita, kota adalah bangunan jadi hasilnya merupakan cara pendekatan pada arsitektur di dalam kota.           

5. Political and Ethical Agenda

Urban postmodern dicerminkan dengan pertimbangan politik yang besar dan pertanyaan etik dengan teori arsitektur. Pada inti perdebatan adalah berapa banyak peraturan arsitektur sebagai disiplin untuk dijalankan didalam masyarakat. Empat peraturan yang memungkinkan memikirkan cara yang benar:

§         arsitektur bisa menyamakan perihal sosial dan ekspresi mereka dan representasi mereka

§         arsitektur bisa mendukung status quo dan keadaan yang ada

§         arsitektur bisa dengan lembut mengantarkan masyarakat dalam perintah baru

§         arsitektur secara radikal bisa kritis dan memperbaiki masyarakat.

Agenda politik yang muncul dinyatakan dengan gerakan “arsitek hijau”, yang mengusulkan kebutuhan akan etika lingkungan bangunan. Teori terbaru demikian membantu mengembangkan hubungan yang kurang antagonis dengan sifat dan terletak yang masih ada melalui perkembangan densitas tinggi, dan melalui penggunaan bahan yang dapat diperbaharui, tidak mencemarkan, dan dapat. didaur ulang. Seperti banyak posisi etika lain, paham lingkungan membentuk kriitik dan arsitek modern maupun kondisi bahan kemodernan.

 

 

 

 

 

6. The Body

Badan dan alam, dua sistem organik, keduanya ada dalam hubungan antagonis terhadap modernisme. Diantara para modernis, Le Corbusier hampir sendini dalam mengejar sistem perbandingan berdasarkan manusia, Modulor. Hubungan antara badan dan arsitek untuk kebanyakan bagian diabaikan dengan para arsitek fungsionalis kecuali dalam akomodasi pragmatis bentuk manusia di tempat berteduh. Rute postmodern lainnya terhadap arsitektur yang dipentingkan kembali maka bertemu pada badan manusia sebagai tempat arsitektur. Minat sekarang dalam badan muncul dalam beberapa bentuk: Fenomenologi, poststruktualis, dan feminis.

 

KESIMPULAN : TEORI POSTMODERN

 

            Meskipun ini menyimpulkan aspek-aspek, terdapat banyak alasan untuk studi teori postmodern. Tulisan tahun 1965 sampai 1995 mencakup kekayaan tema arsitektur, yang dibingkai oleh paradigma teoritis yang mengagumkan. Mereka membantu menerangi produksi heterogen arsitektur selama tiga tahun terakhir, dan untuk menjelaskan hubungan pada arsitektur modern.

Teori postmodern adalah kritis, optimis, cerdas, menantang dan menyelenggarakan kapasitas pikiran, dan memberi model berpikir kritis dan etis. Dalam hal ini, teori dapat menunjukkan secara pedagogi analisa komparatif posisi para penulis dan logika alasan mereka. Komponen etika juga menentukan model untuk perilaku bertanggung jawab sebagai seorang ararsitek, menekankan hubungan antara aktivitas dan masyarakat desainer.

Essay postmodern dalam bunga rampai ini berhubungan dengan tradisi teori arsitek yang lebih besar dengan kebaikan kontinuitas tema, seperti arti arsitektur dan hubungannya dengan alam, kota, teknologi, dan teladan sejarah. Penimbangan perhatian ini, dan posisi yang diambil tentang hubungan antara arsitektur dan tema ini, adalah apa yang berbeda dan usaha keras teoritis sebelumnya. Perbedaan ini karena pengaruh paradigma teoritis yang sangat kuat dan ekstradisipliner pada disiplin arsitektur. Misalnya, gagasan bahwa teori dapat menjadi katalis bagi perubahan sosial terinspirasi oleh Marxisme dan kritik Sekolah Frankfurt neo-Manxis.

Kritik postmodern dan arsitektur modern telah diadakan oleh yang sangat. kuat berurat berakar dalam lembaga, dan dengan suara “Lain” yang dipinggirkan.

          Tiga tema teori kritis yang muncul pada pertengahan 1990-an feminisme dan masalah badan dalam arsitektur. Estetika indah kontemporer, dan etika linqkungan. Dari posisi di luar aliran utama tulisanan dan dalam, beroperasi dengan essay terrpisah-pisab sebaqai alat. mereka, para pembuat teori postmodern mendekati tema arsitek yang berulang dan muncul.

