Kompas online
Ikan Gurame Fauna Khas
Tasikmalaya
Tasikmalaya, Kompas
Ikan gurame (Osphronemus
goramy) yang sudah dibudidayakan di berbagai daerah
Indonesia, diakui sebagai fauna khas Kabupaten Tasikmalaya,
Jabar. Ini dikuatkan oleh SK Bupati Tasikmalaya nomor
522.4/189/1994 tanggal 28 Mei 1984.
Demikian Dinas Perikanan
Tasikmalaya, sehubungan adanya keraguan kabupaten lain bahwa
ikan air tawar berprotein tinggi itu merupakan fauna khas
Tasikmalaya. Menurut Drs E Sudjana, Ketua Perhimpunan Petani
Pemakai Air Tasikmalaya, yang juga staf Dinas Perikanan
setempat Sabtu (11/5), bukti-bukti menguatkan pengakuan.
Budidaya gurame sudah meluas di masyarakat Tasikmalaya, yang
kini memiliki kolam 4.468,5 hektar, sawah ikan 8.681 hektar
dan tahun 1994 produksi ikan Tasikmalaya 15.468 ton (harga
ikan rata-rata Rp 3.000 per kg). Dilihat dari data ikan
konsumsi, produksi ikan Tasikmalaya yang semula bisa
mencapai 30 persen produksi ikan di Jawa Barat, kini mulai
tergeser produksi jaring terapung Saguling, Cirata dan
Jatiluhur. Turunnya produksi ikan Tasikmalaya karena
meletusnya Gunung Galunggung yang terjadi sepanjang tahun
1982.
Hingga seluruh kolam ikan
di kaki gunung itu, hancur total dihantam banjir lahar,
termasuk induk ikan. Untuk menjadi induk gurame siap telur,
perlu waktu minimal empat tahun, dengan penangkaran khusus.
Harga pasar ikan gurame yang cukup baik, sangat mempengaruhi
penyediaan induk. Sebab ikan gurame sebelum empat tahun
sudah laris dipasarkan, sedangkan penangkar induk gurame
sampai saat ini belum ada yang khusus. (dmu)
|