Suara Pembaruan
Online
Ciamis, Bukan Hanya "Ciung
Wanara"
MASYARAKAT Ciamis, Jawa
Barat (Jabar) dalam khasanah sastra Sunda dikenal memiliki
cerita rakyat Ciung Wanara. Kisah yang melegenda itu, telah
dibukukan oleh sastrawan Ajip Rosidi. Tapi Ciamis, ternyata
menyimpan potensi lain yang tak kalah menariknya, tapi belum
kembangkan secara maksimal.
Di antaranya objek wisata
alam Curug Tuuh yang berlokasi di kampung Nanggela, Desa
Sandingtaman Kecamatan Panjalu. Pada areal tanah milik Perum
Perhutani seluas 300 hektare, merupakan objek wisata air
terjun dengan dinding alam yang tinggi menjulang di sekitar
lokasi.
Curug Satu
Di kiri kanan tempat itu
menjulang tinggi bukit gunung Ciparang, dan Cibolang yang
masih bagian dari gunung Syawal. Lingkungan alam di
sekitarnya yang khas milik bumi Parahyangan menambah pesona
lokasi wisata itu.
Selain itu, objek wisata
ini memiliki udara yang sejuk dan bebas berada di kaki
gunung Syawal, gunung yang mempunyai ketinggian 700 meter di
atas permukaan laut.
Hutan wisata Cibolang
dengan nama Curug Tujuh-nya mempunyai daya tarik tersendiri,
yakni dengan berjejernya curug, bernama Curug Satu, Curug
Dua, Curug tiga dan seterusnya sesuai urutannya. Konon, satu
di antaranya yaitu Curug Satu, airnya berkhasiat
menyembuhkan sejumlah penyakit kulit.
Selama ini, memang belum
banyak pengunjung yang datang setiap harinya, karena selain
fasilitasnya belum memadai, juga promosi untuk objek wisata
ini belum tersebar luas. Artinya, Cibolang masih kalah
dengan objek wisata lainnya milik Perum Perhutani Unit III
Jabar - Karangnini di pantai Pangadaran, Ciamis
selatan.
Saat ini, hanya untuk
masa-masa liburan, seperti hari Minggu, hari Raya Idul
Fitri, Tahun Baru, 17 Agustus atau liburan sekolah, objek
itu mampu menarik banyak pengunjung yang rata-rata golongan
muda dan para pelajar.
Air bersih yang mengalir
dari kali Cibolang, kali Cimantaja, cukup melimpah dan mudah
didapat juga menjamin rasa aman, dan nyaman.
Curug Tujuh memang punya
kelebihan jika dibandingkan dengan kebanyakan air terjun
lain pada umumnya, di antaranya adalah air terjun tidak
pernah surut sekalipun di musim kemarau, air yang mengalir
berasal dari gunung Syawal dan yang paling utamanya
berkhasiat untuk penyembuhan penyakit, seperti rematik,
encok, dan pegal linu.
Dalam upaya menarik minat
para pengunjung agar lebih betah tinggal beristirahat di
lokasi hutan wisata, pihak pengelola terus menerus memoles
dan memelihara sekitar lokasi hutan itu yang luasnya 300
hektare. Misalnya, di pintu masuk kawasan Curug dibuatkan
pintu gerbang, dan ditanam berbagai jenis kayu
langka.
Ikan Khas
Di samping pintu gerbang
dibuatkan kolam ikan ukuran 20 kali 36 meter, yang airnya
memanfaatkan air kali Cibolang. Kolam tersebut memelihara
"ikan khas", sejenis ikan mas, diambil dari Kecamatan
Mandarincan Kabupaten Kuningan. Dari jumlah 23 ekor ikan
yang ditambakkan pihak Perhutani sejak delapan tahun
lalu.
Kini, ikan-ikan tersebut
sudah berkembang biak menjadi ratusan jumlahnya bahkan
sampai seribu ekor, beratnyapun sudah ada yang mencapai
lebih dari 5 kilogram. Ikan-ikan itu tak pernah ada yang
mengganggu apalagi dicuri. Sebab, ada semacam kepercayaan
yang ditabukan masyarakat "bagi siapa saja yang berani
mengganggu".
Mengenai sarana
transportasi menuju lokasi objek wisata Curug Tujuh tidaklah
sulit, asal saja perjalanan dilakukan siang hari. Dari jalan
raya jurusan Panjalu - Kawali, baik yang datang dari arah
barat maupun dari arah timur, belok ke kampung Cipicung,
Sandingtaman terus ke kampung Nanggela, dan sampailah ke
Curug Tujuh.
Jalan yang dilalui cukup
baik dan sudah beraspal, tetapi ada sekitar satu sampai dua
km jalur jalannya berupa tanjakan yang agak tajam memang
cukup mengasyikkan keindahan alam pegunungan yang masih
perawan, dan bila menengok ke arah timur terlihat hamparan
sawah yang cukup luas dan subur.
Pulang berwisata dari
Curug Tujuh, bagi yang akan meneruskan perjalanan ke Bandung
atau Tasikmalaya bisa mampir dan melihat Situ Lengkong, bisa
juga berhenti sejenak sambil menikmati makanan khas daerah
seperti wajit. Juga tak kalah nikmatnya menu goreng ikan
hasil pancingan dari Situ Lengkong, seperti jenis mujair,
mas, dan ikan kecil-kecil yang orang Panjalu menyebutnya
ikan kulinyar.
|