 

Contoh bangunan :

  • San Francisco Museum of Modern Art [San Francisco]

Architect : Mario Botta

Paradigma : Marxism

Bagunan ini mengingatkan akan bangunan romawi kuno Sanctuary of Fortuna Primigenia dan Ara Pacis Augstae. Bentuknya membuat seseorang merasa sedang mendaki gunung, hanya dengan melihatnya. Hal yang jarang menjadi bahan pertimbangan mengenai hubungannya dengan arsitektur Romawi adalah cara bagaimana interiornya didesain. Sangat teratur dan sangat effisien dalam mengatur orang-orang untuk menuju ke galeri yang satu ke galeri yang lainnya. Ini mengingatkan bagaimana Colosseum didesain. Maksimum effisiensi bagi orang-orang untuk masuk ke dalam bangunan.

 

Theme : Urban Theory

Seperti  yang tertulis diatas bahwa bentuknya sesuai dengan grid jalan kota, sebagaimana orang Romawi mengatur kotanya. Tidak mengherankan bahwa bentuk grid jalan kota juga menerapkan cara Romawi.

            ArchWeek Photo

The San Francisco Museum of Modern Art by Mario Botta. View from Howard Street.
Photo: Robert Cainfield

 

  • Umbau Des Louvre [Perancis]

Architect : I.M. Pei

            Paradigma : Aesthetic of the sublime

Seperti gedungnya Rock and Roll Hall of Fame, gedung ini juga mengambil bentuk geometri yang telah biasa kita ketahui yaitu Piramida yang ada di Mesir. Tetapi terdapat perbedaan yang sangat besar diantara keduanya. Piramid Mesir telihat sangat masif dengan pembukaan yang sangat kecil, bagian interior yang tidak terlalu besar dan juga merupakan bangunan yang dibuat untuk menyimpan semua rahasia seorang raja, jadi bangunan tersebut sengaja dibuat bukan untuk umum. Sedangkan karya I.M. Pei ini merupakan sebuah bangunan yang terkesan ringan karena terbuat dari rangka baja.

           

 

            Theme : History and Historicism

Museum karya seni Perancis yang terkenal ini mengadopsi bangunan pyramid Mesir [historical analogy].

View from Outside Umbau Des Louvre,1988-1993

  • National Gallery of Canada [Ottawa, Ontario, Canada]

Architect : Moshe Safdie

Paradigma : Aesthetic of the sublime

Salah satu bagian museum yang mudah dikenali adalah “Great Hall”, sebuah dome yang terbuat dari kristal yang menjadi silhouette dari Parliamentary Library.

 

Theme : History and Historicism

            Banyak mengadopsi intrepetasi kontemporer dari Gothic terutama pada bagian Great Hall

Exterior of Great Hall.

 

  • Skirball Culture Center [Los Angeles]

Architect : Moshe Safdie

Paradigma : Phenomenology

Bentuk dari cultural center sebagian besar dipengaruhi oleh bentuk topografi dari lahan. Program utama dari fasilitas ini terdiri dari galeri, pusat konfrensi, dan pusat pendidikan. Sebuah amphitheater, pada kaki bukit yang mangarah pada pavilion meditasi yang berada di puncak bukit.

           

 

 

 

            Theme : Places

Topografi lahan mempengaruhi design bangunan ini dimana didesign untuk menahan daerah yang tidak stabil dari bukit terutama untuk menahan aliran lumpur.

View dari atas Site model showing the series of pavillions that are carved into the slope of the Santa Monica Hills.

 

  • Vancouver Library Square [Vancouver, British Columbia, Canada]

Architect: Moshe Safdie

Paradigma : Marxism

Yang menarik dari bangunan ini adalah bentuknya yang menyerupai bangunan arsitektur Romawi kuno yaitu Colloseum, hanya saja jika pembukaan pada Colloseum tidak ditutup sedangkan pada bangunan ini pembukaannya ditutup kaca

 

            Theme : Urban Theory

Garis besar dari pryek ini adalah dinding elliptical yang berdiri bebas yang berisi ruang belajar dan membaca yang di akses oleh jembatan dari pavilion  yang berada di pusat. Atap dari perpustakaan digunakan sebagai taman umum yang besar, sebagai contoh dari usaha Safdie untuk mengenalkan elemen taman dalam urban setting.

Photograph of the north-west entrance.